Rahasia

245 44 0
                                    

"Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan"

🎵 Diary depresiku by last child

   

          
               Banyak orang yang begitu ingin terlihat baik-baik saja dihadapan orang lain , diam adalah kepastian agar tidak menimbulkan sakit pada diri sendiri juga orang lain...menyibukkan diri dengan melakukan apapun agar dapat mengurangi beban yang terus menumpuk pada kehidupan yang fana . ini adalah hal yang terus dilakukan oleh Argo dewangga Brasta...sosok kaku , irit bicara , dan pandai berbelit kata . Baginya tidak ada yang menarik di dunia ini setelah mamanya pergi . Hidupnya begitu hambar dan entah bagaimana ia sampai hilang akal untuk melakukan tindakan bodoh yaitu bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan .

Malam itu , awal semua fakta yang Argo ketahui dimulai...Saat ia hendak melakukan percobaan bunuh diri di salah satu jembatan penghubung antar kota .
Ia sudah yakin apabila malam itu hidupnya akan berakhir , malam dimana mamanya pergi untuk selama-lamanya...ia sudah terlampau siap untuk mengakhiri hidupnya , sebelum satu kalimat pertanyaan dari sosok anak remaja manis menegurnya .

"Kakak mau berenang ?"

Dalam hati Argo tertawa...bagaimana bisa anak lelaki mengatakan kalimat begitu santainya dengan pandangan polos sedikit pongah padanya yang sudah jelas akan melakukan bunuh diri ? Argo pun sedikit mengesampingkan keinginannya , lalu menjawab pertanyaan dari anak laki-laki tadi yang sesikit membuatnya tertarik itu.

"Hmm ya...mungkin aku akan berenang setelah itu tidak muncul lagi ke daratan" jawab Argo yang merasa lucu dengan ucapannya sendiri , Ia sudah gila .

"Memang kakak bisa ? Kakak ini temannya Nemo atau dolphin ? Sampai-sampai tidak muncul lagi kedaratan...aku saja waktu itu hanya dapat menahan nafas sampai 2 menit saja didalam akuarium papa"

Aku tertawa lagi...ini sungguh lucu , anak manis ini sangat lucu...matanya bulat dengan bulu mata panjang , pipi chuby , dan kulitnya putih kenyal persis seperti bayi . Entah hanya penglihatan ku saja atau memang saking rindunya aku dengan Mama , saat aku melihatnya sedikit terbayang gambaran Mama melintas di fikiranku . Sangat menggemaskan sungguh , Sesaat sampai aku lupa tujuan awalku kesini untuk melakukan apa .

"Kakak tau tidak kata papa , Mamaku sudah pergi...kata papa Mama pergi ke surga bertemu dengan banyak malaikat baik disana...aku ingin ikut Mama , tapi papa bilang nanti papa sedih kalau aku ikut Mama pergi dan meninggalkan papa sendiri bersama Paman dan bibi"

Aku mengernyitkan dahiku...apakah ibunya baru saja meninggal ? Kenapa pas sekali dengan aku yang baru saja kehilangan Mama .

"Kakak kenapa disini ? Kata papa tidak baik malam-malam keluyuran , nanti ada penjahat yang mengincar organ dalam tubuh kita...menakutkan sekali kan ?"

Aku mengangguk dan menjawab anak kecil ini ,

"iya sangat menakutkan...lalu kenapa dirimu palah keluyuran malam hari seperti ini ? Tidak takut bertemu dengan penjahat ?" Ia menggeleng ,

"Aku takut pada penjahat kak , tapi...aku juga takut dengan papa...papa sekarang suka pukul-pukul kak , sakit...badannya sakit , kepalaku juga pusing kemarin papa lempar pakai sepatu"

Mataku membola...aku kira ia anak kesayangan papanya saking banyak bicara papa ini papa itu...aku jadi sedikit bersimpati pada anak ini . Entah atas dorongan apa aku ingin mengantarkan anak ini pulang...juga aku sudah melupakan niat awal ku untuk melakukan bunuh diri . Sungguh ini seperti lelucon ,

"Ayo kuantar pulang...biar tidak diganggu penjahat , kalau takut pada papa mu nanti kakak yang akan menghadapinya , nanti kakak marahi papamu itu...jadi jangan takut ."

"Humm beneran kakak mau marahi papa ? Tapi jangan pukul papa ya kak...kasian ,"

"Iya tidak dipukul...nanti hanya kakak jewer telinganya"

Anak itu tersenyum lucu lalu mengangguk . Sangat menggemaskan .

            Kamipun pergi dari atas jembatan tadi untuk mengantar anak ini...dan sampainya disana , entah apa yang aku lihat saat ini... yang kulihat itu adalah sosok papa . Tapi aku tidak yakin pasti dengan penglihatan ku , Papa bukan orang yang suka mabuk seperti itu , penampilannya yang begitu kacau membuatku sedikit tak mengenalinya...aku menoleh saat anak kecil tadi menggenggam erat tanganku lalu mengatakan sesuatu yang susah di tela'ah oleh otakku , dia mengatakan...

"Kak itu papa...tapi papa lagi berubah jadi Monster"

Aku terdiam membeku sedang memproses kejadian itu . Apakah ini mimpi ? Atau memang ini nyata . Anak kecil yang tadi bisa disebut penyelamatku memanggil papa dengan sebutan papa juga ?
Dalam benakku aku tau ini adalah satu rahasia besar yang disembunyikan dari kami , yaitu papa dan Mama memang berpisah...tetapi jauh sebelum itu mereka mempunyai satu kebohongan menyimpan rapat rahasia ini dari kami...yaitu Semesta .






yaitu Semesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝑺 𝑬 𝑴 𝑬 𝑺 𝑻 𝑨 ( 𝑶𝒏 𝑮𝒐𝒊𝒏𝒈 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang