41 : 그녀는 누구인가?

198 27 10
                                    

"Menghilang?"

Renjun mengangguk lemah, ia sedikit sesenggukan. Melihat itu, Jeno segera mengambil botol air mineral dan membantu Renjun meminumnya.

"Pak Kim, kurasa mereka benar-benar menghilang tanpa jejak. Tidak ada jejak sepatu di sekitar sini" Jaehyun ikut menghampiri mereka dengan wajah putus asa. Kini ia merasa harus menutup kasus pembunuhan shotaro dan kakaknya Jangbin. Ya, mau bagaimana pun penjahat utamanya sudah mati, dan Yangyang menghilang tak tahu rimba nya. Pak Kim terdiam di sebelahnya.

Renjun berusaha bangkit dan menatap Jeno. "Bisa kau membawaku ke rumah sakit?"

"Tentu saja, Renjun. Ayo" Jeno membantu Renjun berdiri. Jaehyun dan Pak Kim berinisiatif membantu Renjun yang nampak kesusahan berjalan. Mereka keluar dari gelapnya hutan menuju jalan kecil di balik rimbun pepohonan. Ada sekitar dua mobil yang terparkir disana. Renjun sedikit terkejut melihat Daniel, Woojin dan Jungkook dan tim polisi busan ikut berada disini. Dalam hati Renjun bersyukur Yangyang bisa pergi jauh dari tempat ini dan tidak menjadi bulan-bulanan polisi dan masyarakat.

Daniel tampak bersandar di kap mobil bersama Taehyung. Begitu melihat Renjun tak terkecuali dari mereka menghampiri Renjun dan menanyakan keadaan pemuda itu. Sedang yang ditanyai hanya tersenyum lemah dan mengatakan ia baik-baik saja. Namun sepertinya jawaban Renjun belum mengurangi rasa penasaran Daniel. Pemuda bergigi kelinci itu celingak-celinguk mencari seseorang dengan wajah bingung.

"Dimana Jaemin dan Jiin?"

Mendengar dua nama tadi, Renjun memijit keningnya yang tiba-tiba pusing. Kepalanya seperti mau pecah. Hatinya seperti terkoyak karena kehilangan kakaknya, terlebih Jaemin yang meninggalkannya di tengah-tengah kejadian. Lantas ia ingin menangis karena sesak itu datang kembali namun ia masih sadar tempat. Dengan suara bergetar Renjun menjelaskan sedikit skenario. Menjelaskan dimana ia menyuruh Jaemin agar membawa Jiin terlebih dulu agar perempuan itu bisa bertahan hidup. Dan menyuruhnya agar tak mengkhawatirkan Renjun karena Jangbin akan menyerah ditangannya. Seluruh pendengar kini merasa paham dan tak ingin membebani pikiran Renjun. Mungkin lain waktu saat pemuda bertubuh kecil itu membaik.

Mereka terdiam beberapa saat ditemani lampu sirine mobil dalam gelapnya hutan berselimut malam, sebelum Pak Kim menyuruh mereka masuk ke mobil dan kembali ke kota. Setidaknya mereka harus beristirahat terlebih untuk Renjun. Pemuda itu masih sesenggukan kecil. Maka setelah itu mereka mematuhi perintah Pak Kim dan masuk ke mobil. Kemudian mobil-mobil itu berjalan memecah jalan yang diapit pohon-pohon rindang nan besar. Tak ada percakapan dalam perjalan pulang. Jeno dan Renjun yang memilih duduk di jok paling belakang masih saling menghangatkan. Jeno rela tidak memakai jaket tebal miliknya demi menyelimuti Renjun yang sedang bersandar di bahunya. Tangan Jeno ia gunakan sebagai bantal, sedangkan si pemilik tangan kokok itu tak henti-hentinya membelai rambut si pemuda dalam rangkulannya.






PECULIAR FATE






Jaemin mengamati wajah Jiin diluar ruangan melalui kaca. Wanita itu tertidur bersama dua selang infus yang tertancap di tubuhnya. Jaemin berjalan mondar-mandir di depan ruangan beberapa kali kemudian duduk di bangku rumah sakit dengan perasaan berkecamuk. Kepala terasa berdenyut, jantung yang berdebar tidak karuan. Serta pikiran yang melanglang buana pada Renjun. Jaemin mencemaskan pemuda mungil itu dan sangat ingin kembali untuk Renjun. Tetapi melihat Jiin terbaring tak berdaya diatas ranjang membuat Jaemin terpaksa mengurungkan niatnya. Pemuda itu tak memiliki nomor ponsel adiknya Jiin jadi hanya Jaemin yang menjadi wali wanita itu.

PECULIAR FATE 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang