23 "Hari terakhir ujian dan kebohongan"

161 28 1
                                    

"Kalo udah terakhir gini, nih. Rasanya kayak beban berat lo mulai ilang secara perlahan."

Ucapan Zidan yang cukup riang di pagi hari yang begitu sibuk karena ujian terakhir mereka jelas merupakan mata pelajaran yang tidak dinantikan seluruh murid IPA. Iya, Matematika minat akan diujikan di hari terakhir ini bersama dengan Sejarah wajib. Sam yang pikirannya sejak malam dua hari lalu bercabang pun menoleh ketika Zidan menepuk bahunya, membuat lamunan cowok itu menghilang dan digantikan oleh pemandangan teman-temannya yang terlihat panik sendiri.

"Lo aneh bener, Mas Sam. Kenapa? Sakit?" cowok itu menyentuh dahi Sam dengan telapak tangan kanannya, kemudian dia menggeleng dengan bibir terkulum. "Sehat, kok. Laper?"

"Nggak," Sam menjawab jengkel. "Cuma ngerasa bingung aja."

"Kenapa bingung?" Zidan jadi ikutan bingung karena sejak hari pertama ujian, cowok itu tidak benar-benar mengenal kata bingung. Lagian aneh juga jika melihat si rangking 1 paralel bingung beneran di tengah ujian padahal cowok itu selalu menyelesaikan soal-soal ujian dengan nilai nyaris sempurna hingga sempurna beneran.

Sam tersenyum kecil. "Gapapa, bingung doang. Lo ngerti, kan, bingung yang.., bingung. Pokoknya bingung."

"Nggak jelas banget obrolan lo berdua," sahut Heri yang tahu-tahu datang dengan membawa roti bakar serta sebuah es cokelat. Padahal cowok itu sudah sarapan, tapi Heri mengaku pada Felix bahwa perutnya kembali merasa lapar akibat otaknya yang bekerja begitu giat sejak kemarin sore hanya untuk Matematika minat.

Felix mengambil kursi kosong dari sebrang bangku Sam lalu mendudukinya. "Kalian bicarain apaan, sih?" cowok itu melirik Sam yang membalasnya dengan gelengan ringan. Sedangkan Zidan kini mulai berebutan bersama Heri hanya demi potongan roti bakar milik sahabatnya itu. "Lo kenapa, Sam? Aneh bener lo, dari kemarin. Kayak lo tuh lagi mikirin sesuatu yang serius, tapi bukan pelajaran, bukan juga Jihan. Semacam sesuatu yang lo sendiri nggak tau itu apa."

Meskipun Felix terkenal bermulut ember secara tidak sengaja, cowok ini juga begitu paham tentang sahabat-sahabatnya tersebut. Dia dapat mengetahui mood buruk Heri tahun lalu ketika dalam keluarga cowok itu kedatangan sosok asing yang kini dia kenal sebagai Adik Heri dan Jihan. Felix juga paham ketika Zidan berubah seperti monster penggila belajar ketika mendekati ujian hanya untuk mempertahankan peringkatnya dan melindungi sosok yang begitu cowok itu sayangi. Sehingga ketika sejak hari Rabu Sam berubah seperti orang banyak pikiran tapi bukan karena pelajaran atau cewek, Felix jadi intens memperhatikan cowok itu yang jadi mudah melamun sampai salah tulis jawaban.

Sam meringis karena dia lupa bahwa ada sosok yang berkedok cowok imut dan ember macam Felix di dunianya. Cowok itu pun menggeleng, lagi, tetapi dengan senyum agak tertekan sembari menjawab. "Ntar, deh."

"Ntar ada apa?" Heri melirik Sam dan Felix bergantian, melupakan roti bakarnya sehingga Zidan sudah menggigit sebagian dari tubuh roti dengan selai cokelat tersebut.

"Ntar ada Bu Sukma motong rambut gondrong lo, Her," balas Zidan cepat, berniat meledek Heri yang langsung melotot. Tetapi ternyata Bu Sukma beneran datang ke ruang ujian Sam dan Zidan bertepatan dengan bunyi bel masuk tanda ujian akan dimulai.

Heri dan Felix pun segera pamit keluar dan Bu Sukma benar-benar menatap Heri dengan tatapan nyalangnya. Rasanya kalau ujian telah selesai, Heri mau mendorong tubuh Zidan ke kolam ikan sekolah. Biar tahu rasa!

***

Hari terakhir ujian bisa dibilang merupakan puncaknya para siswa menggunakan otak mereka sekuat tenaga untuk menyelesaikan soal-soal terakhir sebelum bisa bebas bermain esok harinya. Melupakan nilai ujian mereka yang belum tentu baik. Karena setidaknya ujian mereka telah selesai, nilai ujian mungkin masih bisa diperbaiki kalau guru mereka berbaik hati memberikan jadwal remedial, dan kalau pun tidak dapat diperbaiki tidak apa-apa. Artinya mereka tidak perlu lagi bertemu dengan soal-soal menyebalkan itu, kan?

Sam bersama dengan Zidan keluar dari ruang ujian mereka, lima menit sebelum waktu ujian berakhir. Kedua orang itu bukan murid yang pertama menyelesaikan soal ujian, melainkan murid yang hampir terakhir menyelesaikan ujian. Meskipun sebenarnya ujian mereka mungkin lebih cepat selesai dibandingkan si murid pertama yang keluar, tetapi dua orang yang paling terkenal di 3 besar rangking kelas itu tidak mau melewatkan kesempatan untuk memeriksa jawaban mereka lagi.

Biasanya memang orang-orang pintar itu selalu keluar paling lambat selepas ujian—yah ini kebanyakan sih dan nggak bisa disamakan oleh seluruh anak-anak pintar lainnya. Karena berbeda dengan Zidan dan Sam, Felix kalau sudah selesai ya dikumpulkan. Cowok itu cuma butuh waktu pemeriksaan satu kali lalu dia kumpulkan ke guru pengawas. Cowok bersuara berat itu memang sudah malas berdiam diri di dalam ruang ujian yang lebih pengap daripada ruang kelas di hari biasa.

"Abis ini mau makan dimana? Terus jadi karoke, kan?" Heri langsung merangkul dua sahabatnya yang berbeda ruangan darinya. Di belakang cowok itu sudah ada Felix yang tersenyum kecil dengan memeluk papan ujian serta kotak pensil. Cowok itu memang hanya membawa papan ujian, kotak pensil, dan kumpulan kertas berisi catatan yang sudah dirangkum. Karena ujian sudah usai, rangkuman catatan yang cowok itu bawa tiap hari pun sudah tergeletak mengenaskan di dalam kotak sampah.

Mengenaskan memang.

"Karoke di mall biasa?" Felix menatap ketiga sahabatnya yang saling pandang sebelum mengangguk cepat.

Keempat cowok itu pun langsung membelah koridor, berjalan menuruni tangga menuju lantai satu, lantas bertemu dengan empat perempuan yang ruang ujian mereka berada di lantai 1. Kalau mereka sudah berkumpul, rasa-rasanya sekolah seperti berubah menjadi sebuah adegan drama korea. Ada sepasang sahabat dimana salah satunya suka menjahili dan satunya pasti ngomel-ngomel nggak terima, ada dua orang yang malu-malu sebenarnya saling suka, ada sepasang kekasih yang terlihat begitu santai dalam menunjukkan hubungan mereka, ada juga sepasang kekasih dimana keduanya kadang masih malu-malu dalam menunjukkan hubungan mereka.

Seperti itulah hubungan kedelapan remaja itu yang kadang membuat banyak siswa iri. Tetapi kebahagiaan delapan orang itu pun terhenti ketika di depan mereka ada Dhidit yang berdiri dengan kemeja yang tidak dikancing, memperlihatkan kaus putih polosnya dengan celana denim. Cowok itu menyunggingkan senyum tipis, matanya melirik ke arah Jihan sebelum kembali menatap Sam.

"Cewek lo nggak cerita, Sam?"

Dahi Sam mengerut dalam. Cowok itu melirik Jihan yang sejak tadi mengalihkan pandangan sebelum menatap sosok kakak kelasnya lagi. "Ada apa? Lo nembak cewek gue?"

"Kalo iya, gimana?" balas Dhidit santai. Cowok itu berjalan mendekati ke delapan orang itu masih dengan wajah sengaknya. "Gue udah dua kali nganter Jihan pulang, selama lo nggak bisa anter dia pulang."

"Lo?" Sam yang sudah tidak tahu lagi pun telah mendaratkan pukulannya ke pipi Dhidit. Cowok itu menyugar rambutnya, tubuhnya terasa panas dan dia ingin sekali memukul cowok itu lagi dan lagi tetapi satpam sekolah mereka sudah melerai pertengkaran itu. "Maksud lo apa, bajingan!"

"Tanya aja cewek lo, Samudera. Selama ini, dia bahkan nggak bisa kasih tahu hal penting itu, kan?"

Lalu Dhidit dibawa menjauh oleh Pak Satpam. Menyisakan bisik-bisik para murid sekolahnya, dengan Sam yang melirik teman-temannya tidak mengerti dan memilih untuk segera pulang. Kali ini, untuk pertama kalinya dia benci dengan hari terakhir ujian.


a.n

Hai haiii! Gimana, gimana? Kok chapternya dikit?! Maaf yaa, emang dari akunya mempersiapkan bahan untuk chapter 23 ini tuh sedikit, jadi saat ditulis hasilnya cuma nyampe 1100-an doang :'D btw ini bukan konflik utamanya, tapi cuma pembukanya doang XD soo silakan menebak-tebak, apalagi dari clue di chapter kemarin. Kalian pasti udah mikir yang aneh-aneh soal rahasia yang disimpan Lanang :D

Oh iya maaf belum bisa balas beberapa komentar dari kalian karena aku bener-bener sibuk :' tapi hari ini aku seneng sih karena udah dapet ACC dari dosbing keduaku, jadi tinggal ACC dosbing pertama terus aku ujian!! AAA AKHIRNYA AKU BISA BEBAS DARI PERKULIAHAN INI wkwk 

Sampai jumpa minggu depan!

BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang