Episeode 16

395 62 4
                                    

Taehyung terlihat berdiri tepat didepan pembatas jembatan, pemuda itu seakan bersiap untuk mengakhiri hidupnya disana, meski ada sedikit rasa takut yang berselimut dalam hatinya tak membuat taehyung menghentikan niatnya untuk segera pergi meninggalkan dunia yang sama sekali tak berpihak padanya. Tanpa rasa ragu pemuda itu mulai memanjat naik keatas pembatas jembatan dan berdiri disana.
"Selamat tinggal jihyo, aku harap kita akan bertemu dikehidupan selanjutnya" ucap taehyung dan menutup kedua matanya.
Tapi baru saja taehyung ingin melompat tiba-tiba ia mendengar sebuah suara yang seakan memanggil namanya dari arah jauh. Dengan cepat taehyung berbalik dan benar saja terlihat seorang gadis sedang berlari menghampirinya dengan raut wajah yang terlihat cemas.

"Apa yang kau lakukan disini, apa kau berniat mengakhiri hidupmu seperti ini? Jangan gila taehyung ,Cepat turun!" Teriak jihyo marah dan menarik tangan taehyung untuk segera turun dari atas pembatas jembatan.

"Biarkan aku mati, aku sudah tak punya alasan lagi untuk hidup didunia ini. Jadi jangan menghalangiku" Taehyung kembali berniat naik keatas pembatas jembatan tapi jihyo kembali menarik tangannya hingga hal tersebut membuat taehyung menjadi marah dan mendorong jihyo hingga terjatuh kesisi jalan. Seketika jihyo meringis kesakitan saat lututnya tergores aspal jalan yang sangat kasar dan membuatnya sedikit berdarah. Melihat hal tersebut membuat taehyung langsung melupakan niat bunuh dirinya dan langsung menghampiri jihyo yang sudah kesakitan akibat luka dilututnya.

"Maafkan aku jihyo, aku tidak bermaksud melukaimu" ucap taehyung merasa bersalah.

"Jangan lakukan hal bodoh seperti ini taehyung, aku tidak mau sampai kau meninggalkanku. Kau sangat berarti bagiku" taehyung seketika terdiam menatap jihyo yang mulai menangis. Seketika penyesalan dalam hatinya berhasil membuat taehyung tersadar dengan niat buruk yang baru saja ingin dilakukannya.
"Kenapa kau mau meninggalkanku taehyung..."jihyo terus terisak dan memukul dada pria itu hingga berulang kali.

Merasa tak tega melihat jihyo seperti ini membuat taehyung membawa gadis itu masuk kedalam pelukannya. Bahkan taehyung memeluknya dengan sangat erat seakan tak membiarkan jihyo untuk pergi.
"Maafkan aku, aku tak bermaksud membuatmu seperti ini. Jadi berhentilah menangis".  Taehyung terus mengelus puncuk kepala jihyo berusaha memberikan ketenangan pada gadis bersurai hitam itu.

"Berjanjilah kau tak akan berniat mengakhiri hidupmu lagi" pinta jihyo yang diangguki taehyung dengan senyuman.

"Aku sangat menyayangimu taehyung, jadi jangan menganggap aku tak memperdulilanmu".
"Maafkan aku, mulai sekarang aku akan menghilangkan sikap egoisku dan akan menghargai semua keputusanmu baik itu dalam hal pendapat atau pun cinta" ucapan taehyung itu membuat jihyo tersenyum haru, sungguh ia tak menyangka taehyung bisa sedewasa ini dalam mengambil keputusan dan hal tersebut membuatnya senang.
"Terima kasih taehyung kau sudah sangat pengertian padaku"

"Aku sudah tak memperdulikan jika kau ingin bersama jungkook jadi berbahagialah bersamanya.." ucap taehyung tulus.

"Terima kasih taehyung, kau adalah oppa terbaik didunia ini"

"Dan kau adalah adik terbaik didunia ini" kedua orang itu akhirnya pulang bersama dan memulai kehidupan yang lebih baik kedepannya.

Seminggu kemudian hari-hari jihyo begitu menyenangkan bahkan masalah diantaranya dengan taehyung sudah berakhir dan pria itu terus mendukung hubungannya dengan jungkook. Buktinya saja hari ini taehyung menyuruh jihyo untuk menemui kekasihnya itu, dengan membawa sebuah makanan jihyo mendatangi kediaman jungkook berharap pria bergigi kelinci itu  berada dirumahnya. Karena biasanya jungkook jarang pulang dan terbilang sangat sibuk dengan pekerjaan kantornya.

Dengan lembut jihyo menekan bel yang ada disebelah pintu dan tak lama pintu itu terlihat terbuka dengan jungkook yang berada dibelakangnya. Senyuman pria itu seketika mengembang saat mengetahui ternyata kekasihnya itu yang sedang berkunjung, dengan senang hati jungkook menarik jihyo untuk masuk kedalam kediamannya yang bagai istana.
"Aku membawa makanan untukmu, jadi makanlah selagi ini masih hangat" baru saja jihyo ingin menuju dapur, jungkook seketika memeluknya dari belakang dan menenggelamkan wajahnya dileher mulus gadis bermata bulat itu. Melihat jungkook bersikap manja seperti ini membuat jihyo tersenyum dan mengelus surai hitam pria itu.
"Kalau kau bersikap seperti ini bagaimana caranya aku menyiapkan makanan, yang ada kau bisa lapar nanti"

Debt of gratitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang