Jungkook terus menatap pintu keluar gedung apartement dari dalam mobilnya, entah berapa banyak waktu lagi yang ia butuhkan untuk menunggu gadis bermarga park tersebut. Rasanya matanya sudah lelah menatap pintu yang sudah dilewati oleh beberapa orang disana.
"Dimana dia, kenapa lama sekali"
Bukan tanpa sebab ia mau menunggu seperti ini tadinya ia ingin menemui gadis itu secara langsung tapi sayangnya ia tidak tau dimana ruang apartement milik jihyo berada, Mau menghubunginya tapi baterai Handphonenya malah habis dan handphone jimin malah kehabisan pulsa, sungguh malang nasibnya menunggu tidak jelas seperti ini.
Hujan perlahan mulai turun membasahi setiap sudut kota dan menambah diginnya cuaca malam hari ini. Jungkook masih setia menunggu dibalik kaca mobil yang membuatnya terhindar dari percikan air hujan yang turun dengan sangat deras.
Matanya seketika berbinar saat melihat sesosok gadis yang dari tadi ia tunggu sedang berjalan kearah mobilnya dengan menggenggam sebuah payung ditangannya. Sungguh rasanya jungkook seakan melihat sesosok malaikat yang sedang berjalan diantara butiran derasnya hujan.Jihyo mulai mengetuk kaca mobil yang terparkir dihadapannya mengisyaratkan agar orang tersebut untuk membuka pintu. Bukannya ia menjadi gadis yang manja tapi pintu mobil itu tidak bisa terbuka karena jungkook mengungcinya dari dalam.
"Kau lama sekali"ucap jungkook saat jihyo sudah masuk.
"Maaf... aku harus bersiap dulu"
Jihyo mulai memasang seatbell sebelum jungkook melajukan mobilnya tapi seatbell tersebut sepertinya macet dan membuatnya sedikit kesulitan dalam memasangnya, jungkook yang menyadari itu perlahan mulai mendekat sehingga membuat jihyo sedikit terkejut pasalnya jarak diantara mereka sangat dekat hingga rasanya bibir mereka hampir bersentuhan."Apa yang kau lakukan, jangan macam-macam padaku"ucap jihyo yang terlihat panik saat jungkook semakin mendekatinya.
"Aku hanya mau membantumu saja" jungkook mulai menarik seatbell yang agak tersangkut itu dan memasangkannya ketubuh gadis park yang terus menatapnya dengan mata bulat yang terlihat terkejut.
Jihyo merasakan jantungnya berdetak lebih kencang saat jungkook menatapnya dengan jarak sedekat ini. Sungguh jihyo tidak bisa mengontrol apa yang terjadi pada dirinya saat ini, seketika dirinya tak bisa bergerak karena tatapan jungkook yang seakan menyihir dirinya."Tidak perlu terkejut seperti itu, santai saja, aku hanya ingin membantumu "jungkook mulai kembali ketempatnya dan melajukan mobilnya menerobos derasnya hujan menuju suatu restoran dimana jimin sudah menunggunya disana.
Jungkook sesekali melirik jihyo yang hanya menatap keluar jendela, sepertinya gadis itu sedang ada masalah terlihat dari raut wajahnya yang terlihat agak sedih, memang jihyo saat ini sedang sedih dia masih memikirkan perkataan taehyung tadi yang mengatai dirinya seorang penghianat sungguh rasanya ia mau membuka lebar mata pria itu untuk melihat sebuah kebenaran dimana faktanya pria kim itu hanya salah paham padanya.
Tak membutuh waktu lama akhirnya mereka sudah sampai ditempat tujuan, jungkook mulai turun dan langsung berlari masuk kedalam restoran karena tidak ingin sampai pakaian yang ia kenakan basah, Berbeda dengan jihyo yang berjalan dengan santai melewati derasnya hujan sambil menggenggam sebuah payung ditangannya.
Kedua orang itu mulai masuk dan mencari sesosok pria park yang sudah menunggunya dari tadi ditempat itu.
"Dimana dia..."jungkook mengedarkan pandangannya mencari sesosok pria itu diantara banyaknya pelanggan yang ada direstoran malam ini.
"Disana.."jihyo langsung menunjuk kearah dekat jendela dan benar saja jimin sedang duduk disana sambil meminum segelas jus.Jihyo dan jungkook berjalan menghampiri jimin dan langsung duduk dihadapan pria itu.
"Kenapa kalian lama sekali,aku seperti orang bodoh saja duduk menunggu disini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Debt of gratitude
RandomBagaimana cara mereka membalas kebaikan dan kisah cinta yang rumit menambah sulitnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.