"Awas, adeknya jangan sampe nangis loh ya," tutur Raya. Raya memberikan tubuh gempal Cio ke Reyhan yang siap menangkap.
"Jangan nangis! Kalau nangis gua lempar, mau?" ujar Reyhan pada Cio. Cio mengangguk patuh, tangan mungilnya menabok gemas bibir Reyhan. Suatu kebiasaan Cio pada siapapun yang mengendongnya.
"Cio tangannya nakal, jangan gitu gak sopan," kata Raya.
"Kamu mau nitip apa?" tanya Raya.
"Makanan aja yang banyak, aku mau gadang ngerjain tugas," balas Reyhan sambil mencubit gemas pipi Cio.
Lagi-lagi Cio menabok muka Reyhan dengan kekuatan bayinya."Cio jangan gitu Nak, gak boleh. Ya?" kata Raya sambil mengerakan jari telunjuknya.
"Ya, yah?"
"Apa? Ayah? Kagak ada! lo sama gua," ucap Reyhan dan mengecup seluruh muka adiknya yang menggemaskan.
"Reyhan yang sopan sama adeknya, nanti barbar kayak kamu mamah yang repot," tegur Raya, Reyhan hanya terkekeh.
"Yang ada adiknya yang sopan sama kakak," gumam Reyhan, dan terdengar oleh Raya. Raya hanya melotot saja.
Lagi-lagi Reyhan menghela nafas."Yaudah sana. Katanya mau bulan madu," ketus Reyhan.
"Gundulmu bulan madu," ucap Raya.
Rayapun mengecup gemas kedua pipi Cio, Cio bergerak senang."Dadah kesayangan mamah."
"Dahlah gua mah anak tiri emang," gerutu Reyhan.
"Da.. da ..da," Cio bergerang gemas.
"Gemes gua sama lo," ucap Reyhan yang lagi-lagi mendapatkan delikan dari Raya.
Rayapun mengecup kening Reyhan lama, sehingga Cio sendiri terhimpit.
"Huwaaaaa...hiks..hiks"
"Dadahh Reyhan," seru Raya yang langsung meninggalkan keduanya.
"Cup.. cup.. dasar orang tua gak bertanggung jawab," dumel Reyhan.
"Cionya gua kenapa hem?" tanya Reyhan menudukan Cio dikasurnya.
"Hikks..hikss.." tangannya mengadah ingin kembali digendong.
Reyhan menghela nafas."lo itu berat Cio," kata Reyhan yang malah membuat Cio menangis semakin kencang.
"Ade... dedeknya kenapa?" tanya Oma yang membuka pintu kamar Reyhan.
Reyhan mengaruk kepala belakangnya yang tak gatal."Diapaan sama kakak, hem?" tanya Oma. Oma memangku Cio sambil mengayun-ngayunkannya.
"Mamah sendiri yang buat cio nangis. Ya gak yo?" tanya Reyhan. Reyhan mendekatkan mukanya untuk mengecup pipi menggemaskan itu.
Belum kenapun, Tangan bayi Cio sudah memukul kembali muka Reyhan."Hayoo ditabok kakaknya ya? Jngan dong Nak, kasian kakaknya," dialog Oma pada siBayi.
"Hu..hahaha." Lihatlah Bayi menggemaskan itu malah tertawa sendirinya. Mungkin merasa senang melihat penderitaan sang kakak karena tabokannya.
"Apa ketawa apa?"
"Oma Rey mau tidur,"
"Ko tidur? Pamali de tidur sore-sore. Mending ajak main dedeknya, oma mau buat pudding, katanya kamu mau pudding," ucap Oma.
"Hem yaudah deh, siniin Cionya." Reyhan mengambil alih tubuh Cio.Ciopun bersorak riang, ia suka digendong Reyhan.
"Yaudah Oma, Rey sama Cio main dikamar Cio ya." Pma mengamgguk.
"Mau oma bikinin apa? Susu?" Reyhan menggelengkan kepalanya.
"Yaudah."
Omapun keluar dari kamar Reyhan dan Reyhanpun ikut keluar untuk bermain dikamar Cio.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYHAN || END
Fiksi RemajaBook 3 || Selesai Revisi kecil-kecilan! Reyhan, sosok yang ramah dan softboy disakiti dengan takdir yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Perihal dirinya yang dipaksa dengan keadaan yang harus meninggalkan semuanya. Start:22 agustus 2020 Finish:18...