Chapter 14

549 62 2
                                    

Kematian seseorang adalah kiamat terdekat dari diri kita atau yang biasa dikenal sebagai, kiamat sugra.
_______________________

Alia mengacak-acak lemari pakaiannya, sedangkan Asheeqa hanya bisa menatap nanar ke arahnya. Bayangkan saja, Asheeqa hampir setiap saat membersihkan semua ruangan, termasuk kamar Alia dan lemari Alia. Lalu sekarang apa? Kakak tirinya itu malah menambah pekerjaannya saja.

"Kak Alia, pakai baju yang ini saja!" ucap Asheeqa seraya mengambil baju yang tergantung di lemari Alia.

"Ini kurang bagus, Dek. Alia mau memakai pakaian yang istimewa dan juga terlihat elegan." Alia masih belum selesai mencari pakaian yang cocok untuknya.

"Kalau seperti itu, yang ini saja, Kak!" Asheeqa memberikan gaun cantik berwarna merah muda kepada Alia.

"Pilihan yang tepat." Alia mengambil pakaian tersebut dari tangan Asheeqa dan berlari menuju kamar mandi, untuk berganti pakaian.

Asheeqa menatap meja rias milik Alia, lalu membuka cadarnya, dengan sesekali tersenyum miris melihat wajahnya di cermin.

"Asheeqa, sangat berharap bahwa ayah bisa menyayangi Asheeqa, sebelum mendengar kabar kematian Asheeqa. Sebab, kematian seseorang adalah kiamat terdekat dari diri kita atau yang biasa dikenal sebagai, kiamat sugra," gumam Asheeqa dengan suara pelan.

Suara teriakan Firda telah memecahkan khayalan Asheeqa.

"Asheeqa!" pekik Firda membuat Asheeqa refleks berdiri dari posisi duduknya, kemudian melangkah untuk bisa secepatnya menghampiri.

"Iya, Ma," ucap Asheeqa yang menuruni anak tangga.

"Di mana, Alia?" tanya Firda.

"Kak Alia, sedang bersiap-siap." Asheeqa menjawab pertanyaan Firda.

Langkah Fadlan yang awalnya ingin menghampiri Asheeqa dan Firda, terpaksa dihentikan karena mendengar suara bel rumahnya yang berbunyi.

"Firda, itu pasti keluarga Zaki." Fadlan menoleh ke arah Firda sembari memberikan isyarat, agar Firda ikut dengannya untuk menemui Zaki dan keluarganya.

Fadlan berjalan mendahului untuk menyambut kedatangan Zaki, Farha, dan Wafi. Sementara, Firda masih berdiri di hadapan Asheeqa.

"Asheeqa, ambilkan mereka minuman serta camilan! Saya, mau menemui mereka," ucap Firda yang beranjak meninggalkan Asheeqa untuk menemui keluarga Zaki.

--oOo--

Alia berjalan menghampiri Asheeqa, dengan seulas senyuman tipis yang terukir di sudut bibirnya. Gadis yang memiliki tubuh tidak terlalu tinggi itu terlihat sangat cantik, sangat jauh berbeda dengan penampilan Asheeqa yang lusuh.

"Dek, bagaimana dengan penampilan Alia?" tanya Alia yang memutar tubuhnya.

"Kak Alia, sangat cantik," jawab Asheeqa.

"Terima kasih. Di mana, mama dan ayah?" Alia menoleh ke kanan dan kirinya, tetapi tidak menemukan sosok yang dicarinya.

"Di ruang tamu, Kak." Alia mengusap pipi Asheeqa dan beranjak menuju ruang tamu, sedangkan Asheeqa berjalan ke dapur untuk menyiapkan minuman serta camilan.

--oOo--

Suasana halaman belakang rumah Asheeqa sangat indah. Pagar halaman belakang yang menyatu dengan pagar halaman depan rumahnya, serta kendaraan yang lalu-lalang sangat terlihat jelas dari celah pagar rumahnya.

Asheeqa's Dream [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang