06 "Ulang tahun Ibu dan hangout bareng Abang"

296 50 10
                                    

[]

Bisa dibilang bahwa sudah begitu lama Lanang tidak berjalan berdua dengan adiknya. Rasanya meskipun cowok itu suka mengintili Sam ke manapun atau mengurangi kegiatan Sam dengan membuatnya tetap berada di rumah, tetap saja Lanang tidak dapat untuk benar-benar mengajak Sam keluar rumah berdua dan menghabiskan waktu mereka sambil bermain di timezone atau menonton film animasi kesukaan keduanya. Lanang kadang sibuk oleh tugas kuliah sehingga cowok itu hanya bisa berusaha menahan Sam tetap berada di rumah dan laki-laki berusia 21 tahun itu akan mengawasi kegiatan Sam sembari menyelesaikan tugasnya.

Kemudian hari ini karena tugas kuliah Lanang bisa dibilang semakin longgar, apalagi dirinya baru saja selesai ujian magang kerja dan sekarang sudah ditagih untuk memulai skripsinya, cowok itu baru bisa mengajak laki-laki bersurai hitam di sampingnya ini hangout berdua meskipun tujuan utama mereka adalah membeli kue ulang tahun untuk Ibu. Lanang senang sekali meskipun sebelumnya Sam terlihat kesal karena Abangnya itu berhasil mengacaukan rencana dirinya untuk menonton ekskul tari.

Tetapi Lanang seakan-akan mampu membuat kekesalan Sam surut saat cowok itu mengajaknya ke kios minuman bubble lalu sekarang adiknya itu sudah asik menikmati brown sugar di depannya sembari tersenyum senang.

"Kan, gue tahu kalau lo pasti bakal suka, Sam. Abis ini enaknya ngapain lagi, ya?" Lanang membuka ponselnya lalu melihat daftar film bioskop untuk hari ini sampai sebuah judul film animasi yang terlihat menarik perhatiannya itu membuat Lanang berseru tidak sabaran. "Dek, lo tahu kalau Demon Slayer udah tayang?"

Mendengar pertanyaan itu, Sam tersedak bubblenya sampai bola matanya yang kecil itu pun membulat lebar. "Hah? Demi lo?"

"Iya, sumpah. Nih, liat," Lanang pun menunjukkan jadwal film tersebut pada adiknya. "Iya, kan? Nonton yuk!"

Sam tersenyum lebar. "Ayok lah, masa nggak?" jawab cowok itu sembari menatap Abangnya dengan riang. "Wah, gue akhir-akhir ini emang jarang liat portal berita anime. Lo juga tumben kagak up to date, Bang," ucap cowok itu sembari melirik Abangnya yang tengah memesan tiket melalui aplikasi agar ketika sampai bioskop, mereka tinggal langsung mendapatkan tiket masing-masing sebelum masuk ke dalam studio.

Lanang membalas. "Yah, beginilah hidup sebagai mahasiswa. Lo harusnya seneng masih jadi siswa SMA, Dek. Gue aja sama Brian pengin balik pake seragam lagi," ujarnya.

"Ck, gimana gue nggak pengin jadi mahasiswa? Punya Abang bisanya nggangep gue bocah mulu," sahut Sam jengkel. Dia pun tersenyum tipis lalu matanya menatap Lanang yang kini sepertinya tengah berbalas pesan dengan seseorang karena Abangnya itu begitu fokus pada ponselnya. "Bang, lo inget kagak pas kita pergi sama Ayah dan Ibu ke sini? Waktu itu gue kan ilang dari kalian karena lo keasikan makan es krim padahal lo disuruh jagain gue."

Laki-laki bermata bulat itu pun mendongak dari ponselnya, sebelum ingatannya jatuh pada kejadian yang sudah berlangsung kira-kira 11 tahun lalu. Pada saat itu Lanang baru berusia 10 tahun dan Sam masih berusia 5 tahun. Ibu dan Ayahnya tengah memilih roti sehingga Lanang diberi perintah oleh Ayah untuk menjaga Sam kecil dengan terus memegang tangan bocah laki-laki itu. Tetapi tangan Lanang pun terlepas dari genggaman tangannya bersama Samudera karena es krimnya jatuh sehingga Lanang berniat membersihkan bekas ekskrimnya yang mengenai sepatu menggunakan tisu.

Selagi laki-laki berumur 10 tahun itu membersihkan bekas es krimnya, Sam kecil berjalan ke arah di mana badut karakter disney tengah berdiri menarik pelanggan untuk datang ke toko mainan anak-anak yang letaknya dipisahkan oleh 1 kios dari toko roti. Pada saat Lanang baru saja berdiri dari membersihkan sepatunya yang terkena tumpahan es krim vanillanya, dia menoleh dan tidak menemukan Sam di sisinya.

Laki-laki itu panik sendiri sembari melirik ke segala arah untuk mencari keberadaan Sam yang sama sekali tidak terlihat. Ketika Ayah dan Ibu mendatanginya, Lanang menangis deras dan merasa bersalah pada Ayahnya karena tidak dapat menjaga adik kecilnya dengan baik. Ayah pada saat itu tidak marah pada Lanang dan memilih untuk mencari Sam sembari bertanya-tanya pada setiap orang yang lewat, dan Ibu hanya bisa menenangkan tangisan Lanang yang tidak kunjung reda akibat rasa bersalahnya.

BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang