chapter 54

7.5K 737 144
                                    

"Tumbenan lo traktir kita besar besaran Rey," ujar Gian memakan makanan yang ia pesan.

"Mumpung ada rezeki aja," kata Reyhan.

"Bagus. Sering-sering ya Rey,kita kehabisan uang bulanan nih," celetuk Raka.

"Nikmati aja dulu yang ada, banyak bacot lo ah," ujar Reyhan.

Mereka terkekeh."Kemarin lo kemana gak masuk?" tanya Ganend.

"Jalan.."

"Sama?"

"Doilah, emang lo jomblo," cibirnya.

"Rese lo," kesal Ganend.

"Untungnya lo gak ada remidi Rey, jadi gak masuk pun gak papa lah gua, remidi matematika, asu banget," kesal Raka.

"Sama gua juga," sewot Gian.

"Tapi?

"Udah kemarin, jadi udahlah bebas. Makanya bisa makan makan disini."

"Tumbenan gua kagak remidi, biasanya ada aja pelajaran yang diremidi."

"Lagi berkah kali, gak sia sia lo belajar ampe pagi," celetuk Vredo.

"Ya kagak pagi juga."

"Eh btw, gimana hubungan lo ama siDinda?masih lanjut?" tanya Orio.

"Kemarin kan jalan, gimana sih dasar bocil," celetuk Raka pada Orio yang selalu tidak fokus jika sedang mengobrol.

"Ya maaf atuh Bang, gua kan lagi makan gak fokus ama obrolan kalian," jelasnya menye menye.

"Aihh udah lah lupain aja, bubungan gua ama Dinda biar gua ama dia yang nyelesain," kata Reyhan.

"Tapi memang Papah Dinda gak mau lo berhubungan sama anaknya?" tanya Vredo

"Lo gimana sih? Udah gua jelasin berapa kali masih aja gak gak ngerti," kesal Reyhan.

"Ye kan cuma memastikan aja ganteng."

"Alah bacot lo mending lanjut makan."

Merekapun kembali fokus pada makanan makanan yang mereka pesan seenaknya, apalagi makanan gratis dari Reyhan yang membuat mereka seperti orang kelaperan.

"Emm sebenarnya ada satu hal yang harus gua jelasin secepatnya sama kalian," ujar Raka hati hati.

"Apaan?

"So serius lo ah."

"Apaan dah komuk lo Rak, so serius aja."

"Aing serius kakanda!" kesal Raka.

"Ia apa?" tanya Vredo yang tak asal ceplos seperti teman temannya.

"Sebenarnya udah lama gua pengen ngomong ini, tapi gak tau kenapa gua selalu gak sanggup buat ngomong nya," jelas Raka.

"Ia apaan Rak? Jangan terbelit belit, mau gua tusuk nih," ancam Orio yang sedang memakan sate.

"Dasar bocah," celetuk Ganend.

"Udah diem, ini serius kayaknya," kata Gian yang menyimak.

"Kalian tau lah, Adek gua yang bungsu sakit sakitan terus."

"Lalu?"

"Orang tua gua ada niat buat bawa dia berobat keSingapura, and gua disuruh pindah juga kesana."

"WHAT?" sentak mereka berbarengan.

"Gua sebenarnya gak mau, tapi denger penjelasan bokap gua tentang kondisi adik gua yang kapan aja bisa, ya kalian tau lah..

REYHAN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang