chapter 8

8K 738 35
                                    

Reyhan mabar, sambil menunggu adzan subuh berkumandang. Lagian Reyhan mana bisa tidur nyenyak dalam keadaan dingin kayak gitu.

"Disuruh tidur, malah main ponsel," kata Raya yang tiba-tiba datang. Reyhan gelagapan.

"Kebangun," katanya. Reyhan menutup ponselnya dan menyimpannya.

"Dingin ya?" Reyhan mengangguk.

"Pindah kamar sana." Reyhan menggelengkan kepalanya.

"Nanti Ayah makin marah."

"Enggak, udah sana pindah kamar. Jangan malah main ponsel." Reyhan mengangguk.

"Yaudah."

Reyhan melangkahkan kakinya menuju kamarnya, ia lebih memilih untuk mandi saja,lagian ada tugas yang harus ia kerjakan hari ini.

Setengah tujuh, Reyhan telah rapih dengan pakaian sekolahnya. Ia menggunakan jaket dan juga tas yang ia selempangkan pada salah satu bahunya.

"Sarapan dulu." Reyhan menggelengkan kepalanya.

"Nanti aja. orio udah didepan," pamit Reyhan. Tanpa menghampiri anggota keluarganya yang sudah berada dimeja makan.

Terlalu malas buat Reyhan untuk menghampiri Ayah dan kakaknya, apalagi tatapan Bryan yang membuatnya takut.

Rey kira kedatangan Bryan akan melepas rindunya, bukan seperti sekarang. Sudahlah Rey yang salah. Maybe.

"Jangan terlalu kasar sama Rey, dari kecil Rey gak pernah dibentak. Jangan sampe kelepasan," ucap Raya dengan dingin.

Mau bagaimanapun Raya kesal pada tindakan Rian tadi malam. Padahal izin darinya saja sudah cukup.

"Mas cuma gak mau dia menjadi lelaki liar-

"Dia cuma latihan volly. Gak denger?" tanya Raya.

"Baru aja maafan kamu udah bentak-bentak Rey lagi. Aku kesel sama kamu!"

Raya mengendong Cio."Ayo sayang kita mandi," dialog Raya pada Cio.

"Ayaa.. yaya," girang Cio.

"Kamu renungkan kesalahan kamu tadi malem. Justru dengan kekangan kamu kayak gini membuat Reyhan penasaran dan mencoba hal hal baru dan kamu Kak, pulang ke Indonesia gak seharusnya kamu musuhin adik kamu." Raya pergi membawa Cio.

Bryan dan Rian sama sama merenung, Raya marah merajuk dan Reyhan yang menghindar.

"Si Gian gak sekolah lagi?" tanya Reyhan pada Orio yang sudah stay duduk dimotor gedenya.

"Belum, masih belum bisa jalan." Reyhan mengangguk.

"Yaudahlah jalan," acuh Reyhan. Oriopun menstater motornya dan menuju sekolah dengan Reyhan yang diboncengnya.

"Lu udah buka ponsel?" tanya Orio.

Kini mereka sedang berjalan dikoridor untuk pergi kekelas mereka yang berada dilantai 2.

"Tadi jam empat," katanya.

"Ouh. Ada info katanya latihan lagi pulang sekolah, lo bawa baju?" Reyhan menggelengkan kepalanya.

"Kagak tau. Kalau gak salah ada baju diloker," katanya.

Ting..

Reyhan membuka ponselnya.ada pesan dari sang mamah yang mungkin menyuruhnya untuk makan pagi terlebih dahulu.

"Siapa?" tanya Orio.

"Mamah."

Mamah:jangan lupa makan pagi,maafin ayah ya.

REYHAN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang