chapter 55

7.8K 674 144
                                    

Dokter spesialis itu menggelengkan kepala dihadapan Rian dan Raya, terlihat wajah lelah dari dokter yang menanggani Reyhan beberapa saat tadi.

"Dokter, ada apa sama putra saya?" tanya Rian tak sabaran, sebari menenangkan istirnya yang tak berhenti menangis.

"Setelah saya periksa, ada yang gak beres p
pak, Bu dengan jantungnya."

"Maksud dokter itu apa? Anak saya selama ini terlihat baik-baik saja."

"Siapapun yang terlihat baik nggak semua baik Pak," kata dokter itu.

Rian mengusap wajahnya kasar, menoleh pada Raya yang semakin histeris.

"Mass..." Raya meremas tangan kiri Rian.

Riam menatap Dokter itu penuh harap."Sejelaskan sejelas jelasnya kondisi anak saya."

Dokter itu menghela nafas."Saya belum bisa memastikan apa yang terjadi namun memang ada yang saya curigai, saya dan tenaga medis sedang melakukan pemeriksaan secara keseluruhan..

"Kenapa bisa anak saya."

"Akan saya jelaskan jika hasil pemeriksaanya sudah keluar."

"Kapan?

"Besok atau enggak lusa."

Rian mengangguk dan berpamitan pada dokter untuk keluar dari ruangan dokter.

***

"Ayah gimana Rey?" tanya Bryan yang menunggu mereka diruang tunggu.

Raya terduduk lemas disamping Bryan dengan tangisan yang belum juga reda.

"Ma ada apa?" tanya Bryan dengan hati hati.

Rian menunduk."Kenapa apa yang terjadi sama putra putra Mamah, Mamah gak pernah tau," isak Raya.

Bryan menghela nafas dan memeluk Raya dengan penuh kasih sayang.

"Udah cukup Gibran, Mamah gak mau Reyhan-

"Udah jangan ngomong gitu ya, Ayah akan berusaha untuk kesembuhan Reyhan."

"Ia tapi Rey kenapa yah? Jangan buat aku merasa manusia bego yang gak tau apa apa."

"Bukan hanya kamu yang gak tau apa apa Kak tapi kit-

"RIAN," teriak seseorang yang tak lain adalah Bagas juga Rana.

"Bagas," lirih Rian.

"Apa yang terjadi sama Rey? Bukannya dia baik baik saja?..

"Semuanya jauh dari ekspetasi, Dokter akan melakukan pemeriksaan keseluruhan-

"Keseluruhan apaan?" sewot Bagas.

"Ada masalah sama jantungnya...

Bryan menunduk, ia sudah mengira. Rana menunduk dan merangkul Raya.

"Semuanya akan baik baik aja Mbak, sabar ya."

"Ko bisa?

Rian menggelengkan kepalanya."Gua gak tau apa yang terjadi sama anak gua akhir akhir ini, entah karena gua emang udah jar-

"Udah, dalam masalah serius kayak gini gak baik kita membicarakan hal yang lain sebailnya, kita berdoa semoga Rey gak papa dan penyakitnya gak parah," jelas Rana, Bagas mengangguk.

"Gua udah ngerasain gimana rasanya kehil-

"Lo gak akan kehilangan lagi," tekan Bagas.

"Gas, anak lo masih melekat dipikiran jangan sampe Reyhan pergi dan buat gua semakin gagal jadi orang tua."

REYHAN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang