Episode 14

370 62 4
                                    

Diperjalanan pulang jihyo hanya terlihat melamun kearah keluar jendela rasa sedih meninggalkan pria yang dicintainya membuat hatinya terasa sesak mengingat bagaimana jungkook sama sekali tak menahannya untuk pergi. Taehyung yang menyadari gadis disebelahnya melamun berusaha mencari perhatian untuk mengalihkan pandangan jihyo kearahnya.
"Aww" ringis taehyung sambil memegang kepalanya yang sudah berdarah. Jihyo yang mendengar ringisan itu seketika mengalihkan pandangannya kearah taehyung yang masih menyetir.
"Apa kau baik-baik saja?"

"Iya aku baik-baik saja, hanya saja kepalaku terasa sakit"

"Kalau begitu kita kerumah sakit saja, jangan sampai lukamu bertambah parah".

"Tidak perlu, lagi pula mana mungkin aku punya uang untuk membayar biaya rumah sakit" ucap taehyung menatap jihyo.

"Kalau begitu aku akan mengobatimu setelah tiba dirumah". Jihyo sungguh sangat khawatir dengan keadaan taehyung saat ini, melihat tetesan darah itu mulai mengalir kearah wajah taehyung membuat jihyo hanya semakin cemas. Dengan tangan mungilnya jihyo mengelap tetesan darah yang kini mengalir dipelipis taehyung, walaupun darah itu terus mengalir tak membuat jihyo berhenti menghilangkannya hingga sampai taehyung menyingkirkan tangannya dan mengenggamnya dengan sangat erat. Jihyo hanya terlihat pasrah dengan apa yang dilakukan taehyung seakan dirinya sudah lelah menanggapi semua kejadian hari ini yang membuat hatinya bingung memilih kedua pria yang sama-sama berarti baginya.

Setibanya mereka dibangunan yang tak bercahaya itu, taehyung langsung berjalan membuka pintu rumah yang sudah ditinggalkannya beberapa hari yang lalu. Dapat jihyo lihat tak ada satupun penerangan yang ada disana, hanya taehyung yang terlihat sibuk mencari sesuatu didalam laci hingga beberapa detik kemudian akhirnya sebuah lilin berhasil menjadi penerangannya saat ini.
Jihyo berjalan menghampiri taehyung yang duduk diatas sofa sambil memengang kepalanya.
"Apa rasanya sakit sekali?" Tanya jihyo cemas dan memegang pundak taehyung.

"Tidak. Ini sama sekali tak sakit bagiku". Taehyung seketika tersenyum menatap jihyo seakan memperlihatkan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Jangan berbohong taehyung, aku tau kau sangat kesakitan. Jadi jangan berpura-pura seperti itu, jangan berbohong taehyung!" seketika jihyo menangis menatap taehyung yang masih tersenyum dihadapannya.

"Jangan menangis, aku baik-baik saja. Selagi kau bersamaku pasti tidak akan terjadi sesuatu padaku. Kau adalah obatku jihyo jadi tetaplah bersamaku" taehyung langsung memeluk jihyo dan mengecup puncuk kepalanya.
Dan entah mengapa air matanya juga ikut menetes merasakan kesedihan gadis yang dicintainya.
Sungguh ia merasa sangat nyaman jika bersama jihyo seakan apapun yang terjadi baik buruk sama sekali tak masalah baginya asalkan jihyo bersamanya pasti ia bisa melewatinya. Suara tangis itu tak terdengar lagi membuat taehyung segera menatap wajah gadis yang ada dipelukannya. Dan seketika senyum terukir dibibirnya melihat ternyata jihyo sudah tertidur dalam dekapannya. Karena tak ingin membangunkan jihyo terpaksa taehyung mengangkat tubuh mungil gadis itu kesalah satu ruangan yang ada disebelah kirinya. Dimana ruangan itu adalah kamar jihyo sewaktu masih tinggal dirumahnya, perlahan taehyung membaringkan jihyo diatas kasur lalu ikut berbaring disebelahnya dan tak lupa dikecupnya sekilas bibir gadis yang dari tadi sudah menarik perhatiannya. Dibalik selimut taehyung mendekap tubuh jihyo yang sangat mungil menurutnya sampai beberapa menit kemudian taehyung sudah ikut terlelap masuk kedalam alam bawa sadarnya. Dalam kegelapan  kedua orang itu sama seperti pasangan yang tak terpisahkan melihat bagaimana jihyo juga ikut memeluk taehyung dan menjadikan dada bidang pria itu sebagai tempat ternyaman memejamkan kedua matanya.

.
.
.

Dipagi hari jungkook sudah disibukkan dengan beberapa lembaran kertas yang tertumpuk diatas mejanya sesekali pria bermarga jeon itu melirik jam yang ada dipergelangan tangannya berharap jam makan siang segera tiba, dari tadi perutnya sudah berbunyi karena kelaparan sejak tadi malam dirinya sama sekali belum makan bahkan matanya juga tidak mau terpejam. Suara ketukan dari balik pintu berhasil membuat jungkook mengalihkan pandangannya kearah sana, rupanya seorang gadis dengan rambut sebahu sedang berjalan kearahnya bahkan gadis itu juga terlihat tersenyum.
"Hai, apa kabar jungkook?, lama tidak bertemu". Ucap gadis itu dan meletakkan sesuatu diatas meja.

Debt of gratitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang