Kosan Bu Sulgi, bangunan tempat tumbuhnya berbagai memori bagi setiap manusia yang tinggal di dalamnya. Mungkinkah perasaan dapat muncul karena mereka terbiasa bersama?
❝ Katanya, cinta datang karena terbiasa. ❞
[ ㅡ 𝐟𝐭. 𝐭𝐱𝐭𝐳𝐲 𝐥𝐨𝐤𝐚𝐥! 𝐚𝐮...
"Nggak, maunya seblak." Yuna memutar bola matanya.
"Ish, Yuna minta temenin yang lain aja, deh!"
Tepat saat Yuna keluar dari kamar 03, ia berpapasan dengan Kamal.
"Kak Kamal, temenin Yunㅡ"
Belum sempat Yuna selesai berbicara, Kamal sudah melengos pergi meninggalkannya.
Entah mengapa ... Yuna merasa akhir-akhir ini tepatnya setelah pulang dari acara kemah, Kamal seperti menghindarinya. Apa Yuna melakukan sesuatu yang membuat Kamal marah?
Ah, tidak. Yuna sudah menjaga sikap dan perasaannya di depan Kamal.
Yuna pun mengejar Kamal dan menarik hoodie putih yang ia kenakan. "Kak,"
Kamal tak menyahut bahkan tak menengok ke arahnya. "Yuna punya salah sama Kak Kamal, ya?"
Baru setelah Yuna bertanya, Kamal menghadapkan dirinya ke arah Yuna sambil tersenyum.
"Nggak, Yun. Lo nggak ada salah sama gue, kok."
"Tapi ... Yuna ngerasa kalau Kak Kamal ngejauhin Yuna."
"Yun, maaf," Kamal menatap iris Yuna dengan lembut. "Tolong jauhin gue, ya? Gue nggak mau lo sakit."
Yuna melepaskan tangannya dari hoodie Kamal. "Kenapa, Kak? Kalau Yuna ada salah, bilang aja. Yuna malah lebih bersyukur kalau Kak Kamal bilang ke Yuna daripada diemin Yuna kayak gini."
"Gue tau lo suka sama gue, Yun. Maaf gue nggak bisa bales perasaan lo. Gue takut bikin lo makin sakit karena gue suka sama Kak Cherry."
Yuna terdiam. Ternyata, Kamal sudah mengetahui perasaannya. Gagal sudah acara pendam-memendam rasa yang sudah ia usahakan sejauh ini.
"Maaf udah asal jatuhin hati ke lo, Kak. Yuna nggak tau akhirnya bakal jadi kayak gini, padahal Kak Kamal itu first lovenya Yuna. Tapi maaf, Yuna nggak tau cara ngehilangin perasaan ini gimana ..."
Ia tersenyum kepada Kamal, "Makasih udah jadi first lovenya Yuna, Kak."
Benar kata Bunda, nggak semua cinta pertama itu berakhir baik.
• • •
"Eum ... Kayaknya semuanya udah. Langsung ke kasir aja, yuk," ajak Lia. Surya pun tersenyum, lalu mengangguk.