chapter 63

4.2K 357 16
                                    

Reyhan tersenyum manis membaca cerita yang Dinda publikasi diaplikasi wattpad.

Reyhan sangat kepo hingga ia menginstal aplikasi orenge itu, mencari username pacarnya dan mendapatkanya.

Reyhan baru saja membaca deskripsi awalnya namun ia sudah tersipu.

"Sesuatu yang sudah ditakdirkan milik kita akan menjadi milik kita dan tidak akan dimiliki oleh orang lain. Biarpun badai menjadi penghalang, tapi Tuhan maha adil."

"Ini cewek gua beneran?" kekehnya.

Reyhan mulai membaca satu prolog,ah ternyata Dinda mendeskripsikan tentang dirinya, Dinda membuatnya salting saja.

"Mengenalnya, aku tau cara menyikapi perbedaan."

Reyhan menghela nafas, ah membuat overthingking saja.

Tok.. tok.. tok..

"Rey makan dulu," ujar sang pembuka pintu kamarnya yang tak lain adalah Bryan.

"Ia."

"Lagi ngapain?" tanya Bryan duduk disampingnya.

"Main ponsel doang." Bryan mengangguk.

"Gak kambuh kan?"

"Alhadulillah enggak, apa mungkin karena gua lagi bahagia ya Kak."

"Adenya kakak lagi bahagia karena apa nih?" kekeh Bryan.

"Gak usah tau, tapi lo harus tau kalau gua bahagia banget."

Bryan tersenyum."Obat sakit itu bahagia, percaya sama gua. Kalaupun lo sakit tapi lo enjoy menghadapinya dan mencari kebahagiaan. Gua yakin sakit itu gak akan menjadi penghalang buat lu bahagia."

"Makasih."

"Semangat, gua gak mau kehilangan." sendu Bryan.

"Gua gak setega itu akan meninggalkan," balasnya.

"Ade gua kuat."

"Lo jangan raguin kekuatan gua." Bangganya membuat Bryan terkekeh.

Bryan berdiri."Ayo makan malam." Reyhan mengangguk dan dirangkul oleh sang kakak.

"Besok ayah ngajak cek up, izin sekolah sehari gak papa?" tanyanya ketika mereka menuruni tangga.

"Jika untuk kebaikan, kenapa enggak?"

Bryan tersenyum bangga, adiknya mulai menerima keadaanya walaupun Bryan tau pasti gak muda.

"Semua lu selalu ada Rey," doanya.

"Malam Yah, malam Mah, malam Cio."

"Malam Nak."

"Cio sombong gak balas sapaan Kakak."

Cio menoleh dan cemberut."Apa cih.." lucunya.

"Ade jangan gitu sama Kakak, kakak kan cuma nyapa Ade, minta maaf sama Kakak," ujar Raya dengan pelan.

"Io calah apa?" Polosnya.

"Dengerin mamah, kalau ada yang nyapa, Cio harus balas jangan acuh Nak. Gak baik, paham?" Cio menoleh pada Reyhan.

"Tata Io minta maaf."

"Ogah ah," ketus Reyhan.

"Mama." Rengeknya.

"Rey, Adenya udah minta maaf loh."

"Tata jahat ama io," kesalnya berkaca kaca.

"Drama aja, nangis dih."

"Sini duduk sama gua." Reyhan mengangkat Cio dari tempat duduknya dan mendudukan Cio dipangkuanya.

"Berat banget sih yo, makan apa sih?" adiknya memang sangat gembul sekali.

REYHAN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang