05 - Awal yang Baru

849 73 8
                                    

Suara langkah kaki menggema di sepanjang koridor. Sudah biasa bagi Caroline menjadi pusat perhatian di SMA Cogan. Entah itu keadaanya seramai apapun, semua akan langsung diam jika dia lewat.

Namun, kali ini benar-benar bikin gadis itu risi bukan main. Pasalnya, ia datang semenit sebelum bel masuk berbunyi. Tidak kebayang, kan, seramai apa? Dan sekarang semua senyap tanpa suara. Padahal tadinya ribut tidak tertolong.

Memilih tidak ambil pusing, Caroline tetap melangkah dengan percaya diri, membelah kensunyian tanpa ragu. Kalau boleh jujur, Caroline itu sengaja berangkat siang gini, biar tidak perlu repot menedengarkan bacotan teman sekelasnya.

Walau seminggu yang lalu ia bentak, tetap tidak membuat tujuh laki-laki gila di kelasnya berhenti mengacau dan menggangu dirinya.

Kini, Caroline hanya akan mengikuti alur, berhenti merengek pada sang papa dan tidak terus-terusan mengeluh.

Mulai hari ini, ia ingin memulai sesuatu yang baru. Berangkat siang, menghindari segala macam kebacotan di pagi hari.

Pintu terbuka, terlihat seisi kelas seperti biasa membuat gaduh. Erik dengan sapu di tangan yang ia jadikan mik, kain pel yang dipegang Felix dijadikan gitar, tempat sampah kertas dijadikan drum oleh Freedy. Suara nyanyian dan alat musik buatan itu menyambut Caroline.

"Lama banget, sih, lo datengnya, Ro? Gue kira gak masuk," ucap Lucy saat Caroline sudah duduk di kursinya.

"Gimana, ya, gue males denger bacotan mereka," balas Caroline seraya melirik Devian dan teman-teman. Gadis itu kemudian menatap Lucy dan berkata, "Menghindari lebih baik daripada gue yang tambah gila, kan?"

Lucy menyemburkan tawanya. Tidak habis pikir alasan Caroline sesimpel itu. "Parah banget lo, Ro. Tau, kan, jam pertama pelajaran pak Bisma? Kalo telat gimana? Mau ngasih alasan tadi?"

"Iya. Alasan apa lagi? Gue gak suka boong." Lucy menoyor pelan kepala Caroline. "Jangan ngadi-ngadi, ya, lo. Udah tau killer malah mau dilawan."

Pak Bisma, guru matematika yang ngerinya minta ampun! Ribut sedikit, siap-siap dibentak, disuruh mengerjakan sepuluh soal dalam waktu semenit. Tidak bisa? Siap-siap uji nyali tiga jam sama guru tersebut! Makanya, siswa di SMA Cogan jarang banget mau cari masalah sama pak Bisma.

Caroline, sih, sebenarnya rada takut juga dia, tapi daripada dengar bacotan tidak mutu Felix sama teman-temannya, gapapa, lah, berangkat agak siangan.

"Omong-omong, pak Bisma gak masuk apa gimana? Kok gak masuk-masuk, sih daritadi?" tanya Caroline sambil melirik ke arah luar jendela.

Lucy mendengkus pelan. "Jangan di cariin. Enak tau kalo beliau gak masuk, serasa terbang gue!" Caroline tertawa pelan dibuatnya.

"ODEL SAYANG, PAK BISMA GAK MASUK, YA?" tanya Aaron sambil berteriak. Takut gak kedengeran, katanya.

"Gue Lucy, lain Odel. Gue bukan staf TU atau guru, jadi gue gak tau pak Bisma masuk apa eng—"

"Selamat pagi."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SMA CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang