Episode 12

468 70 11
                                    

Terlihat kedua pria itu saling terdiam menatap kearah langit, cerita lama diantara kedua pria itu seakan tak bisa dilupakan satu sama lain.
"Apa kau masih menghubungi gadis itu?" Tanya taehyung basa-basi.
"Apa pedulimu, menjauhlah dari kehidupanku" jimin kembali meneguk alkohol yang sangat memabukkan itu.

"Berhentilah minum, kau sudah sangat mabuk"

"Jangan mengurusiku, kau hanya pria brengsek perebut kekasih orang" baru saja jimin ingin kembali meneguk minuman itu tapi taehyung lebih dulu merebut botol minuman tersebut dan membuangnya kejalan. Seketika jimin menjadi marah dan memukul taehyung dengan sangat keras.
"Apa kau marah? itu hanya botol minuman, apa seperti ini caramu berterima kasih pada temanmu?" taehyung langsung membalas pukulan jimin dengan sangat keras hingga membuat sebuah darah terlihat keluar dari hidung pria bermarga park itu.
"Jangan mencoba melawanku, jangan sampai kau akan menderita seperti dulu".

"Kau sama sekali tidak berubah taehyung, kau masih sombong, entah berapa banyak wanita yang sudah kau rebut dari kekasihnya. Sungguh aku sangat kasihan padamu, mengapa pria setampan dirimu ini tidak bisa mendapatkan seorang kekasih malahan kau hanya menjadi penghancur hubungan mereka". Kemarahan taehyung seakan tak terkendali bahkan kini ia menarik kera baju jimin dan menyeretnya ketepi pembatas jembatan.
"Jaga ucapanmu, kau sama sekali tak tau mengenai hidupku, lagi pula aku merebut kekasihmu itu hanya untuk membuatmu menderita park jimin"

"Diamlah. Kau memang pria brengsek musnahlah kau dari dunia ini" ucap jimin mabuk.

"Bukan aku yang akan musnah tapi kau yang akan musnah lebih dulu, jadi aku harap kau akan bertemu dengan kekasih sialanmu itu dialam sana" seketika taehyung langsung mendorong jimin dari atas jembatan dan membuat pria itu seketika tenggelam. Bahkan taehyung terlihat tersenyum  penuh kemenang setelah ia berhasil menyingkirkan kawan lama semasa sekolahnya itu.
"Semoga kau tidak selamat park jimin" harap taehyung lalu pergi meninggalkan tempat itu.

.
.
.

Bunyi alarm handphone seakan tak dihiraukan oleh kedua orang yang sedang tertidur dengan posisi berpelukan diatas kasur itu, bahkan sinar mentari yang menyilaukan itu tak membuat jungkook membuka mata. Hingga suatu gerakan tubuh jihyo membuat sesuatu dibawah sana seakan bangun dan membuat jungkook seketika membuka matanya terkejut. Yang dilihatnya pertama kali adalah jihyo, gadis itu masih setia berada dialam mimpi dengan dengkuran halus yang keluar dari mulutnya. Perlahan pria itu mulai mendekat dan mengecup sekilas bibir yang sangat menarik perhatiannya itu, bahkan jihyo seakan tak terganggu dengan apa yang dilakukannya hingga membuat jungkook kembali mencium bibir kekasihnya itu bahkan sedikit melumatnya, jungkook langsung terkejut saat gadis itu membuka mata dan dengan cepat jungkook berlari kekamar mandi menghindari amukan dari kekasih tersayangnya itu.

Jihyo masih mengelus-elus kedua matanya yang masih kabur, ia seakan tak mengerti dengan apa yang sedang terjadi hingga membuat jungkook tiba-tiba berlari meninggalkannya. Sampai ia merasa bibirnya seakan basah dan mengelusnya barulah ia menyadari bahwa jungkook ternyata dari tadi menciumnya saat ia masih tidur.

"Jungkook!" Teriak jihyo marah.

"Maaf.., soalnya bibirmu itu sangat manis jadi aku tidak bisa menahannya" teriak jungkook dari dalam kamar mandi. Jihyo mendengus kesal dan berniat membalas perlakuan pria mesum itu.

Setelah 15 menit berlalu akhirnya jungkook keluar dari kamar mandi dan tak mendapati jihyo ada dikamar. Hingga membuatnya tersenyum bahagia karena ia tak harus mendengar omelan kekesalan kekasihnya.
Jungkook meraih pakaian yang sudah disiapkan jihyo diatas kasur dan memakainya bahkan ia sama sekali tak menyadari sebuah tulisan yang ada dibelakang jas yang dipakainya. Dari arah pintu jihyo sudah terlihat tertawa hingga membuat jungkook menjadi bingung melihatnya.
"Ada apa denganmu?" Tanya Jungkook sambil memperbaiki kera jasnya.

Debt of gratitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang