Part 16

925 137 116
                                    


Happy Reading!!!

Sorry for typo!!!
-
-
-
-
-
-
-

Sring....

"Hai Leo!" sapa kucing itu saat sudah sampai di tempat Leo berada dan diangguki oleh Leo. Sementara Teresa masih bergeming di tempatnya. Benar-benar menakjubkan! Begitulah pikir Teresa tentang Leo, singa yang berukuran sangat besar. Tidak seperti singa yang ada di bumi.

"Hai Teresa! Masih ingat denganku?" tanya Leo.

"Hai! Tentu saja!" teriak Teresa.

"Jadi seperti ini sifat aslimu? Sangat tidak anggun!" cibir Leo. Ia pikir Teresa yang merupakan seorang putri memiliki sikap yang anggun tapi ternyata tidak.

"Kenapa? Sifatku ini kenapa kau yang repot?" ketus Teresa.

"Ah sudahlah, ada apa kau ke sini?" tanya Leo langsung pada intinya.

"Aku ingin menanyakan tentang seseorang yang ditakdirkan, apa itu Alex? Dan makhluk itu, apa itu kau?" tanya Teresa.

"Benar, dia Alex dan makhluk itu aku," jawab Leo dengan wajah tersenyum.

"Tapi, bukankah Alex mempunyai kekuatan hitam? Seharusnya seseorang yang ditakdirkan itu tidak memiliki kekuatan hitam karena kau adalah makhluk yang bertugas sebagai pelindung seseorang itu dari kekuatan hitam."

"Ada rahasia yang tidak kau tahu, Alex juga tidak tahu, bahkan mungkin yang tahu hanya beberapa orang saja."

"Ada apa? Tolong beritahu aku," pinta Teresa, ia sangat penasaran dengan apa yang dikatakan Leo.

"Belum saatnya," ujar Leo.

"Ayolah.... Beritahu aku....." mohon Teresa. Rasanya tingkat keingin tahuannya sangat tidak bisa terbendung.

"Tuan Putri, kau belum saatnya tahu," ucap Leo sambil tersenyum menampilkan gigi taringnya. Hal itu sontak membuat Teresa bergidik ngeri. Bayangkan saja kalau gigi taring itu mengoyak tubuh Teresa. Hih.... Membayangkan saja sudah membuat takut apalagi kalau benar-benar sampai terjadi.
Teresa pasti hanya akan tinggal nama.

"Aaaaa!" tanpa sadar, Teresa berteriak membuat Leo dan Pixy, kucing yang tadi ditemuinya dan yang membawanya ke sini berjengit kaget dan bingung.

"Ada apa?" tanya Leo dan Pixy bersamaan.

"Eh, memangnya aku kenapa?"
tanya Teresa dengan polosnya.

"Kau baru saja berteriak," ucap Pixy ketus.

"Ah apa iya? Hahaha maaf kalau begitu."

"Gadis ini perlu diperiksa tingkat kewarasannya," ucap Pixy lagi.

"Sudahlah, oh ya Teresa. Kenalkan dia Pixy sahabat ku di sini."

"Aaa nama yang lucu, sama seperti rupamu yang uuuch. Pengen bawa pulang," teriak Teresa histeris.

"Ehemm." Teresa berdeham untuk mengendalikan dirinya agar tidak seperti orang kehilangan akal.

Become A Princess [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang