Update lagiiiii🤭😢😭
Jadi beberapa hari yang lalu ada yang dm aku di wattpad katanya part aku pendek-pendek :(
Emang bener gais🙈 aku tiap nulis cerita I Love You Damon kan mesti mood banget karena tokohnya sableng semua, jadi aku enjoy dan bisa sampe ngetik 3rb words 😜 nah tapi karena aku termasuk orang yang moody, jadi aku cuting lagi tuh jadi 1000-1500per bab, kecuali kalau emang lagi mager buat cut to cut, baru deh aku biarin 2500-3000 kata itu di satu bab😶
So jadi itu klarifikasi dari aku, aku harap kalian ngerti🙈🤭 dats wai kenapa kayak jadi perbab satu scene wkwkw biar ada stok bab gitulo gais🤣🤭
Udahsi itu aja, kalo kalian sayang damon, make sure kalian udah vote cerita ini😍
Cedokit!!!!
😈😈😈
Rose menoleh sekilas. Sepertinya ia merasa ada yang mengawasi. Sorot matanya langsung menoleh ke segala arah, menyapu bersih setiap sudut di sekitar rumah Elena.
Tidak ada siapa-siapa.
Dahi Rose mengerut. Bingung sekaligus aneh. Menjadi anak salah satu abdi negara membuat Rose jauh lebih awas dengan keadaan di sekitarnya. Sejak dulu keluarganya selalu memberikan ajaran bahwa kejahatan bisa kapan pun terjadi. Oleh karena itu, semua penghuni rumah wajib mempunyai bekal kemiliteran yang diajarkan langsung oleh Papanya, sekaligus salah satu anggota kemiliteran negara.
Belum juga pulih, kerutan di dahi Rose semakin mengkerut ditambah dengan kedua alis yang menyatu. Sorot matanya semakin tajam melihat benda yang terlihat aneh untuk ukuran pohon. Seolah benda itu sedang mengintip dari kejauhan.
Rose menoleh singkat pada pagar kayu milik Elena. Sepertinya akan tidak apa-apa Elena menunggu kedatangan Rose, ketimbang ia harus membiarkan rasa penasarannya tidak terjawab.
Ketika menoleh lagi, benda dari pohon yang beberapa detik lalu sempat Rose lihat kini sudah hilang. Digantikan dengan suara langkah kaki yang terdengar semakin jelas akibat tanah kosong di depan rumah Elena sudah ditumbuhi oleh rumput liar tinggi dan juga reruntuhan rating pohon yang sudah rapuh.
Tanpa berpikir panjang Rose langsung mengejar sosok itu sebelum terlalu jauh pergi. “WOY!!!!”
Nyaris kurang dari dua meter, Rose bisa melihat benda yang dilihatnya dan siapa sosok itu. Ternyata itu ujung topi.
Pria jangkung dengan pakaian serba hitam, jaket kulit, dan topi dengan bahan yang serupa dengan jaket. Sesekali pria itu menoleh untuk memastikan jarak diantara mereka masih pada batas aman untuk melarikan diri. Wajahnya benar-benar tertutup oleh masker dan kaca mata.
Itu semakin membuat Rose kesulitan untuk mengenali siapa dia.
Rose semakin mempercepat langkah kakinya. Tidak peduli pada napas yang kian tersengal, jantung yang terus berdetak dan juga kuncir ekor kuda rambutnya yang sudah tidak tau berbentuk seperti apa.
Rose hanya ingin tau siapa pria itu. Kenapa dia berdiri di balik pohon di seberang rumah Elena. Kalau memang orang itu berniat baik, tentu saja dia tidak akan kabur saat Rose mengejarnya. Yang lebih mencurigakan lagi adalah Rose tidak sengaja menginjak benda berwarna hitam dengan dua lubang pada masing-masing sisi saat hendak kembali ke rumah Elena.
Teropong jarak jauh.
Rose memilih untuk memungut benda itu dan memasukannya ke dalam tas. Sudah jelas jika orang itu mempunyai niat jahat pada Elena.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Damon!
Teen FictionDamon itu pria menyebalkan, pengganggu, dan sedikit Gila. Elena benci Damon. pertemuannya dengan Elena pada saat ulangtahun Caroline juga tanpa unsur kesengajaan. Damon adalah kakak dari Rian Salvazze, cowok yang paling Elena sukai sejak awal masuk...