25 : 친구

1.2K 201 20
                                    

"Mwo??!!"

"Jangan memotong! Aku memang berniat menciumnya tapi aku malah memberikannya kartu dan melakukan pembayaran dan itu tidak berhenti sampai disana" Renjun masih lanjut bercerita. Haechan diam-diam mengambil bungkus keripik sisa tadi dan memakannya.

"..saat perjalanan pulang aku mendadak ingin kembali minum dan Jaemin membentakku. Uh! Aku tidak suka dan hampir menangis. Aku cukup sadar saat itu dan memberontak. Dia menahan ku dan lagi-lagi ku lihat dia sangat tampan dengan rambut kuningnya. Aku mendekatkan wajahku dan menciumnya saat itu"

"Kau menciumnya???!!!"

"Iya. Dan kau tau apa yang paling mengejutkan?"

"Apa?"

Muka Renjun menegang mendadak. "Jaemin menarik tanganku dan menciumku lagi,"

Jadi itu alasan mengapa Renjun takut bangun lebih awal? Apakah Renjun diam-diam menikmati ciuman itu dan berakting tidak tahu apa-apa, kemudian dengan itu ia jatuh hati pada Jaemin atau jatuh hati pada ciumannya?

"Wah Huang Renjun.. kisah kalian sangat cocok di buat karya tulis! Seseorang yang diam-diam menikmati ciuman dan berpura-pura lupa. Ckckck"

Renjun melotot. Lantas membela dirinya. "Hei aku melakukan ini karena tidak mau kita canggung. Akan lebih parah kalau aku bertanya apakah kita berciuman dan jika di mengatakan IYA. Ah entah bagaimana jadinya!"

"Baiklah terserah kau saja. Tapi ngomong-ngomong, Jaemin dan teman satu jurusan mu itu pacaran?"

Ck! Pertanyaan macam apa itu? Kalaupun Renjun tahu jawabannya, ia tidak mau mengakui kalau mereka memang berpacaran. Itu terlalu sesak.

Renjun menggeleng. "Aku tidak tau. Intinya aku tidak mau melihat wajahnya saat ini. Jadi aku akan menginap disini sampai besok". Renjun berbaring di ranjang kepunyaan Haechan. Menatap langit-langit kamar bernuansa galaxy itu dan menyamankan diri serta menguap kecil. Disampingnya, ada Haechan yang ikut menghela napas.

"Heol? Dia tertidur?" Haechan bisa mendengar deru nafas Renjun yang teratur. Ia melirik jam dan ikut menguap. "Hooaamm~ sudah jam sembilan dan aku sudah mengantuk. Ternyata benar kalau menguap itu bisa menular". Haechan menguap sekali lagi dan ikut berbaring di samping Renjun yang membelakanginya. Mengambil selimut dan membalut tubuh mereka berdua.

"Aku selalu berharap kau bahagia, Renjun-ah. Selamat tidur"














Malam itu, Jaemin merasa sepi sebab tidak biasa Renjun meninggalkannya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu, Jaemin merasa sepi sebab tidak biasa Renjun meninggalkannya sendiri. Jadilah ia menunggu bus dan menatap jalanan yang masih ramai. Dalam hati masih menebak-nebak apa yang terjadi pada Renjun tadi. Aneh saja sebenarnya. Dengan Renjun berdiri disana dan menatap Jaemin dan wanita itu dengan sorotan mata yang sulit di baca. Tiba-tiba Renjun balik kanan dan membuang minuman itu.

"Dia kenapa? Kenapa dia marah karena aku memeluk Jiin? Dan minuman itu, harusnya dia memberikanku dan kita pulang bersama. Lalu Jeno mengejarnya da ah kenapa aku mendadak jadi bodoh begini?!"

PECULIAR FATE 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang