Tujuh hari berlalu, Jihoon hampir gila. Selama itu ia mencari, seluruh area ia selidiki, setiap orang ia tanyai. Tanpa menyerah ataupun putus asa.
Selalu ada keajaiban yang terjadi, mungkin saja Hyunsuk bersembunyi atau mungkin saja ia sedang bermain atau ada temannya yang mengajak menginap atau,
Atau apa, Jihoon mulai berhenti membuat banyak kemungkinan.
Hyunsuk hilang. Sekeras apapun ia mencari, sebanyak apapun orang yang dibayar Ayahnya untuk membantu, Hyunsuk tetap tidak ditemukan.
"Adek," bisiknya menatap layar ponsel yang menampilkan foto Hyunsuk. Begitu manis, Jihoon merindukan anak ini.
Lalu ponsel itu bergetar, ada panggilan masuk, dari Ibunya.
"Pulang, abang belum pulang dari kemaren."
"Hyunsuk belum ketemu, Ma."
"Hyunsuk baik-baik aja, sekarang abang pulang dulu sebentar."
"Ma..."
"Pulang, nak. Mama khawatir."
Jihoon menangis, ia merasa bersalah pada Hyuna dan Hyunsuk. Mereka sangat baik padanya, Hyuna bahkan masih mengkhawatirkannya ketika sang anak kandung tidak jelas keberadaannya.
Sementara Ayahnya, ia hanya melakukan apa yang menurutnya benar tanpa ingin dengar penjelasan orang lain.
"Iya, Ma. Abang pulang sekarang."
"Hati-hati sayang."
Jihoon menyalakan mobilnya ketika Hyuna mematikan sambungan telepon itu.
Mengemudikan mobil itu dengan malas tanpa gairah sedikitpun.
Kepala Jihoon berputar ketika ia sampai di rumahnya, pusing karena terlalu banyak berpikir dan tidak mendapat istirahat yang cukup.
"Selamat datang kembali, abang!" pekikkan nyaring Hyunsuk terdengar memenuhi seisi otaknya.
Serindu itu ia pada sang adik hingga suaranya terus terdengar.
"Abang kok gak senyum? Ini adek udah pulang." Hyunsuk merentangkan tangannya, menyambut kedatangan Jihoon.
Tapi Jihoon malah menggelengkan kepalanya, mengerutkan dahi dan memukul pipinya sendiri.
"Abang!"
Jihoon terperangah, ini bukan mimpi, ini bukan halusinasinya. Jihoon segera mendekat pada tubuh yang selama ini ia cari, menyentuh pelan lalu ia dekap sekuat tenaga.
"Ini, ini beneran adek?"
"Emang siapa lagi?"
Jihoon lega, Hyunsuk baik-baik saja dan kembali dalam keadaan selamat, wajah manis itu bahkan terlihat sangat ceria.
"Adek baik-baik aja? Adek kemana aja? Kamu, kamu gak tau seberapa kesiksanya abang selama ini. Kamu dimana? Kamu baik-baik aja?" Jihoon terus bertanya dengan kalimat yang berputar-putar.
"Abang bawel." Hyunsuk menarik Jihoon agar duduk, kemudian ia berlutut di depan Jihoon.
"Adek baik-baik aja, adek selama ini ada di rumah kak Sahi. Mama yang nyuruh."
Jihoon blank, ia menoleh pada Hyuna dan Jiwon yang sejak tadi berdiri.
Tunggu! Air muka Jiwon terlihat tenang dan santai, seolah tidak terjadi apa-apa.
Ada apa ini, apa yang Jihoon lewatkan?
"Dek, ini kenapa? Apa yang gak abang tau?" Jihoon bingung, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi.