Jihoon benar-benar sembuh setelah bercinta dengan Hyunsuk. Pria itu turun menuju lantai satu setelah tidur dua jam dan membersihkan diri.
Saat turun Jihoon mendapati Junkyu yang sedang mati kebosanan, pemuda manis dengan ciri khas Koala itu menatap kesal pada Jihoon.
"Seger?!" pandangan Junkyu pada Jihoon menyiratkan rasa ingin membunuh yang begitu besar.
"Seger. Adek gue nikmat banget." tutur Jihoon sambil minum air es langsung dari botolnya.
Junkyu melempar bantal sofa yang ada di dekatnya, si Jihoon itu tidak tahu malu. Dan kurang ajarnya tutur kata yang ia ucapkannya sangat tidak sopan.
"Sialan lo!" ingin rasanya Junkyu menjambak rambut Jihoon hingga rontok keseluruhan.
Jihoon hanya tertawa, ia membawa dua kaleng soda lalu diletaknya satu di depan Junkyu. "Makasih udah jagain adek gue selama gue sibuk." ucapnya tiba-tiba bertingkah mellow.
"Lah?! Asahi yang ngurus dia, bukan gue." Junkyu belum masuk ke dalam suasana yang Jihoon ciptakan.
Junkyu mengira maksud Jihoon adalah kesibukan akhir-akhir ini, itulah kenapa dia mengatakan Asahi yang merawat Hyunsuk.
"Bukan. Sebelum Hyunsuk kenal yang lain, dia sama lo terus. Makasih buat itu." jelas Jihoon melirik sekilas pada Junkyu.
Junkyu diam, mencerna ucapan Jihoon. Sedikit heran kenapa tiba-tiba sahabat sehidup-sematinya ini bertingkah serius.
"Ada apa nih? Lo gak bakal mati terus ninggalin gue buat jagain Hyunsuk, 'kan?" canda Junkyu karena ia sangat tidak suka suasana serius seperti ini.
"Gak pernah bisa serius, heran gue." Jihoon kembali menegak soda miliknya, ia mendongak, menerawang sesuatu.
"Gue pengen lo jagain Hyunsuk kalo nanti gue gak ada buat dia."
Junkyu sepertinya mulai serius, karena ia sekarang diam mendengarkan kalimat Jihoon.
"Lo tau kalo hubungan gue sama Hyunsuk salah banget," Jihoon menghadap pada Junkyu, memegang pundak sahabatnya itu. "Kalo nanti terjadi sesuatu di luar kendali gue, gue pengen lo ada buat Hyunsuk. Tenangin dia, jagain dia."
Jihoon meminta dengan tulus pada Junkyu, sementara Junkyu hanya tersenyum santai. "Alah santai! Adek lo adek gue juga. Lagian gue yakin lo bisa ngadepin masalah ini, lo sama Hyunsuk gak bakal ada yang nandingin."
Junkyu nyengir, ia mengacungkan jempolnya. "Masalah bokap nyokap lo, kalo mereka tau lo berdua bahagia, gue yakin mereka bakal ngerti. Lo minta baik-baik, jelasin kalo kalian saling cinta terus kalian bahagia berdua."
"Wow, menakjubkan. Tapi lo gak cocok jadi serius gini, geli gue dengernya."
Junkyu menatap datar, "Lo tadi nyuruh gue buat serius ya, setan!" teriak Junkyu murka.
Setelah mengatakan itu dia benar-benar menjambak rambut Jihoon sampai si empunya meringis kesakitan.
"Aduh iya gue salah, maafin." Jihoon menghindar dari cekalan tangan Junkyu agar rambut indahnya rontok begitu saja.
"Cih! Ambilin kunci mobil gue, gue mau balik." Junkyu bersidekap, kakinya menendang pantat Jihoon.
Jihoon pergi mengambil apa yang Junkyu inginkan, sedangkan Junkyu meminum soda yang tadi dibawa Jihoon.
***
Selanjutnya, hari yang Jihoon dan Hyunsuk jalani adalah hari-hari paling menyenangkan. Mereka menghabiskan waktu dengan berbagi kasih sayang dimana pun dan kapan pun.