Epilog

282 38 11
                                    

Sebetulnya Sam hampir melupakan hari dimana dirinya mengikuti lomba band di salah satu aula sekolah SMA di Jakarta Pusat bersama anggota ekskulnya. Laki-laki itu langsung terburu-buru ketika sarapan, dan meninggalkan Lanang serta Ibu yang menatap kepanikan Sam pagi ini dengan gelengan pasrah mereka. Kemudian pergi bersama motornya, melaju melewati Ibukota yang sibuk di hari Senin. Memang sial sekali karena semalam bisa dibilang Sam terlalu bau bawang—alias kerjaannya sedih mulu soalnya Lanang kadang-kadang bilang makasih lah, ini lah. Bukannya Sam nggak suka, tapi kalo Lanang terus menerus berkata seperti itu kan Sam dan Ibu malah jadi jengkel. Apalagi sepertinya ucapan Lanang setelah kalimatnya yang penuh keseriusan sore itu seakan-akan dipenuhi oleh canda—karena sebetulnya Sam dan Ibu lebih mempercayai tingkah laku Lanang yang penuh bercanda daripada yang serius-serius.

Setelah memarkirkan motor, dia langsung disambut oleh Rega yang telah menunggunya di parkiran soalnya cowok itu sama telatnya dengan Sam. Sepanjang perjalanan mereka menuju ruang tunggu untuk sekolahnya yang letaknya ada di ruang kelas Bahasa 2, Rega menyempatkan ucapan belasungkawa atas hari peringatan kematian Ayah Sam kemarin. Sam tersenyum kecil, mengucapkan terima kasih, kemudian keduanya pun langsung bergabung bersama anggota band yang lain.

"Tadi aku baru aja dapet info soal rundown acara dari panitia. Kalau sekolah kita tampilnya diurutan kelima," ucap Kak Ilyas ketika masuk ke dalam ruangan, diikuti oleh salah satu LO dari acara lomba tersebut.

Pak Suki yang tadi tengah berbalas pesan dengan istrinya yang menunjukkan foto anaknya yang kataya sudah bisa berguling itu pun menoleh. "Serius, Yas? Wah, lumayan kalo gitu. Nggak terlalu awal sama nggak terakhir banget. Pas di pertengahan," balasnya. "Oh, iya. Sehabis ini ada gladi resik, masing-masing diberi waktu 7 menit. Jadi buat yang megang alat musik menggunakan senar, mending mulai disetel dulu senarnya biar di sana langsung bisa latihan buat dua lagu sekaligus. Waktunya dikit banget, sih."

Setelah itu, para anggota band itu pun langsung sibuk pada latihan individu mereka masing-masing—terkecuali Sam dan Diana karena keduanya merupakan vokalis band mereka, sehingga keduanya saling memeriksa nada suara masing-masing untuk persiapan gladi resik nanti.

Pada pukul 11 lebih 4 menit, Samudera beserta para anggota band ekskulnya itu saling berembuk untuk berdoa karena sebentar lagi mereka akan tampil. Dengan dipimpin oleh Pak Suki, keenam siswa itu beserta anggota lain yang berkesempatan hadir untuk menonton para anggota pilihan untuk lomba band sekolah kali ini pun mulai khusyuk berdoa. Setelah itu, Rega memimpin yel yel ekskul mereka sebelum mulai menaiki panggung dan disambut oleh para penonton yang kebanyakan dari siswa sekolahnya yang menyempati datang, serta keluarga mereka. Salah satu di antaranya ialah Lanang yang membawa spanduk besar dengan Brian dan Yugi yag pasrah saja membantu sahabatnya itu sambil berteriak memanggil Sam di atas panggung.

"SEMANGAT ADIKKU YANG IMUT KAYAK PERMEN SUGUS!"

Terdengar tawa geli penonton, apalagi Zidan yang ngakak banget sambil memeluk gitar listriknya hingga mendapat tatapan nyalang Sam sambil memegang mic.

Diana pun langsung menengahi tawa penonton—meskipun jujur, gadis itu ingin ikutan tertawa tapi takut suaranya nanti serak dan mengacaukan band mereka yang sudah berlatih selama ini. "Halo semuanya, selamat menjelang siang hari. Kami dari SMA Bina Nusantara, ingin mempersembahkan sebuah lagu untuk kalian yang mulai lemes akibat berdiri dari pagi. Semoga kalian suka, ya!"

Selagi Sam memulai aba-aba, terdengar Argo mulai pada ketukan pada drumnya, lalu disambung Rega dengan keyboardnya. Sam memulai lagu Time of Our Life milik Day6 sebagai lagu pertama mereka siang ini, sebelum dilanjutkan dengan lagu One Ok Rock berjudul The Beginning. Sepanjang penampilan itu, Lanang memegang ponselnya yang langsung tersambung dengan Ibu yang sedang berada di toko kue. Membiarkan dua orang sahabatnya memegang spanduk yang menuliskan nama Sam dan band SMA-nya yang kini telah menyelesaikan dua lagunya dengan mulus.

BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang