>berubah?<

1.2K 166 16
                                    

Rasya menatap gadis di sampingnya, "Lo kenapa sih (Nam)?"

(Namakamu) menepuk-nepuk pipinya seraya tersenyum. Ia mengguncang bahu Rasya, "Aca tau nggak sih? Kak Iqbaal jemput (Namakamu) tadi pagi!!!"

Rasya terdiam kemudian tertawa, "Heh bocil, pagi-pagi udah halu!"

(Namakamu) mengerucutkan bibirnya kemudian memukul bahu Rasya, "(Namakamu) nggak halu ya!"

Rasya menggeleng-gelengkan kepalanya, "Nggak mungkin seorang Kak Iqbaal dekat sama cewek. Lo inget cerita Kak Adel yang gue ceritain? Seharusnya Lo bisa simpulin kalau kak Iqbaal nggak mungkin deketin cewek, apalagi cewek bobrok kayak Lo."

(Namakamu) mencubit lengan atas Rasya, "Aca nyebelin banget! Liat aja nanti istirahat! Pasti kak Iqbaal samperin (Namakamu)!!!"

Rasya hanya meledek gadis itu. (Namakamu) berdecak sebal. Masa Rasya tidak mempercayainya?

(Namakamu) menghadap ke depan ketika suara decitan pintu berbunyi. Perhatian murid kelas 10 A2 kini teralihkan pada seorang guru yang berjalan menuju meja khusus untuk guru. Pria itu mengambil beberapa lembar catatan hariannya kemudian berdiri di depan muridnya.

"Pagi anak-anak!"

"Pagi Pak!!!" Jawab murid kelas 10 A2 serentak.

"Pagi ini bapak tidak akan menjelaskan materi karena materi pada semester ini telah selesai."

"Bapak ingin mengumumkan untuk ujian praktik pelajaran Seni Budaya, kita akan mengambil tes praktik alat musik. Alat musik yang digunakan bebas. Kalian masih punya waktu 2 Minggu untuk mempelajari alat musik yang kalian pilih. Ini tidak berkelompok melainkan perorangan. Bapak harap kalian mengerti, terimakasih!"

Setelahnya bapak guru yang mengajar pelajaran seni budaya itu pergi keluar kelas. Murid-murid yang berada di kelas 10 A2 pun menghela nafas seraya berlalu lalang di dalam kelas. Biasanya mereka akan membicarakan ujian praktik tersebut bersama teman satu kubunya.

"Aca!"

Rasya menolehkan wajahnya ke samping seraya mengangkat kedua alisnya.

"Aca ajarin (Namakamu) gitar dong!" Ucap (Namakamu) seraya menampilkan deretan giginya.

"Gue gak bisa gitar!"

(Namakamu) mengerucutkan bibirnya, "Ya terus nanti Aca mau ujian praktik apa?"

"Biola."

(Namakamu) mendengus, "Aca jangan biola! (Namakamu) kan nggak punya."

Rasya memutar bola matanya, "Ya emangnya Lo harus sama kayak gue?"

(Namakamu) melipat tangannya di depan dadanya, "Aca gitu sih!"

Gadis itu beranjak kemudian mengambil satu susu kotak yang sempat ia beli di supermarket tadi pagi. Ia meminumnya kemudian berjalan keluar kelas. Daripada berdebat dengan teman sebangkunya, lebih baik ia mencari udara segar di luar kelas. Lagipula, jam pelajaran Seni Budaya sudah di bebaskan.

"Woy Lo mau kemana!!!" Teriak Rasya yang tak dihiraukan oleh (Namakamu).

Kedua kaki (Namakamu) melangkah menuju rooftop di SMA Samudra. Gadis itu tersenyum ketika ia merasakan semilir angin yang menembus kulitnya. Rasanya sangat sejuk.

Ketua Geng [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang