"Liat Ian, gak?"
"Tau Ian dimana?"
"Ian masuk hari ini?"
Sudah seharian ini Elena mencari Ian, tapi keberadaan laki-laki itu juga belum terlihat. Jika kalian tanya ada urusan apa Elena mencari Ian, tentu saja untuk menanyakan kembaran misterius yang ia jumpai di pesta beberapa malam yang lalu.
Sejak malam itu juga Elena tidak pernah bertemu Ian di sekolah, padahal kelas mereka bersebelahan. Ada banyak sekali kemungkinan untuk tidak sengaja berpapasan.
"Anj!" sapa Elena saat melihat Anji sedang sandaran pada pilar depan kelas sembari makan sate pentol bakar.
"Manggil yang lengkap deh, El. Masa manggil gue udah kayak manggil anjing. Nanggung banget!" Sungut Anji, lalu membuang tusuk sate ke tong sampah.
"Ngapa?" lanjutnya.
"Elah, Anji baperan banget sih, iya, maaf. Becanda Anjiiii," jelas El.
"Mana ada gue baper sama lo? Geer banget," ejek Anji, lagi.
"Gue serius Anjirrrr!"
"Nama gue Anjiiii Elena!"
"Dia absen, sampai..." Anji menggantung kalimatnya, mencoba mengingat sampai kapan cowok itu ijin tidak masuk sekolah, "Sampai kapan, ya? Kok gue lupa."
Elena menatap ketua kelas itu, penuh harap. "Ayolah, inget-inget, Nji. Gue butuh ketemu Ian." gadis berambut panjang itu menyentuh telapak tangan Anji.
"Wessss, jangan pegang-pegang, El. Nanti jadi fitnah." Anji tertawa renyah, "gue tau kok, kalau lo naksir Ian. Secara, siapa yang gak suka sama dia? Doi orangnya penyayang banget."
"Sama kayak gue," lanjutnya.
Ngeselin banget kan?!
Elena tersenyum mengingat raut wajah Ian yang tampan, terlebih lagi menurut Elena, cowok itu memiliki sejuta kelebihan yang membuat setiap perempuan merasa tenang saat melihat wajah nya yang menggemaskan.
Elena menggelengkan kepalanya pelan, tujuannya mencari Ian bukan hanya kangen tidak bertemu selama beberapa hari, tapi juga untuk menanyakan soal Damon.
"So? lo tau rumah Ian gak?" Akhirnya Elena memberanikan diri untuk bertanya pada Anji, ketua kelas di XII-3 , kelas Ian.
"Tau lah! gue pernah satu kali belajar kelompok disana." Anji berucap bangga, menepuk-nepuk dada seolah dirinya paling hebat. Lalu kembali berkata, "kebetulan rumahnya se arah sama gue, mau nebeng?"
Elena tampak berpikir beberapa kali, ia menoleh kelasnya. Jika Ia pulang dengan Anji, bagaimana dengan Rose? Namun sedetik kemudian, Ia tersenyum manis. "Oke, gue nebeng lo."
Lantas ia pergi menemui Rose dan Caroline yang sudah menunggunya di kantin sekolah..
😈😈😈
Tring...... Tring....
Bunyi itu, bunyi yang selalu dinantikan oleh seluruh siswa-siswi SMA Radana 3. Begitu terdengar untuk kedua kalinya, semua murid segera berhamburan keluar dari dalam kelas.
Elena membereskan buku-buku mata pelajaran Bu Anya, memasukan semua buku itu secara asal kedalam tas, pokoknya masuk aja dulu nih buku, begitu pikir El. Urusan untuk menata buku-buku sesuai pasangannya bisa ia lakukan saat dirumah.
Kali ini, Ia harus mengejar waktu yang tersisa. Jika Alana pulang terlebih dahulu sebelum El—akan terjadi perang dunia kedua. Sudah dipastikan jika Alana akan mengomel sepanjang malam padanya. Ia melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya, pukul tiga sore. Itu berarti, El memiliki waktu dua jam untuk pergi kerumah Ian sebelum Alana pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Damon!
Teen FictionDamon itu pria menyebalkan, pengganggu, dan sedikit Gila. Elena benci Damon. pertemuannya dengan Elena pada saat ulangtahun Caroline juga tanpa unsur kesengajaan. Damon adalah kakak dari Rian Salvazze, cowok yang paling Elena sukai sejak awal masuk...