part 3

2.2K 118 0
                                    

Gema dan Bima sudah sampai di rumah mereka,Gema turun dari motor nya begitu juga Buma yang turun dari mobilnya."Gema selamat Lo menang."ucap Bima.

"Thanks."ucap Gema sambil berjalan mendahului Bima.

Gema membuka pintu yang besar dan mewah itu tapu sebelum ia buka, pintu nya sudah terlebih dahulu dibuka oleh ibunya,Gema tersenyum menatap ibunya tapi ibunya tidak membalas senyuman itu."Ma..."ucapan Gema terpotong saat Bella mengeluarkan suaranya dan berjalan menghampiri Bima dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.

"Bima!"ucap Bella.

"Mamah."ucap Bima.

"Gimana main basket nya kamu menang?"Tanah Bella.

"Enggak,Bima kalah,maaf."lirih Bima.

"Gak papa sayang,kamu harus lebih rajin untuk latihan nya lagi jangan menyerah."ucap Bella dan membuat Bima tersenyum, berbeda dengan Gema dia disini diam menatap ibunya bersama Bima hatinya sakit.

"Yaudah sekarang kamu mandi,pasti kamu capek mamah udah buatin makanan kesukaan kamu."ucap Bella.

"Siap."ucap Bima."Gema ayo kita masuk ma.."

"Mamah cuma mask untuk kamu Bima."potong Bella."ayo masuk."ajak Bella.

Bima dan Bella berjalan memasuki rumah tanpa memperdulikan Gema yang mematung di tempat hati nya sakit,sekuat apapun dia bertahan pada akhirnya dia tidak akan bertahan lebih lama."Mamah kapan,Mamah kapan peduli lagi sama Gema."ucapnya pelan.

•••

Gadis itu berjalan kedalam rumah nya,dan sudah ada papah nya didalam yang tengah menatapnya tajam."Baru pulang?"Tanya Sandi.

"Hm."ucap Swara.

"Ara papah gak suka kamu naik motor lagi ke sekolah!"ucap Sandi.

"Kenapa?"Tanya Swara.

"Kamu itu anak perempuan."

"Banyak kok di luar sana anak perempuan yang suka naik motor bukan Ara sendiri."ucap Swara.

"Ara nurut sama papah."ucap Sandi.

"Dengan satu syarat."ucap Swara.

"Apa?"

"Tinggalin perempuan itu,dia gak pantes buat papah."ucap Swara.

"Ara!"

"Pah dia itu cuma ngincer harta papah!"ucap Swara.

"Jangan ikut campur Ara!"tekan Sandi.

"Yaudah papah juga jangan ikut campur dalam masalah hidup Ara,Ara juga tau kalau papah itu gak pernah perduli sama Ara.Mamah pergi juga karena papah."ucap Swara.

"Ara!"

"Memang benar kan?papah lebih mementingkan pelakor itu!"ucap Suara."Papah gak pernah sayang sama Ara bahkan Papa lebih habisin waktu sama jalang itu dan anaknya Ara benci itu."ucap Swara sambil melangkah kan kakinya masuk kedalam rumah nya.

"Ara papah belum selesai!"ucap Sandi tapi Suara tidak memperdulikan hal itu dia lelah.

•••

Laki-laki itu terdiam di dalam kegelapan kamar nya sendiri, tidak ada cahaya lampu yang menerangi nya hanya ada cahaya bulan yang datang lewat celah tirai kamarnya.

Dia termenung hitungan detik dia akan berusia 17 tahun,usia dimana hampir semua orang menganggap usia menginjak 17 tahun itu hal yang spesial.

Gema langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut saat mendengar decitan pintu yang masuk ke kamar nya,itu Bi Aning.Asisten rumah tangga nya sekaligus yang mengurus Gema.

G E M A √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang