part 29

905 57 2
                                    

Malam gelap, tanpa ada seorangpun disini Gema menunggu gadis itu di atas gedung tua ini sendirian sama seperti bulan yang tidak di temani bintang malam ini. Gema sudah tau walaupun dia mengajak bertemu duluan pasti dia akan telat karena dia takut gelap dan sendirian disini.

Sedangkan dari bawah gedung tua ini Swara sudah sampai dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata nya, dia berjalan menuju atas gedung tua itu dengan bantuan cahaya dari ponselnya. Dengan cepat dia membuka pintu yang sudah sedikit berkarat itu membuat Gema langsung menoleh kearahnya.

"Ada ap---."

PLAK

Belum sempat Gema menyelesaikan pembicaraan nya tangan kanan Swara sudah sampai di pipi kanan Gema, Gema yang tidak mengerti pun mengerutkan keningnya ada apa dengan gadis yang ada di depannya ini."lo kenapa Ra?" tanya Gema.

"Jangan tanya gue kenapa, harusnya gue yang tanya lo kenapa. Kenapa lo bisa ngelakuin ini semua sama gue Gema?" tanya Swara.

"Maksud lo apa?" tanya Gema berusaha tenang, walaupun hatinya sangat tidak suka saat Swara meneteskan air mata nya tepat di depan matanya.

"Lo tanya maksud gue apa, gak usah pura-pura bego! Lo pinter kan? tanya sama diri lo sendiri!"

"Ra jelasin sama gue, masalah lo apa sih?" tanya Gema.

"Masalah gue ada di lo, kenapa lo harus pura-pura jadi Bima, Gema kenapa?"

Jantung Gema berdetak sangat kencang, saat apa yang dituturkan Swara tadi, Swara sudah tau semuanya tapi yakinlah Gema tidak bermaksud sama sekali melakukan hal itu." Ra dengerin penjelasan gue." ucap Gema memegang tangan Swara lembut.

"Gue benci sama lo,Gema. Kenapa lo lakuin semua ini sama gue hah kenapa? Lo kasian sama gue? Lo kasian sama gue? Gue benci Lo Gema---gue benci." ucap Swara dengan nada memelan sambil tangan yang terus memukul dada bidang milik Gema.

"Ra gue minta maaf, gue gak bermaksud."

"Gak usah minta maaf, maaf lo gak guna!" tekan Swara sambil mengusap air matanya yang mengalir dengan kasar.

"Ra dengerin gue--."

"Mulai sekarang jangan temuin gue!" ucap Swara sambil melangkah kan kakinya pergi meninggalkan Gema, Gema juga tidak tinggal diam dia menyusul Swara yang terus berlari tanpa memperdulikan nya yang dari tadi terus saja memanggil namanya.

Gema mencekal tangan Swara." Dengerin gue Ra." ucap Gema lembut menatap manik mata Swara.

"Lepasin gue!" ucap Swara sambil menghempaskan tangan Gema. Swara masuk kedalam mobilnya tanpa memperdulikan Gema yang terus mengetuk kaca mobil Swara. Swara mengusap air matanya dan langsung menancap gas.

Gema berlari kearah motornya, dia mengikutinya dari belakang dia takut kalau Swara itu kenapa-napa, didalam mobil Swara terus saja menangis sambil terus membanting stir mobilnya. Sialan tangis itu semakin menjadi-jadi, air matanya kembali turun di malam dingin seperti ini.

Sampai Swara di depan rumah nya dia langsung masuk saat gerbang rumah nya di bukan dan meminta satpam rumah nya untuk mengunci gerbang itu. Gema turun dari motornya tapi saat ia akan kesana pintu gerbang lebih dulu di tutup membuat Gema semakin prutrasi.

"Pak bukain pintunya, saya mau bicara sama Swara." pinta Gema.

"Maaf Den, non Ara gak mau ketemu sama siapa-siapa." ucap nya.

Gema menghela nafasnya panjang, dia memang salah sama gadis itu dan dia berniat untuk meminta maaf dan menjelaskan semuanya pada nya.

•••

G E M A √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang