7 : 칼에 찔려 죽었다

1.7K 260 10
                                    

"Aku menjual pisau dengan banyak jenis. Kau adalah orang kaya, jadi kupikir kau bisa sedikit membantu kakakmu ini untuk hidup. Jadi bisakah kau membeli satu?"

Sangyeob berpikir berulang kali. Dia mempunyai banyak pisau dan dia tidak membutuhkan benda itu. Tapi, Jangbin ini saudaranya yang hidup terlunta-lunta di tempat yang berpindah-pindah seperti zaman megalitikum. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain.


"Aku tidak tau apakah harus membeli itu karena, istriku belum pulang dari tempatnya bekerja. Bisakah kau menunggu istriku datang dan aku akan menanyainya?"

Jangbin tertawa. "baiklah-baiklah. Aku akan menunggu istrimu. Hey, ayo kita berjalan-jalan sedikit di lingkunganmu. Aku akan membawa barang-barangku bersamaku" Ia kemudian berjalan namun dicegat saudaranya.


"Letakkan saja barang-barangmu disini, hyung. Kau akan kesusahan nantinya, itu pasti berat"

"Tidak apa-apa. Sebenarnya sudah banyak kali aku meninggalkan barangku begitu saja saat pergi ke toilet sebentar, dan benda itu hilang diambil orang. Aku sudah biasa memikul batu saat kerja bangunan, jadi pisau ini tidak seberapa berat. Ayo"

Sangyeob dengan napas sedikit ditahan, mengangguk. Dalam benaknya, tidak ada hal-hal buruk yang terjadi padanya hari ini, bukan?













Renjun melangkah ringan menuju kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun melangkah ringan menuju kelas. Ia sesekali tersenyum pada orang-orang yang tersenyum padanya untuk menyapa. Ia memang kadang berjalan sendiri ke kelas, kadang juga ditemani salah satu temannya yang lebih tinggi darinya. Mark misalnya.

Mereka dekat, dan itu karena Haechan. Kalian tau kenapa? Haechan pernah mempertemukan mereka dalam program kencan buta Dan yang terjadi adalah kecanggungan karena Renjun tau bahwa Lee Mark adalah salah satu dosen di kampusnya!


Jika Renjun ditanya; kenapa kalian bisa berteman padahal pernah dicomblangi? Pria kecil itu akan menjawab; bukan masalah selagi Mark hyung tidak mengajar di kelasku.

"Lonjon!"

"Berhenti memanggilku begitu hyung!"

Mark terkekeh, ia menggerakkan tangannya ke bahu Renjun yang tingginya hanya diatas telinga. "Kenapa? Kau cocok dengan panggilan itu, lonjon. Bukannya itu menggemaskan?"


"Terserah!" Yang lebih pendek tidak peduli. Ia terus berjalan dengan Mark yang masih merangkulnya. Murid-murid lain tersenyum dan setengah menunduk setiap melewati mereka. Sudah bukan pandangan asing bagi mereka, ketika pemuda Huang tersebut dirangkul guru tampan itu. 'Renjun adalah adikku' katanya.

PECULIAR FATE 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang