Episode 13

410 67 10
                                    

Kini pria bermarga kim itu sedang tidak sadarkan diri setelah mendapat pukulan kencang dari jungkook yang sudah terlanjur marah. Sungguh rasa kasihan untuk pria itu sudah hilang tergantikan kekesalan yang tak ada ujungnya, masih dengan kemaran yang meluap-luap jungkook tak segan kembali memukul taehyung yang sudah tak sadarkan diri diatas sofa.
"Hentikan!" teriak jihyo marah.
Jungkook seketika menatap jihyo dengan tatapan penuh kemarahan, berani sekali kekasihnya itu membela pria yang sudah membuatnya marah.
"Apa kau kini berpihak padanya?"

"Aku tidak berpihak diantara kalian berdua, mengertilah..., taehyung sudah sangat sekarat dan kau masih saja meluapkan kemarahanmu padanya. Apakah begini caramu memperlakukan seseorang yang sedang terluka?"

"Baiklah, kini aku mengerti ternyata kau membela pria brengsek itu, jadi nikmatilah waktumu bersamanya, aku pasti tidak akan mengganggu kalian berdua" tanpa mendengar penjelasan jihyo, jungkook langsung pergi menuju kamarnya dan menutup pintu yang ada dihadapannya itu dengan sangat keras.

Dari luar sana terdengar suara sebuah mobil yang baru saja memasuki pekarangan rumah, dengan cepat jihyo membuka pintu mempersilahkan seorang pria berseragam putih itu untuk masuk.
"Apa yang terjadi dengannya?" Tanya yugyem saat melihat kondisi taehyung yang sudah sangat memperihatinkan.
"Aku akan menceritakannya nanti, tolong periksa dia dulu" yugyem langsung mengeluarkan peralatan kedokterannya dari dalam tas hitam yang dibawanya.
Setelah memeriksa denyut nadi
taehyung, kini pria berprofesi sebagai dokter itu membalut luka dibagian tangan dan leher taehyung yang sudah sangat parah terlihat dari darah yang kini menembus masuk mengubah warnah perban yang melilit tubuhnya.

"Dimana jungkook?" Tanya yugyem yang dari tadi tak melihat sesosok pria penghuni rumah ini.

"Dia ada dikamarnya" jawab jihyo singkat yang hanya diangguki yugyem.

"Tolong berikan obat ini jika dia sudah sadar dan jangan lupa mengganti perbannya juga" yugyem meletakkan semua barang yang diperlihatkannya pada jihyo diatas meja lalu melangkah pergi.

Dengan rasa cemas jihyo terus menatap taehyung yang masih setia memejamkan kedua matanya, hingga ia tak menyadari sesosok pria dari atas sana dari tadi sedang mengawasinya bahkan tangan pria itu kini sedang mengepal kuat. Perlahan jihyo mengelus tangan taehyung yang terlihat sudah terlilit perban.
"Semoga kau segera sadar taehyung" ucap jihyo yang setelahnya tertidur dengan posisi terduduk disamping pria itu.
Dari atas sana jungkook sudah sangat terbakar api cemburu, hatinya terasa sakit saat melihat gadis yang dicintainya memberi perhatian lebih kepada pria lain.
Karena merasa tak tega melihat jihyo kedinginan jadi jungkook menyelimuti tubuh kecil kekasihnya itu dan mengelus surai hitamnya.
"Kenapa kau sangat baik padanya, apa jika aku terluka seperti ini kau juga akan merawatku?" Perlahan jungkook mulai menjauh dan kembali kekamarnya untuk menenangkan pikirannya yang sudah sangat kacau.


Pagi telah tiba tapi kedua orang itu sama sekali belum bangun hingga membuat jungkook mengelus rambut jihyo untuk membangunkannya. Dengan penglihatan yang masih kabur jihyo terus mengelus-elus kedua matanya dan dilihatnya jungkook yang kini tersenyum menatapnya.
"Apa kau sudah bangun?" Tanya pria itu yang hanya diangguki jihyo.

"Apa aku perlu membawa pria itu kerumah sakit?" Tanya jungkook lagi yang hanya membuat jihyo bingung, mengingat tadi malam jungkook sangat marah bahkan memukul taehyung dengan sangat keras dan sekarang sikap pria itu seketika berubah 180 derajat.

"Tidak perlu, yugyem sudah memberikan beberapa obat dan juga perban"

"Kalau begitu aku berangkat kerja dulu" ucap jungkook lalu mencium puncuk kepala jihyo dan berlalu pergi.

Jihyo masih terus memikirkan sikap jungkook yang sangat cepat berubah, hingga membuatnya  tak sadar bahwa pria yang tertidur diatas sofa itu sudah tersadar dan kini sedang menatapnya. Taehyung mengelus wajah jihyo dengan lembut hingga membuat gadis itu seketika menatapnya.
"Kau sudah sadar?, apa ada yang sakit?" pertanyaan jihyo itu hanya membuat taehyung tersenyum.

Debt of gratitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang