Bagian 2

9.4K 909 195
                                    

Pukul tujuh lewat dua puluh menit Jihoon bangun dari tidurnya, membersihkan tubuh, membuat sarapan kemudian membangunkan adik kecilnya.

"Adek, bangun." Jihoon menyingkap tirai kamar Hyunsuk agar cahaya matahari masuk menyinari wajah mungil Hyunsuk.

Yang dibangunkan hanya menggeliat dengan malas, tangannya menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

"Bangun, ini udah siang," Jihoon mengguncang tubuh Hyunsuk, "Bangun cepet atau abang tinggal."

Dan cara itu selalu berhasil, Hyunsuk langsung bangun dengan mata tertutup dan rambut acak-acakan.

Jihoon tertawa gemas, "Mandi sana. Abang tunggu di meja makan."

Jihoon baru saja melangkahkan kakinya sebanyak satu langkah, tapi tangannya dicekal oleh Hyunsuk.

"Gendong~" Hyunsuk meminta sambil tersenyum manis, mengakibatkan Jihoon gemas lalu mencubit hidung Hyunsuk.

"Manja." tapi sang kakak tetap melakukan apa yang diminta adiknya, menggendong Hyunsuk ala bridal style menuju kamar mandi.

Hyunsuk melayangkan satu kecupan pada pipi Jihoon, itu tidaklah aneh. Ingat, mereka sudah sangat dekat dan jangan lupa jika Hyunsuk hampir tidak waras.

"Sana mandi, yang bersih." Jihoon mendorong pelan pundak Hyunsuk agar segera masuk ke dalam kamar mandi.

"Ih—"

"Apa lagi?"

Hyunsuk melipat kedua tangan di depan dada, kakinya menghentak-hentak kecil.

Jihoon berpikir sesaat, kemudian ia teringat kebiasaan yang belum ia lakukan pagi ini.

"Lupa," lalu Jihoon menangkup wajah Hyunsuk menggunakan kedua tangan besarnya.

Cup.

Kecupan singkat mendarat pada kening Hyunsuk, disusul pada kedua matanya yang tertutup, lalu hidung, pipi kiri dan kanan, dan berakhir pada puncak kepala Hyunsuk.

"Udah, sana masuk." dan kali ini Hyunsuk menuruti perkataan Jihoon, ia masuk dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.

***

Hyunsuk turun setelah mandi, pemuda berusia tujuh belas tahun itu menggunakan hoodie dan celana super pendek yang terhalang oleh hoodie-nya yang besar,

Hyunsuk seperti tidak menggunakan celana jika hanya dilihat sekilas.

Melirik pada jam yang menunjukan pukul sembilan lebih tiga puluh, itu artinya Jihoon akan segera berangkat kuliah.

"Adek gak mau ditinggal sendirian." pemuda itu berbicara dengan pelan, ia memasuk sandwich dengan kesal ke dalam mulutnya.

Pandangannya memelas menatap pada manik sang kakak, berharap semoga kakaknya mau mengabulkan perkataannya kemarin tentang membolos.

"Abang udah suruh Junkyu kesini. Bentaran lagi anaknya pasti nyampe." Jihoon berucap sambil membenahi rambutnya.

Hyunsuk hanya bisa berdecak kesal mendengarnya, ini benar-benar menyebalkan.

"Nanti pulang abang beliin chicken sama burger," bujuk Jihoon, ia sudah menyampaikan tas punggungnya pada lengan kiri.

Pintu terbuka, mengintrupsi pembicaraan antara Jihoon dan Hyunsuk.

"Pangeran Junkyu dateng!" seru seseorang dengan percaya diri melenggang masuk mendekati kakak-adik itu.

Abang [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang