Bagian 9

8.2K 621 88
                                    

Awali pagimu dengan
Mature content!

***

Hyunsuk mulai mencium Jihoon dengan skill yang ala kadarnya. Maklum saja, tidak ada yang bisa diharapkan dari anak kecil berusia tujuh belas tahun selain insting seadanya.

Jihoon tersenyum dengan ciuman Hyunsuk, acak sekali, tapi Jihoon bangga. Hyunsuk sama sekali tidak memiliki pengalaman tentang hal-hal seperti ini.

Tapi dia sudah bisa membuat Jihoon tegang, itu sudah lebih dari cukup bagi Jihoon.

Hyunsuk mengakhiri ciumannya, mata sayu itu melihat pada iris Jihoon yang terlihat menantang, seolah mengatakan pada Hyunsuk untuk terus melakukan apa yang dikatakan pikirannya.

Dengan itu Hyunsuk mengikuti pikiran, ia menarik baju Jihoon melewati kepalanya, menampilkan perut Jihoon dengan delapan kotak yang terlihat sangat menggoda.

Hyunsuk tersenyum miring pada Jihoon, "Boleh adek?" dan dibalas dengan Jihoon yang mengangkat dagunya, membuat gerakan seolah mengatakan untuk melakukan apapun yang Hyunsuk inginkan.

Hyunsuk dengan semangat menjulurkan lidah, menjilati dada Jihoon dengan lapar, sesekali ia hisap dan gigit, membuat Jihoon menggeram rendah.

Jilatan-jilatan itu terus turun melewati sekujur tubuh Jihoon, membuat banyak tanda sana-sini, meski Hyunsuk membuat kissmark dengan salah, anak itu menggigit kulit Jihoon, bukannya menghisap.

Hyunsuk sampai di depan selangkangan Jihoon, matanya terpejam menikmati aroma yang Jihoon keluarkan. Sangat harum.

Melihat Jihoon yang sedang tidur dengan santai, Hyunsuk segera membuka seluruh bajunya, tidak menyisakan satu bagian pun.

"Santai, dek. Abang gak bakal kemana-mana." ledek Jihoon karena sepertinya Hyunsuk sedang sangat horny.

Wajah adiknya terlihat memerah menahan nafsu, jangan lupakan penisnya yang sudah tegang dan mengeluarkan precum.

"Diem!" lalu dengan cepat Hyunsuk juga membuka celana Jihoon, beserta celana dalamnya.

Menampilkan kejantanan Jihoon yang berukuran besar itu, dengan urat-urat yang terlihat menonjol kasar.

Satu tegukan air liur menuruni tenggorokan Hyunsuk, kejantanan itu terlihat tidak akan muat pada mulut kecilnya, tapi Hyunsuk ingin tahu bagaimana rasa benda tumpul yang bisa memberikan sejuta kenikmatan itu.

"Muat, kok." tutur Jihoon melihat Hyunsuk masih dengan keraguannya.

Kini posisi Jihoon menjadi duduk, tangannya menarik dagu Hyunsuk agar mendekat pada bibirnya.

Jihoon mencium Hyunsuk dengan lembut, tidak ada nafsu di dalam ciuman itu, hanya ada rasa sayang yang tulus Jihoon limpahkan untuk adiknya.

Lidah panas Jihoon mengetuk bibir Hyunsuk agar terbuka, yang tentu saja Hyunsuk lakukan dengan senang hati.

Kemudian lidah kaduanya menari dengan lihai di dalam gua kecil milik Hyunsuk, saling memiringkan kepala ke kiri dan kanan untuk mencari posisi yang nyaman.

Lalu ciuman itu berakhir karena Hyunsuk kehabisan napas, wajahnya semakin terlihat memerah.

Jihoon menuntun tangan Hyunsuk untuk menyentuh kejantanannya, "Usap. Terus kulum kayak adek ngulum permen."

Tangan Hyunsuk bergetar gugup, matanya tidak fokus, ia seolah kembali menjadi Hyunsuk yang polos.

"Gapapa sayang, pelan-pelan aja." Jihoon tersenyum lembut pada Hyunsuk.

Abang [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang