3 : 매우 아름다운

2.3K 338 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












"Lepaskanㅡ ASTAGA!!"

Renjun tak kuasa tidak berteriak terkejut. Pria berambut fluffy black itu melihat pria mabuk tadi terlempar cukup kuat ke belakang, saat Jaemin menarik kerah bagian belakang jaket pria itu. Pria tersebut menoleh ke kiri dan kanan, mencari siapa bajingan yang melemparnya. Namun nihil, hanya ada jalanan kosong dan Renjun yang masih terkejut melihatnya.

Jaemin, si pelaku tadi menghampiri pemabuk, berjongkok melihat paman itu. Ia tersenyum miring penuh kemenangan. Terkejut karena yang menghampirinya bukanlah manusia, melainkan malaikat maut dengan jubah hitam besar dan tongkat besar ditangan kanannya.

"Ahjussi, kau terlalu tua untuk berbuat jahat. Bertobatlah. Aku tidak akan mengambil nyawamu sekarang. Kau masih punya kesempatan berbuat baik sebelum aku melempari mu ke neraka. Kau tau aku, kan?"

"Sh*t!" Pria itu mengumpat. Lalu yang Renjun lihat, pria mabuk tadi berlari kencang menjauhinya. Juga Jaemin yang tersenyum sembari melangkah mendekati pria Renjun seakan tidak terjadi apa-apa.

"Jaemin-ssi kau.. bagaimana bisa kau melemparnya sekuat itu?!"

Jaemin tersenyum. "Malaikat memang kuat, Renjun-ssi"

"Apa yang kau katakan padanya sampai dia lari begitu?!"

"Emm. Aku hanya menyuruhnya untuk tidak berbuat senonoh pada temanku"

Renjun tertegun. "Teman?"

Jaemin melirik Renjun yang tatapannya sedikit tak percaya dengan sebutan 'teman' yang Jaemin berikan. "iya teman. Jadi apa? Musuh?"

"B-bukan begitu. Kau berteman dengan orang yang tidak normal, Jaemin-ssi"

Jaemin menghembuskan nafasnya pelan, ia tepis perlahan jarak keduanya. "lalu? Kau juga manusia meski beda dengan yang lain. Manusia memiliki teman dan orang-orang disekitar. Kau juga makhluk sosial yang butuh pertolongan. Jadi kurasa, kita bisa berteman. Mulai sekarang jika ada yang mengganggu mu mu seperti tadi, aku akan memindahkan tulang pipinya ke tulang kaki!"

Mendengar itu, Renjun tersenyum haru. Kalimat itu sederhana tapi membuat kekhawatiran pria mungil itu sedikit hilang.

"Kenapa senyum? Aku berlebihan ya? Ah sudahlah! Ayo pulang!!"

Renjun tertawa kecil sebab tahu Jaemin sedang menahan malu. Tak masalah, Renjun malah bahagia. Kemudian disusul nya Jaemin yang berjalan mendahuluinya ke rumah. Renjun berlari. Jaemin tersenyum tanpa ketahuan.

PECULIAR FATE 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang