Part 37

989 55 0
                                    

Bima menatap ponselnya kesal, sedari tadi dia menelpon Gema tidak diangkat juga kemana laki-laki itu hari sudah hampir larut malam kenapa dia belum pulang juga dia menelpon Rindu juga sama tidak diangkat kemana dia.

Mungkin tidur, alasan yang memenuhi otak Bima sekarang pada Rindu.

"Bim, kamu gak papa?" tanya Aina.

Bima menoleh kepada Aina dengan tersenyum tipis."Gema belum pulang Ai, aku khawatir." lirih Bima.

Aina gadis itu sedari tadi masih setia di rumah Bima, kenapa dia belum pulang karena alasannya ibunya bakal menjemputnya tapi sudah lama ia menunggu belum ada jemputan juga.

"Gema pasti gak papa, kamu tidur soalnya kamu pasti capek gak usah nungguin aku, aku bentar lagi dijemput mamah." jelas Aina.

Bima menggeleng tentu saja dia tidak mau, apalagi dia rasa Gema tidak baik-baik saja, lagi pula setelah Aina pergi dia juga bakal pergi.

Tiba-tiba suara dering ponsel Bima membuyarkan lamunannya. Bima langsung menggeser tombol hijau itu, Gema yang menelponnya.

"Hallo, lo dimana Gema? Udah malem pulang! Gila ya lo gue teleponin dari tadi gak diangkat-angkat, pulang Gema!" ocehannya.

"Gue dirumah sak--"

"Apa!? Oke gue kesana sekarang." potong Bima.

"Gak usa--"

"Gue lagi on the way."

Tut..

Bima memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak, tidak perduli dengan Gema yang pasti akan marah dan kesal jika dia tidak menuruti nya.

"Ai aku harus kerumah sakit, kamu mau--"

Tin..tin..

Ucapan Bima terpotong saat suara klakson mobil dari luar, pasti itu orang tuanya Aina."itu pasti mamah aku, aku pulang sama mamah aku aja Bim." ucap Aina.

"Ya udah hati-hati ya, aku mau ke kamar dulu." Pamit Bima.

Aina menganggukkan kepalanya."salam buat mamah kamu yah Bim, aku pulang." ucap Aina, Bima membalaskan dengan anggukan kecil.

Bima menaiki anak tangga begitu juga Aina yang mulai melangkahkan kakinya pergi dari rumah Bima. Bima berlari kecil untuk membawa kunci mobilnya dia sudah siap dengan memakai hoodie berwarna abunya.

Dia langsung berlari kecil, tapi langkah nya terhenti saat suara Bella terdengar di telinga nya."Bim, kamu mau anterin Aina?" tanya Bella.

Bima menggelengkan kepalanya."enggak, Aina udah pulang dijemput mamah nya, dia juga titip salam sama mamah." ucap Bima.

Bella tersenyum, Aina itu anak yang cantik, baik, dan sopan."Terus kamu mau kemana?" tanya Bella.

"Bima mau kerumah sakit mah, Gema ada disana." jawab Bima.

Wajah Bella sedikit terkejut mendengar jawaban Bima tapi wajahnya ia kembali biasa saja."gak usah udah malam, kamu tidur aja!" ucap Bella.

"Gak bisa mah, maaf. Bima harus kesana, Bima takut Gema kenapa-kenapa." ucap Bima.

"Bim, mamah gak mau yah kamu perduli sama anak itu lagi biarin dia mau hidup atau enggak! Jangan perduli sama dia. Bim, sebenarnya kamu sayang gak sih sama mamah."

"Bima sayang sama mamah, sayang banget, tapi Gema juga adik Bima mah--"

"Mamah gak perduli sama anak itu Bima!" tegas Bella.

"Terserah mamah, aku mau ke rumah sakit nemuin Gema, dan semoga mamah gak menyesal karena udah gak pernah sayang sama Gema!" ucap Bima dan pergi begitu sana meninggalkan Bella.

G E M A √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang