39 : 차를 운전

135 25 15
                                    

PECULIAR FATE









Tiffany benar-benar tidak main-main saat mengatakan kalau Jaemin dan Renjun harus belajar menyetir mobil. Meskipun awalnya Renjun menolak masuk ke mobil, namun akhirnya berhasil juga karena wanita itu menyuruh Jaemin membantunya. Bahkan menyuruh Jaemin mengunci pintu mobil, juga jendela agar Renjun tidak keluar melalui jendela karena kesal. Tiffany juga tak tahu kenapa anaknya itu menolak bersama Jaemin akhir-akhir ini.

Dan sampailah mereka bertiga di lapangan terbuka yang tanahnya masih lembab akan salju yang sedikit mencair. Tiffany keluar dari mobil, membiarkan kedua putranya mengendarai sendirian. Tiffany memberi kode pada Jaemin untuk menurunkan kaca mobil.

"Jangan mencoba melarikan diri. Eomma akan menunggu di sana sampai kalian selesai" ancamnya. Hanya Jaemin yang berucap iya, sedangkan Renjun? Disana ia tampak memajukan bibirnya tanpa sadar dan tangannya pun di tekuk di depan dada.

Tak lama Tiffany pergi dari sana, Jaemin menutup kaca mobil kembali dan mulai menyalakan mesin hingga mobil itu sedikit bergetar. Renjun diam-diam menelan ludah. Ia sebenarnya grogi kalau masalah belajar hal berat seperti ini. Apalagi Jaemin bilang ia tidak tahu cara mengendarai kendaraan itu.

"Jaemin-ssi kumohon berhati-hatilah," ucap Renjun takut. Dibalas anggukan penuh keyakinan oleh Jaemin.












PECULIAR FATE












Yang terjadi selanjutnya adalah teriakan Renjun yang histeris. Ia memegang seal belt dan menutup mata sambil badannya maju mundur tak beraturan. Ingin sekali ia mengumpat Jaemin. Pria itu menginjak pedal gas dengan terputus-putus dan alhasil mobil itu terseok-seok yang untungnya tidak membuat kepala mereka tidak terkantuk setir mobil.

"Jaemin-ssi! Kenapa kau menginjak pedal gas seperti itu? Jangan berhenti menginjaknya dan pelan-pelan!"

"Ah baiklah"

"AKHH!! INJAK REM-NYA JAEMIN-SSI!!"

Renjun benar-benar tak menyangka kalau Jaemin terlalu menekan pedal gas itu. Membuat mobil yang awalnya berjalan maju-mundur itu berjalan sangat kencang.

"Apa yang kau lakukan?! Injak rem! Bukan pedal-nya!" Renjun masih berteriak keras. Ia kini menutup mata karena tak berani menatap jalanan.

Mobil itu masih melaju dengan kecepatan tinggi dan untungnya Jaemin tahu cara membelokkan mobil, sehingga mereka tidak harus menerobos palang jalan. Jadilah mereka berputar-putar dalam lapangan itu. Tiffany yang baru datang dari membeli kopi hangat untuk mereka bertiga terkejut bukan main melihat pemandangan yang tersaji didepannya. Dimana mobil yang baru di belinya itu berputar-putar seperti gasing. Dan ia bertambah panik lagi, saat ingat kalau Renjun itu mabuk kendaraan!

"Omo! Ya Tuhan apa yang terjadi?!" Teriaknya entah pada siapa.

Sementara Renjun dan Jaemin masih dalam ketegangan yang luar biasa. Renjun yang tidak mau membuka mata dan berdoa tanpa henti, dan Jaemin yang terus mengambil alih mobil itu.

"Jaemin-ssi, aku tidak tau sekarang adalah ajalku atau tidak. Tapi kurasa kita bertemu kurang dari lima puluh hari. Aku tau kau malaikat dan aku akan menyerahkan nyawaku sekarang sebagai pengabdian!"

"Apa yang kau katakan?! Ini buka ajal mu! Aku hanya tidak tahu cara menghentikan mobil ini!"

"Makanya injak rem-nya!" Ucap Renjun sarkas. Merasa tak ada jawaban atau Jaemin yang tidak paham, Renjun dengan berani membuka mata dan pergi ke bawah kursi kemudi Jaemin dengan pelan. Jaemin pun terkejut saat melihat Renjun tiba-tiba ada di antara kakinya. Apa yang dilakukan pemuda mungil itu kali ini?

PECULIAR FATE 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang