Part 23

853 112 85
                                    

Happy Reading and Sorry for typo
°

°

°

°

°

°

°

°

°

"Aaaaa!" Teriak Teresa.

Tepat di hadapan Teresa, berdiri seorang monster yang sangat menakutkan. Teresa yakin monster itu adalah monster buatan orang yang sedang memporak-porandakan Kerajaan Soreon.

"Hih, jorok sekali air liurmu sampai menetes," ucap Teresa sambil bergidik. Bagaimana tidak?  Jika monster yang ada di depannya ini meneteskan air liurnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Teresa pikir itu monster anjing. Mirip sekali, hanya saja anjing itu bisa berdiri layaknya manusia.

"Gggrh...." Geraman yang keluar dari mulut monster itu membuat Teresa kembali bergidik.

Syush.....

Bruk....

Teresa menyerang monster itu menggunakan sihir api dan petir secara bersamaan membuat monster itu tersungkur.

Sementara itu, tiba-tiba saja muncul seseorang dari arah atas dengan mengenakan jubah hitam dan memakai topeng. Seseorang itu menghampiri Teresa.

"Salam Tuan Putri Teresa, hamba sudah menjalankan perintah Tuan dengan baik." Ucapan orang itu membuat yang ada di sana terkejut, apa maksud orang itu yang menyuruh melakukan semua itu Teresa?

"Aku tidak mengenalimu," ucap Teresa.

"Sudah kuduga, Tuan Putri memang bermuka dua, kemarin Tuan sendiri yang menyuruh kami. Termasuk monster yang kau kalahkan itu."

"Shit!" umpat Teresa.

Sementara itu, diam-diam aja sosok yang tersenyum senang melihat semua itu.

"Teresa, bisa kau jelaskan?" tanya Raja Rondreo sambil mendekati Teresa.

"Apa yang perlu aku jelaskan? Semua yang orang ini katakan tidak benar, bahkan aku tidak mengenalinya. Apa Ayah tidak bisa membaca pikirannya? Jelas-jelas dia sedang memikirkan banyak hal saat ini. Salah satunya adalah imbalan yang akan dia dapat setelah dia mengaku jika dia suruhanku. Drama apa lagi ini? Aku rasa memang banyak yang tidak senang akan kehadiranku kembali di sini. Tapi aku tidak akan menyerah, akan aku buat kalian senang aku ada di sini," ucap Teresa panjang lebar.

"Maksud kamu apa?"

"Kenapa Ayah masih menanyakannya? Apa Ayah tidak bisa membaca pikiran seseorang? Tapi, kenapa aku bisa?"

"Apa! Kau bisa membaca pikiran seseorang?"

"Tentu saja."

Bum.....

Duar.....

Suara ledakan berasal dari arah perpustakaan membuat Teresa langsung berteleportasi ke sana. Ameta yang melihatnya pun segera mengejar Teresa.

"Kau! Siapa kau? Aku sepertinya ingat siapa kau? Kau yang tadi datang ke sini dan mengambil buku dari sini 'kan."

"Berisik, kau banyak bicara."

"Emmmm, lep-pwas!" ucap Teresa saat orang itu membekap mulutnya.

Sring.....

Orang itu menculik Teresa dengan cara berteleportasi.

Saat ini, Teresa berada di sebuah tempat yang sangat gelap, yang terdengar hanya suara dedaunan yang saling bergesekan karena angin. Dia bersandar di batu besar yang ada dibelakangnya.

"Lep-pas!" teriak Teresa saat orang yang menculiknya menyegel kedua tangannya agar tidak bisa bergerak dan mengikat kedua kakinya.

"Hahahaha..... Akirnya aku bisa membawamu ke sini. Bagaimana? Kau pasti senang 'kan?" tanya seseorang yang berdiri di depan Teresa sambil mengenakan jubah merah dan tudung.

"Sinting!" maki Teresa yang tidak dimengerti orang itu.

"Teresa.... Teresa.... Kau harusnya senang bisa berada di sini."

"Omong kosong! Lepaskan aku!" teriak Teresa.

"Hei, tenang. Aku hanya ingin kau berada di sini sekitar beberapa menit ke depan. Energimu sungguh menggiurkan, rasanya aku tidak tahan untuk menyerap energimu. Tapi, sayang sekali aku hanya bisa menyerap sedikit energimu karena harus menyisakanya untuk Ratuku." Ucap orang itu.

"Ah ya, aku Virians."

"Aku tidak tanya," ketus Teresa.

Syushh....

Virians menyerap energi Teresa membuat Teresa lemas.

"Kau cantik sekali."

Uhuk....

Lagi dan lagi, Virians menyerap energi Teresa. Membuat Teresa terbatuk karena merasa seluruh tubuhnya diremukkan.

Tak....

Seseorang datang dengan menggunakan gaun hitam yang panjang dan memakai topeng untuk menutup wajahnya.

Teresa yakin, orang itu pasti ratu yang tadi Virians sebut.

"Selamat datang Ratu," ujar Virians.

Srett.....

Dengan kasar, orang itu menarik rambut Teresa membuat Teresa meringis menahan sakit.

"Lep-pas!"

"Teresa ya, kau ternyata hanya putri yang sangat lemah."

"Siapa kau?"

"Ah ya, kurang sopan rasanya jika aku tidak memperkenalkan diriku. Aku Tenebris."

"Te-nebris? Kau! Jadi kau Ratu Kegelapan? Orang yang menyuruh serigala hitam saat aku di perjalanan pulang ie Kerajaan Soreon?"

"Ah jadi serigala itu buka mulut ya? Tapi tak apa."

"Lepaskan aku!"

Srett....

Lagi dan lagi Tenebris menarik rambut Teresa membuatnya meringis.

Dugh.....

Shhhhh.....

Teresa meringis kesakitan saat Tenebris mendorong kepala Teresa sampai mengenai batu besar di belakangnya. Darah segar keluar dari kepala Teresa membuat Tenebris tertawa.

Syush.....

Tenebris menyerap seluruh energi Teresa sampai membuat Teresa lemas dan kulitnya pucat.

Jleb....

Tidak puas dengan menyerap energi Teresa, Tenebris menancapkan kuku-kuku tangannya yang berubah menjadi panjang.

#TBC

Pendek banget ya chap ini? Hehe soalnya ini aink sempet-sempetin ngetik di kala tugas numpuk banget.

Feel-nya apa kabar?

Makasih buat yang udah stay di cerita ini.

See you next chap.....




Become A Princess [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang