>keributan<

649 117 41
                                    

"Gimana? Lo mau kan?" tanya Karel seraya menerbitkan senyuman terbaiknya.

(Namakamu) mengerjabkan kedua matanya menatap Karel. Ia menghela nafas lalu mengangguk.

"Iya, (Namakamu) mau."

Karel tersenyum lalu menepuk-nepuk pucuk kepala gadis itu, "Jadi sekarang Lo pacar gue?"

"Kan cuma pura-pura Kak Karel," ucap (Namakamu) polos.

"Tapi tetep aja Lo pacar gue. Lo harus bersikap ke gue sebagaimana Lo bersikap ke Iqbaal, oke?"

"Harus ya kak?" tanya (Namakamu) polos.

Karel menganggukkan kepalanya seraya terkekeh. Pria itu menatap anak kecil yang berada di samping (Namakamu).

"Adek Lo?"

Merasa diperhatikan, Alya menolehkan wajahnya pada Karel. Ia menatap Karel tidak suka.

"Om siapa?! Kakak (Namakamu) udah punya Om Ibal!" ucap Alya jutek.

(Namakamu) mengelus rambut adiknya, "Gak boleh gitu Aya. Ini temennya Kak Iqbaal."

Alya memicingkan matanya, "Jangan-jangan Om jahat mau pisahin Om Ibal sama Kakak (Namakamu) ya?!"

Karel terkekeh menanggapi ucapan anak kecil itu, "Nggak. Kenalin, aku Karel."

Karel mengulurkan sebelah tangannya sedangkan Alya menatap tangan Karel curiga.

"Aku Aya. Tapi nggak mau megang tangan Om Belel." Alya bersidekap dada.

(Namakamu) mengode Alya lewat tatapannya. Ia menggerakkan kedua matanya namun gadis kecil itu mengabaikan peringatan sang kakak.

Karel tersenyum. Ia mencoba sabar, mungkin adik dari kekasihnya sekarang belum bisa menerima kehadirannya.

"Nggak apa-apa (Nam). Namanya juga anak kecil," kekeh Karel.

(Namakamu) menatap Karel, "Maaf kak."

Karel menepuk pelan pucuk kepala gadis itu membuat sang empu terdiam. Ah mengapa ia jadi teringat Iqbaal?

"KAREL!!"

Karel, (Namakamu), dan Alya menolehkan wajahnya pada seseorang yang kini melambaikan tangan di sebrang sana.

"BURUAN! SI IQBAAL UDAH DATANG!"

Karel mengacungkan jari jempolnya membuat Raka kembali ke depan gerbang. Pria itu menatap (Namakamu) yang kini terdiam.

"Ikut gue." Karel menggenggam tangan (Namakamu). Kedua mata (Namakamu) menatap tangannya lalu menatap Karel.

"Ayo," ucap Karel.

(Namakamu) mengikuti langkah Karel seraya menarik pergelangan tangan Alya. Ketiganya menyebrang jalan lalu menghampiri ketiga cowok yang berada di depan gerbang.

"Bro!" sapa Karel.

Raka dan Arkan menatap Karel dengan ekspresi menggoda. Berbeda dengan Iqbaal yang kini menatap (Namakamu) dingin.

"Eh (Namakamu), udah lama kita gak ketemu," ucap Raka mencolek dagu gadis itu.

Karel memukul lengan Raka dengan tatapan tajamnya, "Jangan sentuh-sentuh cewek gue!"

"Wisss sekarang si Karel udah punya cewek lagi bro. (Namakamu) lagi," ucap Arkan.

(Namakamu) menatap Raka dan Arkan lalu tersenyum simpul. Melihat kecanggungan gadis itu, Karel merangkul pundak (Namakamu).

"Kenalin, sekarang (Namakamu) jadi pacar gue," ucap Karel seraya menaik-turunkan alisnya.

Mendengar ucapan aneh dari Karel, Alya—gadis kecil itu mendongakkan kepalanya lalu berdiri di hadapan Karel seraya berkacak pinggang.

Ketua Geng [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang