chapter 2

12.6K 981 78
                                    

Reyhan mendudukan bakongnya dikursi meja makan, ya keluarga kecilnya akan melaksanakan makan malam. Yang tentunya ada Ayah, mamah, oma juga Cio yang duduk ditempat tempat duduk bayi.

"Udah rapih. Mau kemana?" tanya Raya.

Penampilan Reyhan memang percis cowok yang mau ngapel, tapi Reyhan mana bisa ngapel. Orang jomblo sejati dia.

"Main," katanya.

"Main kemana? Katanya mau nugas!" tutur Raya

"Kedepan, sama anak-anak," balasnya.

"Gian dan Orio?" tanya Rian memastikan.

Reyhan mengangguk"Sebentaran doang, jam 9 pulang paling telat jam 10. Boleh?" tanya Reyhan.

"Udah remaja bukan maksud boleh main malem loh de," tutur Oma.

"Sebentar doang ko, Oma. Cuma nongkrong doang dikafe kak Zafran."

"Boleh ?" tanya Reyhan.

"Habiskan dulu makan malamnya."

"Tapi boleh?" tanya Reyhan.

"Makan aja dulu Rey," kata Raya.

Reyhanpun nurut, Reyhan menoleh pada Cio yang juga sedang menatapnya."Apa lu?" tanya Reyhan.

Cio merenggut. Cio merangkak ingin dipangku oleh Reyhan. Raya dengan sigap mendudukan Cio dipangkuan Reyhan.

"Mamah aku makannya gimana?" tanya Reyhan dengan kesal.

"Itu adeknya mau dipangku sama kamu loh," kata Raya.

"Tapikan aku mau makan," kesalnya.

"Mamah suapin."

"bukan anak kecil, malu sama Cio," rengeknya. Ciopun tertawa dengan gemas, sambil menatap wajah tampan sang kakak.

"Ngu?" tanya Cio.

"Malu kakakmu itu Yo," canda Rian.

"Mamam..mamm" Celotehnya.

"Ia kakak mau makan, kamu diemnya jangan gerak. Mamah aku makan sendiri aja," katanya.

"Masa cio jangan gerak sih, ada-ada aja kamu," tutur Oma.

Setelah makan,R eyhanpun memberikan Cio pada Raya. Tapi malah nangis gak mau lepas.

"Cio kakaknya mau keluar loh," Kata Raya yang mencoba melepaskan Cio dari Reyhan.

"Hiksss...hikss..." Cio masih aja menangis pilu.

"Sama yayah, mau gak?" tanya Rian. Cio menggelengkan kepalanya cepat.

"Seharian udah sama kakak, sama yayah belum loh."

Cio masih kukuh tidak mau lepas dari Reyhan."Gimana dong . Masa iyah aku nongkrong bawa bayi," kesalnya

"Tidurin aja dulu Cionya! Adekmu itu tau kamu mau pergi jadi kayak gitu," usul Rian.

"Lama dong  Yah, keburu malem nanti pulang malem ayah ngomel, ngadu kekak Bryan, Bryan marah-marah ke aku. Males," cerocos Reyhan.

"Cio sama Ayah ya."

Cio melongok." Nan?"

"Ia makanan yang banyak!" jelas Rian.

"Muu," Cio merentangkan tangannya,ingin digendong Rian dengan sogokan makanan yang banyak.

"Disogok makanan aja lu mau," ketus Reyhan.

"Udah sana kalau mau main. Jangan kemalemam, dan hati-hati." Reyhan mengangguk.

REYHAN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang