Part 1

5.9K 560 446
                                    

"Emmm ...." Suara gumaman yang keluar dari sebuah pohon yang berada di bagian paling dalam hutan larangan. Pohon itu perlahan membuka kedua matanya.

Tampak lain dari pohon yang biasanya diketahui oleh kebanyakan orang. Pohon itu adalah salah satu pohon yang bisa dijadikan tempat penyegel raga atau jiwa seseorang.

"Jam berapa ini? Aku harus pergi bertemu dengan penerbit," ucapnya sebelum benar-benar membuka matanya. Ia Alea, penulis terkenal yang terbangun di sebuah hutan.

"Ha! Di mana aku?" teriaknya setelah benar-benar membuka kedua matanya.

Ia benar-benar terkejut saat mendapati jika dirinya berada di dalam hutan yang asing tetapi juga terasa familiar. Sekarang ia semakin bingung, apa yang sebenarnya terjadi? Hatinya seolah sangat tahu tentang hutan ini, tetapi pikirannya selalu bertanya, bagaimana ia bisa tahu? Ia merasa belum pernah datang ke hutan itu.

"Tempat ini sepertinya tidak asing, tapi aku melihatnya di mana?Tidak-tidak mana mungkin aku berpindah dunia, menjadi sebuah pohon pula .... Eh tapi, ini hutan larangan tempat di mana seorang Putri Panglima Kerajaan Soreon disegel di dalam pohon bukan? Sebentar, aku ingat-ingat dulu, di mana ya pohon tempatnya disegel?" tanya Alea pada dirinya sendiri. Ia mengingat-ingat apa yang ia tulis di dalam novelnya. Ia mencoba mencari di mana pohon yang menyegel putri panglima di Kerajaan Soreon.

"Hei!" Sebuah suara yang tiba-tiba muncul membuat Alea terkejut. Bagaimana ia tidak terkejut, di dalam hutan yang mengerikan tiba-tiba ada suara yang muncul.

"Astaga! Kau membuatku terkejut! Siapa kau?" tanya Alea begitu melihat pohon di depannya berbicara padanya.

"Niara Lorensia ... aku putri panglima Kerajaan Soreon, dan kau? Siapa?" tanya Niara setelah memperkenalkan dirinya.

"Ah jadi kau Niara? Akhirnya aku menemukanmu, lalu aku Alea Eka Teresa, dari Indonesia," jawab Alea. Ia senang akhirnya bisa menemukan apa yang dicarinya.

"Dari wilayah mana?" tanya Niara penasaran, pasalnya ia baru pertama kali mendengar nama Indonesia.
Ya jelas, mereka berbeda dunia.

"Ibukota Indonesia," jawab Alea yang membuat Niara bingung.

"Ha? Indonesia? Di mana itu?" tanya Niara penasaran, pasalnya ia baru pertama kali mendengar nama Indonesia.

"Aish aku lupa, aku dari bumi." Jawaban Alea membuat Niara melotot tidak percaya.

"Bumi? Apa kau masuk dari portal di balik pohon paling besar itu?" tanya Niara sembari melihat ke arah pohon yang ia maksud.

"Entahlah, aku tidak tahu, tiba-tiba aku sudah berada di sini, terjebak di dalam sebuah pohon," jawab Alea. Ia sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya.

"Eh sebentar, nama marga keluargamu apa?" tanya Niara saat sadar nama Alea mirip dengan seseorang.

"Aku tidak memiliki nama marga di belakang namaku," jawab Alea.

"Tapi namamu seperti nama putri dari Kerajaan Soreon yang hilang, dia bernama Alea Eka Teresa Lexerin," jelas Niara membuat Alea heran.

"Putri Raja Rondreo Lexerin? Bukankah nama putrinya itu Ameta Lexerin?
Kenapa jadi Alea Eka Teresa Lexerin? Rasanya aku tidak pernah menulis nama itu di novel ku," ujar Alea. Ia sendiri bingung, bagaimana mungkin apa yang ia dengar dari Niara sangat berbeda dengan yang ia tulis?

"Novel? Apa itu?" tanya Niara dengan nada suara heran.

"Astaga, aku salah bicara lagi. Novel itu buku yang berisi cerita, dan aku menulis sebuah novel yang menceritakan seorang putri Kerajaan Soreon yang memiliki rambut emas yang memiliki kekuatan." Alea menjelaskan sambil menatap gemas ke arah Niara.

"Emm, maaf, kenapa aku semakin pusing ya?" tanya Niara membuat Alea melotot kesal.

"Sudahlah, lupakan. Intinya aku tahu bagaimana caranya agar kita bisa keluar dari pohon ini." Perkataan Alea membuat Niara tersenyum.

"Bagaimana caranya?" tanya Niara dengan antusias.

"Kalau ada seseorang yang setiap hari bisa datang ke hutan ini dan bisa tahu kalau kita bisa berbicara, melihat, dan mendengar layaknya manusia lalu dia membacakan sebuah mantra." Lagi dan lagi perkataan Alea membuat Niara antusias. Ia tidak sabar untuk bisa kembali lagi menjadi manusia.

"Mantra apa?" tanya Niara.

"Ada, dia pasti tahu," tutur Alea membuat Niara menatap tak percaya ke arah Alea.

"Kenapa kau tidak memberi tahu?" tanya Niara dengan kesal.

Srek ....

Srek ....

Suara orang berjalan itu menuju ke arah Alea dan Niara.

"Sutt .... Diam, sepertinya Putra Mahkota sudah datang," peringat Niara.

"Apa maksudmu Leon Gladior?" tanya Alea.

"Yah, siapa lagi jika bukan dia," ujar Niara.

"Memangnya dia kenapa selalu datang ke hutan ini? Ini, kan, hutang larangan, dan dia, kan, seorang pangeran, apa dia tidak memiliki pekerjaan lain?" tanya Alea dengan heran.

"Entahlah, tapi yang aku dengar, setiap hari dia selalu menyebut nama putri pertama Kerajaan Soreon, dan dia selalu berkata akan menunggu putri sampai ajal menjemput." Perkataan Niara membuat Alea mendengkus sebal.

"Lebay sekali Pangeran itu, tapi apa dia tidak tahu kalau ada kau di sini? Jangan-jangan aku sudah salah menulis tentang dirinya, eh tapi aku ingat kalau dia memiliki kemampuan yang luar biasa.
Tapi, kenapa dia tidak bisa melihat mu?" tanya Alea.

"Tunggu-tunggu, sekarang aku mengerti apa yang sejak tadi kau bicarakan, jadi kau itu penulis novel dan novel yang kau tulis itu berisi tentang cerita di dunia ini, apa benar?" tanya Niara.

"Hah .... Akhirnya kau mengerti juga, yah seperti itu, tapi aku bingung, cerita di sini beda dengan cerita yang aku tulis, aku pikir aku berpindah ke dalam novel karyaku, tapi kenapa ceritanya beda? Dan lagi, dalam novel ku itu putri Kerajaan Soreon hanya Ameta Lexerin bukan Alea Eka Teresa Lexerin. Astaga, sudahlah, aku pusing."

"Suttt .... Dia datang," ujar Niara.

Leon Gladior, Pangeran dari Kerajaan Lumine sudah duduk di rerumputan yang berada tepat di bawah pohon di mana tempat Alea berada.

"Teresa .... Kapan kau kembali?Aku merindukanmu, gara-gara insiden itu, kau harus hidup di bumi. Tempat yang tidak seharusnya kau tinggali," ujar Leon.

"Hei! Kenapa namaku kau sebut-sebut hah?" teriak Alea.

"Eh, siapa itu?" tanya Leon dengan wajah panik.

"Tunggu-tunggu, kau bisa mendengarnya?" tanya Alea.

"Tentu saja, kau teriak sekencang itu!" ucap Leon masih tetap duduk.

"Ehehe, aku pikir kau tidak tahu." Alea berkata sambil menatap Leon.

"Kenapa kau bisa ada di dalam pohon itu? Setahuku pohon di sini memang seperti manusia, tapi tidak memiliki nama, tapi kenapa kau memiliki nama?" ucap Leon sambil menatap ke arah Alea.

"Aku berpindah dunia," jawabnya santai.

"Hah!" teriak Leon sampai membuat sesuatu keluar dari mulutnya dan mengenai Alea.

-
-
-
-
-
-
#TBC

Gimana???

Ada feel nya gk???

Jelek ya???

Hehe maaf

Jangan lupa voment guys

Makasih buat yg udah baca dan juga voment

Become A Princess [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang