>ketakutan<

771 116 6
                                    

"Kak Karel m-mau apa?" Tanya (Namakamu) berusaha tenang.

Karel tersenyum penuh arti. (Namakamu) menunduk, menautkan kedua tangannya.

Tubuh (Namakamu) merinding ketika nafas Karel menyapu wajahnya. Ia menatap Karel dengan tatapan takut. Karel mendekatkan wajahnya ke telinga gadis itu.

"Lo tau apa yang gue inginkan sekarang?" Bisik Karel.

(Namakamu) membeku. Perasannya benar-benar campur aduk. Kakak kelasnya ini sekarang berubah menjadi monster jahat.

"Jawab sayang," Bisik Karel.

(Namakamu) memejamkan matanya takut. Beberapa detik kemudian ia merasakan punggungnya diraba oleh sebuah tangan. (Namakamu) membulatkan matanya.

"Diem sayang," Bisik Karel seakan mengetahui (Namakamu) akan memberontak.

(Namakamu) rasanya ingin menangis. Tangan Karel kini berpindah ke tengkuknya. Dirinya benar-benar takut dengan pria jahat di depannya.

Dengan ketakutan yang sangat tinggi, (Namakamu) akhirnya memberontak pria itu hingga badan Karel membentur dinding. Kesempatan itu (Namakamu) gunakan untuk pergi dari toilet rumah Karel.

"(Namakamu) sayang," Panggil Karel.

(Namakamu) cepat-cepat membuka pintu toilet. Ia berlari sekencang mungkin menuju rooftop rumah Karel. Karel bangun dari posisi jatuhnya lalu mengejar (Namakamu) dengan senyum smirk nya.

Iqbaal, Arkan, Raka dan Kevin mengernyit ketika melihat (Namakamu) dengan wajah takutnya berlari menuju arah mereka.

"Lo kenapa (Nam)?" Tanya Arkan dan Iqbaal berbarengan.

(Namakamu) sekarang benar-benar sudah menangis. Ia bersembunyi dibalik sofa yang diduduki Iqbaal. Tubuhnya benar-benar bergetar.

Arkan mengode Iqbaal untuk menghampiri gadis yang berada di belakang sofa nya. Iqbaal berdiri kemudian menghampiri (Namakamu).

"Jangan pegang (Namakamu)!!" (Namakamu) berjongkok dengan wajah yang ia sembunyikan pada lipatan tangannya.

Iqbaal memegang lengan gadis itu, "Gue Iqbaal. Lo kenapa (Nam)?"

(Namakamu) menggeleng-gelengkan kepalanya. Iqbaal menatap bingung, tubuh gadis itu bergetar. Ada apa dengan (Namakamu)?

"(Nam)?"

"(Namakamu) nggak mau. (Namakamu) nggak mau!" Teriak (Namakamu) membuat orang-orang yang berada di rooftop terkejut.

"Baal Lo apain dia?" Tanya Raka.

Iqbaal mengedikkan bahunya lalu menatap (Namakamu) kembali.

"(Namakamu)...."

"(Namakamu) takut," Ucap (Namakamu) pelan.

Iqbaal memegang dagu gadis itu membuat (Namakamu) menampakkan wajah ketakutannya.

"Lo kenapa?" Tanya Iqbaal lembut.

(Namakamu) menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian memeluk lelaki itu. Iqbaal mengusap rambut (Namakamu) berusaha menenangkannya.

"(Namakamu) mau pulang kak," Ucap (Namakamu).

Iqbaal menghela nafas panjang, "Kita kan baru latihan sedikit. Masa mau pulang?"

"(Namakamu) takut."

Iqbaal terdiam sesaat seraya mengelus rambut gadis itu. (Namakamu) mencoba menghilangkan rasa takutnya, tapi tetap saja tidak bisa.

"Udah Lo antar pulang dulu dia," Ucap Raka santai.

Ketua Geng [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang