chapter 38

5.2K 496 18
                                    

Reyhan menaikan bantalnya kesal. Tengah malam seperti ini dengan terpaksa harus terbangun karena flu yang menyerangnya.

"Asu banget," umpat Reyhan menaikian selimutnya, udaranya sangat dingin.

Reyhan mendengar suara gerbang dan tak lama suara mobil yang mungkin langsung masuk gerasi. Jangan lupakan kamar Reyhan diatas garasi guys, akan terdengar jika ada mobil yang masuk atau yang keluar.

"Ayah?" gumam Reyhan.

Reyhan bangkit dan membuka jendela kamarnya, iyap benar ada Rian yang membawa tas kerjanya dengan koper yang dibawakan oleh pak supir.

Reyhan bersyukur, Ayahnya pulang dengan selamat tapi dirinya tidak akan selamat besok hari.

Reyhan melirik jam dinding yang menunjukan pukul 2 dini hari.

"Bodo ah terserah besok aja," acuh Reyhan yang membaringkan kembali tubuh jangkungnya.

Tok.. tok.. tok..

Ceklek

Raya sang pembuka pintu kamar itu mendekati Reyhan yang kini pura-pura tidur.

"Rey pulang, samperin dulu," ujar Raya menepuk pipi Reyhan.

Reyhan pura-pura bergeliat dari tidur nyamannya.

"Emm..

"Ayah pulang hehh..."

"Besok aja Mah," balas Reyhan dengan suara seraknya yang hampir tiada.

"Kenapa?"

"Ngantuk. Besok aku sekolah." Reyhan menggeratkan selimutnya, tidak mementingkan Raya yang masih bergeming.

Raya menghela nafas."Yasudah."

Raya pergi dari kamar Reyhan dan menghampiri Rian yang berada dimeja makan.

"Besok aja katanya, gak enak badan kayaknya, rada anget," jujur Raya.

Ya, Rianlah yang meminta Raya untuk membangunkan Reyhan.Rian menghela nafas.

"Yaudah gak apa apa."

"Aku mau bawa kompresan dulu. Bentar ya." "Rian mengangguk.

Rayapun kembali kekamar Reyhan dan menempelkan kompresan itu pada kening Reyhan. Reyhan sudah tak ingat,alias sudah ketiduran.

"Udah makannya Mas?"

"Udah."

***

Pagi harianya Reyhan terlihat ragu untuk turun kebawah. Ia takut disemprot oleh Rian pagi ini juga.

"REYHAN MAKAN," teriak Raya.

Reyhan menghela nafas,dengan hidung yang masih mempet, suara yang serak Reyhan turun kebawah.

Disana sudah ada Rian yang memangku Cio. Cio sudah nempel, mungkin karena kerinduan pada Rian.

"Lama banget. Ayah udah laper dari tadi," jelas Raya.

Reyhan duduk dikursi yang biasa ia makan."Cepat makan. Setelah itu ikut ngobrol sama Ayah dibelakang," dingin Rian.

"Ia."

"Yahh..mau duduk cama tata"rengek Cio.Rian mengangguk dan membiarkan Cio dipangku oleh Reyhan.

Setelah sarapan pagi,Reyhanpun menghampiri Rian yang terduduk dikursi dekat kolam renang.

"Duduk," dingin Rian.

Reyhan mengangguk."Ayah gak akan banyak omong."

"Ayah cuma kecewa sama kamu."

REYHAN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang