Gara-Gara Damon!

132 11 3
                                    

HALOHALOO😈😂Ketemu sama Fanni lagi😊
Coba absen komen dibawah🙋

1. Tau I Love You, Damon! Sejak kapan?

2. Dimana kalian baca ILYD?

3. Biasa baca ILYD pagi siang sore malem?

Jangan lupa kasih bintang ya frenss🐣

😈😈😈

Elena menghembuskan napas kasar. Ia baru saja keluar dari ruang BK untuk yang pertama kalinya. Selama menjadi murid SMA Radana 3, Elena tidak pernah sekali pun membuat masalah hingga mengharuskannya berurusan dengan orang-orang di dalam ruangan itu.

Dan hari ini citra baik itu tidak akan pernah melekat pada diri Elena. Semua gara-gara Damon!

Dengan langkah gontai Elena berjalan menyusuri lorong koridor sekolah yang tampak sepi, tidak lupa bibirnya yang terus berkomat-kamit menyumpah serapahi laki-laki penyebab kehebohan ini.

PLISSS INGATKAN ELENA UNTUK MENGHAJAR DAMON!

Kegiatan Proses belajar mengajar tengah berlangsung saat ini. Lagi-lagi Elena menghembuskan napas kasar.

“El!”

Elena tersenyum tipis melihat seseorang itu mendekat. Dia Ian.

“Habis dari mana El?” tanya Ian, tepat saat tubuh tingginya berhenti di depan Elena.

“BK.”

Ada rasa sedih yang terbesit di hati Elena saat tahu bahwa Ian tidak peduli dengan musibah yang terjadi padanya. Meskipun tidak seratus persen murni kesalahan Ian. Elena sangat memahami betul jika Ian bukan tipe laki-laki yang suka mendengarkan gosip seperti itu. Bahkan untuk sekadar bermain sosial media saja Ian jarang sekali.

Ian adalah definisi calon imam yang paling sempurnah pake H menurut El.

Sudah ganteng, pinter, kalem. Ah, memang Ian terbaik.

Berbeda sekali dengan kakaknnya yang memang sudah bobrok-able dari masih zigot itu.

Sungguh Elena kesal sekali!

“Mau cerita sama gue kenapa bisa masuk BK?” tawar Ian. Elena bahkan sangat terkejut saat pergelangan tangannya di tarik pelan oleh Ian menuju kursi panjang yang terbuat dari ubin, tepat di depan kelas X-IPA 1.

Tuh kan, perlakuan lembut Ian aja udah bikin Elena melting.

Elena nurut saja, kemudian ikut duduk berhadapan dengan Ian. “Lo gak liat berita pagi ini?”

Ian menggeleng penuh kebingungan.

“Gue gak tau kalau Damon se-terkenal itu.” Ian malah tertawa menanggapi ucapan Elena. Lain dengan Elena yang sudah mengembungkan pipi merasa kesal dengan Ian.

“Dari dulu emang itu anak banyak yang suka El. Gak usah kaget!”

“Gue gak kaget, sih,” balas Elena bodo amat. “Gue cuma kesel aja dia bikin berita yang enggak-enggak, sampe akhirnya jadi fitnah kan.”

Ian mengernyit. “Berita apa?”

“Tauk lah, gak usah di bahas gue males.” Elena memutar posisi tubuhnya, tidak lagi beradapan dengan Ian, melainkan lurus menghadap lapangan outdoor yang biasa digunakan untuk bermain sepak bola.

“Btw, lo dari mana?” tanya Elena.

“Oh, minjem buku ini di perpus.” Ian mengankat 3 buku paket di tangannya.

I Love You, Damon! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang