"Lagian bunda udah titip kamu sama Iqbaal."
(Namakamu) berdecak kesal. Ia menatap layar ponselnya yang menampilkan kontak sang ibunda.
"Bunda matiin ya. Oh semua perlengkapan kamu udah ada di apartemen Iqbaal."
"Bye anak bunda."
Pip.
"Bunda!!!" rengek (Namakamu) seraya menginjak-injak tanah kesal.
Jujur, (Namakamu) kesal banget. Kenapa Kanaya berubah menjadi sosok yang mengesalkan?
Asal kalian tahu, wanita paruh baya itu pulang di pagi hari tadi hanya karena ingin mengambil barangnya yang ketinggalan. Setelah itu Kanaya pergi ke Bandung lagi dengan membawa Alya pula.
Dan kalian tahu? Kunci rumah (Namakamu) dibawa oleh Kanaya. Wanita paruh baya itu dengan mudahnya menitipkan anak gadisnya pada Iqbaal.
Tidak tahukah Kanaya bahwa ia sekarang tidak suka berdekatan dengan Iqbaal?
Rasanya, anj-
"Sayang, udah?"
Karel merangkul bahu (Namakamu) menggunakan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya menjinjing satu kantong sayuran yang beberapa menit lalu keduanya beli di pasar.
Karel-pria itu sudah tidak dalam mode ngambeknya lagi. Ah entahlah semenjak Iqbaal mengejeknya di halaman belakang sekolah tadi pagi, sikap Karel berubah menjadi manis kembali. Mungkin Karel tidak mau gadisnya diejek oleh orang lain. Meskipun Iqbaal itu sahabatnya sendiri.
"Kayaknya nggak bisa deh kak," ucap (Namakamu) seraya mendongak menatap Karel.
"Kok nggak bisa?" tanya Karel mengerutkan dahinya.
(Namakamu) menghela nafas lalu memasukkan ponselnya ke dalam ranselnya lagi.
"Bunda ke Bandung lagi bawa adek. Kunci rumah dibawa sama bunda. Gue nggak bisa pulang," ucap (Namakamu) kesal.
Karel tersenyum, "Yaudah nginap di rumah gue aja gimana?"
"Nggak bisa. Barang-barang gue ada di apartemen Kak Iqbaal. Bunda tuh emang nyebelin!!" Gadis itu menggertakkan gigi gerahamnya.
Karel terkekeh, "Bunda kayaknya percaya banget ya sama Iqbaal."
"Pengen aja gue bilang ke bunda kalau Kak Iqbaal itu jahat. Tapi sayangnya gue masih punya rasa kasihan." (Namakamu) mendengus.
Karel terkekeh kecil lalu mengusap pucuk kepala gadis itu, "Yaudah ayo. Nanti keburu malam."
"Kemana?" tanya (Namakamu) menatap Karel.
"Apartemen Iqbaal."
"Nggak!"
"Loh barang-barang nya emang gak mau diambil?" tanya Karel mengangkat kedua alisnya.
Gadis itu mendengus, "Gue nggak mau ke apartemen Kak Iqbaal. Liat mukanya aja kesel!"
Karel terkekeh melihat ekspresi lucu gadis itu. Ia menyimpan kantong belanjaannya lalu menangkup pipi gadis itu. Ngomong-ngomong, mereka kini tengah berada di trotoar dekat pasar setelah belanja sayuran tadi.
"Kan sama gue kesananya. Masih nggak mau?" tanya Karel menatap kedua mata (Namakamu).
(Namakamu) menghela nafas. Bahunya merosot, "Yaudah deh. Tapi (Nam) nggak mau ikut masuk. Mau tunggu diluar aja."
Karel terkekeh kecil lalu mengangguk, "Iya. Beneran nih nggak mau masuk?"
"Iyalah males banget," decak (Namakamu).
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Geng [Completed]
FanficNamanya Kak Ikbal. Dia ketua geng coldiest sekaligus ketua band. Orangnya datar banget lebih datar dari ubin lantai. Kata orang dia itu seorang psikopat. Bukan psikopat manusia tapi PSIKOPAT PERASAAN. Serem? Nggak! Karena bagi (Namakamu) Kak Ikbal i...