9 : 난 너와 함께 있어, 런쥔아

1.4K 245 5
                                    

"Baiklah, sampai jumpa Jaemin-ssi" Jiin pergi setelah itu. Jaemin pula.

Jiin dengan pikirannya, demikian Jaemin yang kepalanya terasa dipenuhi suara-suara yang tidak biasa. Itu suara Renjun. Jeritan yang melengking itu terngiang-ngiang nan berdengung di kepalanya.

"Jaemin-ssiㅡ" Wanita itu membalikkan badannya dan berniat menemui Jaemin lagi. Namun, yang ada ia melihat sangat jelas pemuda itu lari dengan kencang sekali kearah kampus.

"Dia kemana? Aku lupa meminta nomornya" Jiin bergumam kecil. Ia masih ditempat dengan atensi yang memandang Jaemin yang semakin jauh.













 Ia masih ditempat dengan atensi yang memandang Jaemin yang semakin jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa-apaan?! Kenapa ada truk disini?!" Tanya Jaemin seorang diri. Rasanya ia ingin sekali menendang truk itu jauh-jauh supaya tidak menghalangi jalannya. Akan tetapi disana banyak sekali pekerja buruh. Ia bisa dianggap orang sakti jika dia memang melakukan niatnya. Jaemin buru-buru mencari akal dan akhirnya menemukannya. Ia naik ke bagian depan truk dengan loncatan yang lumayan tinggi. Pria itu tidak mengindahkan lirikan terkejut para pekerja disana, pula para paruh baya yang melihat proses pembuatan jalan itu.

"Hey hey!! Jangan lewat disana! Semennya belum kering!!"

Jaemin mendengar itu. Ia lalu melompat dengan bagus sekali hingga mereka semua terheran-heran.

"Wah! Lompatannya sangat bagus! Apa dia atlet?"

"Entahlah tapi dia tampan. Anak sulungku pasti mau dengannya haha"

Sebenarnya Jaemin mendengar itu dan dia sudah biasa diperlakukan begitu. Untuk sekarang yang ada dipikirannya saat ini ialah, Renjun yang terduduk lemas di sudut kegelapan.













"Renjun-ssi!! Kau didalam?!!" Jaemin, si peneriak itu dengan sigap lari masuk kedalam tempat yang gelap gulita ketika sebuah teriakan lemah dapat ia dengar dari sana.

Lagi, pekikan lemah yang terus menyebut namanya berulang-ulang itu ditangkap jelas oleh kupingnya.

"Astaga tempat ini gelap sekali! Renjun-ssi tolong teriak jika kau didalam!" Teriak Jaemin lagi.

"Jaemin-ssi?!" Itu suara Renjun. Jaemin memastikan bahwa pria kecil itu terjebak didalam. Terbukti dengan suara Renjun yang bergema dari dalam. Tidak ingin keadaan semakin genting, langsung saja Pemuda itu lekas berlari masuk lebih dalam tanpa ada sesuatu yang menerangi langkahnya. Jaemin dengan mudahnya melihat Renjun yang mendekam disudut. Tak jauh darinya masih tergeletak jenazah yang mengeluarkan bau tak sedap.

"Shit bau darah!" Jaemin mengumpat. Tak diduga, kepala Jaemin berdenyut sebagaimana yang Renjun alami. Ia sungguh tak tahan dengan aroma yang dihasilkan oleh cairan merah yang hampir mengental karena sudah lama dibiarkan begitu saja.

"Jaemin-ssi kau baik-baik saja?!" -Renjun

Suaranya terputus-putus karena sakit masih mendera kepalanya. Ia bisa melihat Jaemin sayup-sayup mengangguk dengan senyum paksaan. Jaemin perlahan merangkak kearah Renjun dengan dua tangannya yang menumpu tubuhnya, juga tungkainya yang ia seret perlahan-lahan. Ia sekali-kali menahan nafasnya agar pusing yang melandanya sedikit berkurang. Setidaknya ia harus membawa Renjun keluar dari sana, dan keadaan rumit itu semakin longgar.

PECULIAR FATE 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang