Hyunsuk tetaplah Hyunsuk, meski semalam ia mengatakan ia takut pada Ayahnya, tapi pagi ini ia tetap tidak menjaga sikapnya,
Ia tidak berhenti menempel pada Jihoon, ke manapun Jihoon pergi, Hyunsuk akan mengikutinya.
Untungnya Jiwon dan Hyuna tidak curiga atau merasa aneh, mungkin menurut mereka itu wajar karena Hyunsuk pada dasarnya memang manja.
"Abang udah dapet pasangan?" Jiwon berucap disela kegiatannya yang tengah mengunyah makan.
Mereka sedang sarapan saat ini, dengan tenang dan damai.
"Belum," jawab Jihoon yang juga sedang mengunyah, tapi tentu saja dia menjawab setelah menelan makanannya.
"Kenapa?"
"Nanti Jihoon ajak Sohyun." putus Jihoon yang mendapat tatapan murung dari Hyunsuk.
"Sohyun? Dia, 'kan temen abang, kenapa gak sama pacar abang aja?" Hyuna ikut menimbrung, membuat Hyunsuk semakin tidak suka dengan topik pembicaraan ini.
"Abang belum punya pacar, Ma." Jihoon memberikan tatapan peringatan pada Hyunsuk karena sekarang kaki Hyunsuk tengah mengusap-usap kakinya di bawah meja.
"Makanya cari pacar, gak bosen apa sendirian terus?"
"Abang gak sendirian, abang, 'kan sama adek." sela Hyunsuk tiba-tiba, seringainya tidak bisa ditebak, Jihoon sedikit was-was dibuatnya.
"Iya, 'kan, abang?" sekarang kaki Hyunsuk mengusap sensual kaki Jihoon, pun irisnya yang menatap dengan nakal pada Jihoon.
Sebelum Jihoon menjawab, Jiwon berdehem, "Lanjutin makannya." lalu mereka diam setelah Jiwon mengatakan itu.
Tidak berani melawan. Jiwon sangat tegas dan disiplin, itulah kenapa Jihoon mampu bertahan selama satu tahun dari tingkah Hyunsuk, ia sudah diajarkan untuk menahan hasratnya sejak kecil,
Dididik untuk mengikuti jejak Ayahnya, nilai yang Jihoon dapatkan harus selalu sempurna, entah itu nilai pendidikan maupun kehidupan normalnya, tidak boleh ada celah padanya dalam hal apapun.
Tidak boleh ada noda merah dalam rapport kehidupannya.
Dan Jihoon melakukan itu, kehidupannya di luar sangat bersih, tidak ada noda sedikitpun. Teman-temannya adalah orang yang baik dan mengerti mana salah dan benar, meski mereka terkadang bertingkah layaknya orang gila tapi mereka tidak pernah membuat kekacauan yang merugikan diri sendiri ataupun orang lain.
Dan Jihoon akan menemui mereka hari ini, untuk mencari solusi tentang siapa yang akan menjadi partner-nya dan Hyunsuk untuk menghadiri acara yang diadakan teman bisnis Ayahnya itu.
Merepotkan.
***
Jihoon dan Hyunsuk diijinkan pergi keluar setelah Jihoon mendapat arahan dari Jiwon tentang apa yang harus ia lakukan setelah selesai kuliah.
Yang tentu saja Jihoon harus membantu Jiwon dalam mengurus perusahaan, memang sejak awal itu takdir dan tujuannya belajar hingga ke negeri orang.
"Papa nyebelin deh, ngatur-ngatur terus. Mama juga sama aja." Hyunsuk mengeluh ketika mereka dalam perjalanan menuju basecamp.
"Kayak yang gak tau mereka aja." jawab Jihoon seadanya. Ia sedang memikirkan beberapa kemungkinan jika ia tidak bisa mendapatkan partner.
"Abang juga sama aja, nurut terus."
"Gak ada pilihan lain, 'kan? Emang adek mau abang dikirim lagi ke Amerika?" Jihoon menghentikan mobilnya karena mereka sudah sampai, ia melihat Hyunsuk yang memasang wajah kesal.