End

8.8K 644 144
                                    

"Pada akhirnya, semuanya kembali padanya"

***

"Ii-ni prank ya Do?" lirih Orio menatap tubuh yang terbaring dibrankar itu.

Vredo yang diajak bicarapun hanya menunduk, merangkul sahabatnya. Ya, mereka saling rangkul, saling menguatkan dan memberitahu bahwa mereka ada buat Reyhan dimasa terakhirnya juga.

Rian menatap semua sahabat-sahabat anaknya yang nampak merasakan hal yang sama, kehilangan atas kepergian Reyhan Zaidan Adhibrata.

"Makasih selalu ada buat anak Om," lirij

"Kenapa bisa Reyhan ninggalin kita semua om?" Rian menggelengkan kepalanya mendengarkan pertanyaan dari sahabat anaknya.

"Jika semuanya adalah takdir, Om bisa apa?" Pelan Rian.

Raya sendiri tidak berhenti menangis, Raya ditenangkan oleh Rana. Ya Rana dan Bagas langsung menuju rumah sakit tak kala diberitahu bahwa Reyhan sudah tidak ada.

Vredo melepas rangkulan sahabat sahabatnya, menghampiri jasad yang sudah tidak bernyawa itu. Vredo membuka penutup yang menutupi wajah Reyhan.

Vredo tersenyum miris, bersamaan dengan tangisan sahabatnya yang lain. Merasa sakit melihat Reyhan yang sudah tidak bernyawa.

"Lo berhasil sembuh Rey." pelan Vredo.

Ganend meneteskan air matanya sambil menunduk, walaupun ia masih baru mengenal Reyhan tapi merasa kehilangan itu ada.

Gian meneluk Orio yang terus menanyakan apakah ini prank karena jelas 3 hari lagi adalah hari ulang tahunya, ulang taun Orio bersamaan dengan ulang taunya Cio.

"Yan, ini boong kan?" ringisnya.

Gian menggelengkan kepalanya dan terus menenangkan sahabatnya yang terus meraung menangisi Reyhan.

"Baru kali ini gua tau bahwa kehilangan sahabat itu menyakitkan." Gian mengangguk.

"Lo bener, ini terlalu menyakitkan." Orio menenangkan.

"Belum banyak kenangan yang kita ukir bareng Rey," lirih Orio.

Dibanding semuanya Oriolah yang paling cengeng dan gampang mellow jika dilihat siapa yang paling dewasa jawabanya adalah Vredo.

"Ya lo benar." agi lagi Gian hanya membenarkan.

Vredo menatap Raya yang sedang menangis memeluk Rana dan Rana yang menenangkan, dengan langkah tertatih Vredo menghampiri Raya dan mengenggam tangan Raya menatap penuh sayang.

"Mamah Raya, biarin Reyhan pergi ya. Jangan sedih, Vredo ada buat Mamah Raya juga," ucap Vredo dengan tulus.

Raya yang mendengar itu tersenyum walau dengan air mata yang tak kunjung berhenti.

"Mah,bRey baik banget bisa membuat semua orang menangis dikala dia pergi, itu sebabnya Reyhan baik dimasa hidupnya," jelas Vredo. Raya mengangguk dan melepaskan pelukan Rana dan beralih memeluk Vredo.

"Mamah sedih Nak." Vredo memggelengkan kepalanya, mengusap punggung Raya.

"Vredo bolehin mamah Raya nangis,tapi untuk kali aja ya. Biar Rey nya gak sedih." Raya mengangguk dan terus menangis dipelukan lelaki itu.

REYHAN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang