chapter 48

6K 658 216
                                    

Reyhan pulang sebubaran sekolah dibubarkan, ia tak langsung nongkrong ataupun mengikuti ektrakurikuler. Reyhan langsung pulang.

"Pak.. Ayah udah pulang ya?" tanya Reyhan ketika memasuki gerbang rumahnya dan disambut pak satpam.

"Baru tadi Den, sekitar 2 jam-an," balas Pak satpam. Reyhanpun mengangangguk dan berpamitan pada pak satpam untuk masuk kerumah itu.

Ceklek

Disana terlihat ada Bryan yang sedang menidurkan Cio yang sudah terlelap.

"Loh Rey, dah pulang?" Reyhan mengangguk dan membuka sepatunya.

"Tumben, bukannya lo anak ektrakulikuler?"

"Terserah gua," acuh Reyhan yang langsung meninggalkan Bryan yang kini terdiam. Reyhan acuh, entah karena apa..

Reyhan menaiki tangga dengan terburu-buru tiba tiba ada Raya."Eh udah pulang Nak?"

Dalam hati Reyhan, Reyhan bergerutu. Jika telah terlihat dihadapan mereka.kenapa malah bertanya kembali. Menyebalkan dan hanya basa basi saja.

"Mau makan apa?" Reyhan dan menjawab.

"Mamah belum masak, baru pulang soalnya.."

"Mamah dari mana sih?" datar Reyhan.

"Mamah kem-

"Puncak ya Mah? Dan gak ada satupun orang yang ngasih tau dan gak ngajak aku?" dingin Reyhan.

"Kamu tau dari siapa?"

"Gak penting aku tau dari siapa.."

"Bukanmya mamah gak ngajak, hanya saja kemarin mendadak.."

"Semendadak gimana Mah? Sampe bisa lupain anaknya sendiri? Minimal ngasih tau ke walau gak mau ngajak." Reyhan tak habis pikir dengan jalan pikiran Raya.

"Mamah beneran lupa dan mamah gak megang hp.."

"Ayah? Kak Bry? Apa gak bisa ngasih kabar keaku?.. Ayah juga pake bohong mamah dirumah mamah Ganend, ternyata malah ke Puncak."

"Kan emang awalnya main dirumah mamahnya Ganend, terus mereka ngajak main ke villa mereka yang dipuncak.."

"Yaudahlah terserah Mamah. Rey mau mandi," acuh Reyhan yang langsung masuk kamar.

Kesal dengan wajah mamahnya yang tak sama sekali merasa bersalah. Mungkin Reyhanlah yang salah selalu berharap pada manusia. Seharusnya ia bersikap acuh saja agar kesal nya tak semakin menjadi.

Reyhan membanting tas nya ngasal, Reyhan menyambar handuk yang digantung itu dan masuk ketoilet dengan menutup kasar pintu toilet itu. Bodo amat jika pintu itu rusak.

"Rey udah pulang?" tanya Rian pada Bryan.

"Udah.."

"Terus kemana anaknya?" Bryan menggelengkan kepalanya.

"Ayah kemarin gak ngasih tau Rey kalau kita kepuncak?" tanya Bryan karena bisa saja perubahan sikap Reyhan karena kemarin.

"Ayah lupa.. keasikan ngobrol sama Papahnya Ganend.."

"Pantesan Rey kayak marah gitu.."

"Yaudah gak papa biar Ayah yang ngomong sama dia. Ngambeknya dia gak akan lama ko.. Tenang aja.."

"Tenang aja gimana sih ya, gawat kalau Rey ngambek, sekali ngambek kan luar biasa dia," jelas Bryan.

"Gak papa, Ayah tau cara menyikapinya."

"Yaudah terserah Ayah, aku mau pindahin dulu Cio." Bryan mengangguk.

Reyhan sudah selesai membersihkan badannya, ia menggunakan baju santainya. Reyhan terduduk dikursi belajarnya,sebentar lagi ia akan ujian kenaikan kelas yang artinya mau tak mau ia harus belajar dengan giat.

REYHAN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang