>acara makan malam<

635 102 52
                                    

Sorry yang tadi sore dapat notif update tapi gabisa dibuka, itu kepencet h3h3 gak sengaja jadi aku unpublish.

Selamat membaca!

>>><<<

"Kak Iqbaal, ih!"

(Namakamu) mengerucutkan bibirnya. Menatap pundak yang sedari tadi diam, mengabaikan rengekannya. Kepalanya ia senderkan pada punggung tegap itu.

"Kak Iqbaal kenapa gak mau dengerin gue sih? Pake baju dong kak," rengek (Namakamu) lagi.

Bukannya apa-apa, keduanya kini tengah berada di atas motor, membelah jalanan ibu kota. Saat ini udara semakin dingin karena menuju pukul sepertiga malam. Yang artinya saat ini sudah tengah malam, bahkan hampir pagi. Tapi cowok yang sibuk dengan jalanan di depan itu tidak mau mendengarkan (Namakamu) untuk memakai bajunya kembali. Bahkan (Namakamu) menawari Iqbaal agar membeli baju baru di toko 24 jam jika cowok itu tetap bersikukuh dirinya harus memakai bajunya.

Tapi tetap saja, yang namanya Iqbaal, pasti keras kepala.

Alhasil kini cowok itu mengendarai motor tanpa mengenakan baju, membuat (Namakamu) khawatir jika Iqbaal nanti akan sakit karena masuk angin.

"Kak Iqbaal, ceweknya ngomong nggak mau di denger?" kesal (Namakamu).

Iris mata kecoklatan itu melirik gadisnya lewat kaca spion. Setelahnya menatap jalanan kembali.

"Kak Iqbaal!"

"Diem. Sebentar lagi sampe, gak usah banyak bacot," ucap Iqbaal seraya menahan senyumnya. Jujur, ia ingin sekali menggoda gadisnya saat ini, tapi ketika menyadari keadaan keduanya yang sedang berada di atas motor, membuat Iqbaal mengurungkan niatnya.

"Ish! Kasar banget!" (Namakamu) memukul punggung cowok itu lalu kembali memeluknya erat. Semoga dengan pelukannya, Iqbaal tidak terlalu kedinginan akibat angin malam.

Iqbaal tersenyum dalam diam lalu memarkirkan motornya di depan apartemen miliknya. Cowok itu terdiam ketika gadis yang duduk di belakangnya sama sekali tidak bergerak maupun berbicara.

"(Nam), turun," perintah Iqbaal.

"(Namakamu)."

Tidak ada jawaban. Iqbaal melirik (Namakamu) dari kaca spion untuk memastikan jika gadis itu tidak tertidur. Menghela nafas, bahkan wajah gadis itu tidak terlihat di kaca spion, bagaimana bisa Iqbaal memastikan gadisnya tertidur atau tidak.

"(Nam)."

Iqbaal menghela nafas ketika gadis itu tetap terdiam tanpa mau membuka suaranya.

"Cewek gue, bangun. Kalau mau tidur ayo di kamar," ucap Iqbaal.

"Kalo nggak bangun, yaudah tidur sana di kolong jembatan," lanjut Iqbaal.

(Namakamu) mendengus kasar. Mendengar penuturan menyebalkan lelaki itu membuat rencananya gagal. Padahal ia kan ingin Iqbaal meminta maaf karena sudah mengabaikan dirinya. Tapi cowok itu malah semakin menyebalkan.

Gadis itu menegakkan tubuhnya lalu turun dari motor Iqbaal dengan wajah yang ditekuk. Iqbaal yang melihat pergerakan dari gadisnya pun tersenyum menang.

Kaki (Namakamu) melangkah menuju jalanan membuat Iqbaal menatap bingung gadis itu.

"Cewek gue! Mau kemana?" tanya Iqbaal membuat (Namakamu) membalikkan badannya dengan wajah galak nya.

"Pulang!"

Iqbaal mendengus lalu turun dari motor dan menahan pergelangan tangan (Namakamu).

"Ngapain sih, udah malam. Buruan masuk." Iqbaal menarik pergelangan tangan (Namakamu) namun dengan cepat gadis itu menepisnya.

Ketua Geng [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang