Pagi ini Siwon masuk ke kantor dan bekerja seperti biasanya. Ia meminta Kyuhyun dan Chanyeol untuk mencari tahu siapa keluarga almarhum istrinya itu. Ia masih heran dengan keluarga Anna yang tidak pernah di ceritakan pada Siwon.
"Cho Kyuhyun, Park Chanyeol. Cepat cari tahu tentang asal usul almarhum Anna" ujar Siwon.
"Hyung, apa kamu belum mengetahui siapa keluarga nya? Bukankah dia sudah menjadi istrimu saat itu?" tanya Kyuhyun.
"Dia tidak memberitahu ku, dia tidak ingat siapa orang tuanya"
"Mianhe Hyung, bukankah istrimu sudah meninggal, lalu untuk apa kamu mencari tahu tentang nya lagi?" kali ini Chanyeol yang bertanya pada Siwon.
"Aku menyukai seorang wanita yang pernah aku ceritakan pada kalian, dia adalah Im Yoona, alasanku mengapa aku mencari tahu tentang Anna itu karena wajah Yoona sangat mirip dengan Anna, bahkan mereka terlihat seperti kembar" ujar Siwon dan membuat kedua karyawan nya itu melongo tidak percaya.
"Benarkah Hyung? Semirip itukah mereka?" ujar Kyuhyun dan Siwon mengangguk.
"Maka dari itu aku meminta kalian untuk mencari tahu siapa Anna sebenarnya, apakah dia memiliki kembaran atau tidak"
Mereka mengangguk.
"Baik Hyung, kami akan menjalani tugas yang Hyung berikan" ujar Kyuhyun dan Chanyeol, kemudian mereka keluar dari ruangan Siwon.
"Chanyeol-ah, Hyung menyukai noona mu" ujar Kyuhyun setelah keluar dari ruangan Siwon.
"Aku harap Hyung benar-benar menyukai dan mencintai noona ku,,"
Kyuhyun mengangguk.
****
Setelah makan siang tiba, Siwon datang ke rumah sakit untuk menjenguk tuan Im dan mengajak Yoona untuk makan siang bersama.
Setelah menadapat izin dari tuan Im, Siwon pun langsung membawa Yoona ke restoran untuk makan siang bersama.
Siwon tampak bahagia hari ini, tidak biasanya ia begitu bahagia menjalani hari-hari nya.
"Apa kamu menyukai makanan di restoran ini?" tanya Siwon dan Yoona mengangguk.
"Gomawo oppa. Semenjak appa berpisah dengan eomma ku, kehidupan ku dengan appa semakin menyedihkan, aku tidak pernah lagi merasakan makanan semahal ini, aku tidak pernah memakai baju semahal dulu, semua sudah berubah, maka dari itu aku mencari pekerjaan untuk mencukupi kehidupan ku dengan appa" ujar Yoona, tanpa di sadari ia meneteskan air matanya.
"Mianhe,,"
"Aniya, ini bukan kesalahan mu oppa"
"Mengapa appa dan eomma mu berpisah?"
"Entahlah, mungkin mereka sudah tidak cocok lagi, maka dari itu mereka berpisah"
"Oppa berjanji, oppa akan membahagiakan mu,,"
"Gomawo oppa,,"
"Bekerjalah di kantor ku"
"Aniya, aku tidak ahli dalam berbisnis"
"Jadilah sekretaris ku, kamu hanya perlu duduk di ruanganku dan memberikan berkas penting padaku, tidak sulit bukan?"
"Tapi oppa,,"
"Gaji yang kamu dapatkan bisa membayar pengobatan appamu"
"Benarkah?"
Siwon mengangguk.
"Gomawo oppa,,"
Yoona kemudian bangkit dari tempat duduknya dan mendekat ke arah Siwon, kemudian ia memeluk Siwon.
Siwon juga membalas pelukan Yoona dengan sangat mesra.
Setelah saling berpelukan, Yoona kembali duduk di kursinya dan melanjutkan makananya. Siwon juga melanjutkan kegiatannya, dan tiba-tiba saja mereka terganggu oleh suara ponsel yang sedari tadi berbunyi.
Melihat bahwa ponsel Siwon yang berbunyi, ia pun segera menolak panggilan tersebut. Yoona bisa melihat siapa yang menelpon Siwon saat ini, karena ponsel Siwon berada di atas meja makan.
"Oppa, mengapa tidak di angkat?"
"Tidak penting, makanlah lagi"
"Hmm,,"
Kemudian suara ponsel Siwon kembali berbunyi untuk yang kedua kalinya. Siwon kesal, sedangkan Yoona, ia melihat siapa orang yang sedang menelpon Siwon saat ini.
Di layar ponsel Siwon terlihat nama Tifanny Hwang di sana, Yoona seperti mengenali nama itu, bukankah Tifanny adalah wanita yang bekerja di club malam?
"Tifanny,,"
Siwon menatap Yoona saat wanita itu menyebut nama Tifanny. Kemudian Siwon pun langsung mematikan ponselnya dan memasukkan ponsel nya ke dalam sakunya.
"Tifanny Hwang? Siapa dia?"
"Aniya Yoong, dia bukan siapa-siapa"
"Bukan siapa-siapa tetapi mengapa berkontak?"
"Ah sayang, dia hanya teman biasa oppa, jangan terlalu di pikirkan"
"Teman ranjangmu?"
"Yoong,,"
"Gwechana oppa, jangan takut begitu, aku mengerti. Kamu adalah seorang pria yang butuh kepuasan"
"Yoong, oppa melakukan hal itu sebelum kita berkenalan, percayalah pada oppa, saat kita dekat oppa sudah tidak lagi menemui nya"
"Mianhe oppa, seharusnya aku bisa membuatmu bahagia"
"Jangan mengatakan hal itu, melihat mu saja oppa sudah bahagia"
"Aku akan mencoba untuk mencintaimu oppa" ujar Yoona, mendengar hal itu Siwon pun segera memeluk Yoona.
"Gomawo, oppa akan menunggu kapan hari itu tiba" bisik Siwon.
****
Siwon dan Yoona sudah selesai makan siang bersama. Siwon akan mengantar Yoona ke rumah sakit, ia pun meminta Yoona untuk menunggu sebentar, karena ia ingin mengambil mobil di parkiran.
"Yoong sebentar ya, oppa ingin mengambil mobil dulu" ujar Siwon dan Yoona mengangguk.
Saat menunggu Siwon, Yoona tiba-tiba saja di hampiri oleh seorang anak kecil yang membawa sebuah kertas. Anak kecil itu pun langsung memberikan kertas itu pada Yoona tanpa mengatakan apapun, setelah memberikan nya pada Yoona, anak kecil itu pergi dan membuat Yoona heran.
"Hei tunggu,,"
"Astaga, apa ini?" gumam Yoona. Kemudian wanita itu membuka kertas tersebut yang di dalamnya terdapat sebuah tulisan.
{ Im Yoona, apakah kamu mengenali ku. Ah, aku yakin kamu pasti mengenali ku. Aku hanya ingin memberi tahu padamu, bahwa pria yang sudah menjadi kekasihmu saat ini sudah memiliki istri. Aku akan ceritakan sedikit saja padamu, Siwon mu saat ini tidak lagi berstatus lajang, tetapi dia sudah menjadi seorang suami dan Daddy. Jika kamu ingin info yang lebih jelas, silahkan telepon aku ke nomor ini 01**** }
Setelah membacanya, Yoona merasa dirinya kaku, apa yang harus ia lakukan? Apakah dia harus percaya dengan orang yang telah menuliskan surat tersebut? Apakah benar jika Siwon sudah menjadi seorang suami dan menjadi seorang Daddy? Benarkah Siwon bukan pria yang lajang lagi sama seperti nya?
"Tuhan, apa aku harus percaya pada surat ini?" batin Yoona.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Also Lust
RomanceKarena kamu aku kehilangan semuanya, karena kamu aku di benci oleh semua orang. Kamu memang pria kejam yang tidak bisa membedakan mana yang namanya cinta dan juga nafsu. Aku pikir kamu memang pria yang baik, tapi aku salah. Aku menyesal telah mencin...