17 - Beginning

383 39 12
                                    

happy reading💞

***

Caroline menutup pintu mobilnya dengan pelan. Menyampir tas sekolah berwarna biru pudarnya di salah satu bahu, lalu merogoh ponsel berlogo apel setengah gigit.

Ketika benda pipih tersebut menyala, sebuah pesan dari salah satu aplikasi bertukar kabar muncul di berandanya.

Terlihat nama cutegirl dari kontaknya dan sebuah pesan di bagian bawahnya. Dengan gerakan lincah, jari Caroline bergerak membuka pesan tersebut.

cutegirl
ma booooooooo
gue ada berita penting
zetta makin ngincer lo
hati-hati yaa, gue juga gatau dia ngerencanain apa
intinya, kalo lo mau back to home, pastikan gaada yang ngikutin
gue disini always support u koo💞

Caroline tersenyum tipis membacanya. Emang, ya, si Reina paling bisa diandalkan. Gatau, deh, Reina dapat info beginian darimana. Mungkin jadi stalker dadakan kali, ya.

Caroline mengirim pesan balasan.

thanks babe🩷

Gadis itu kemudian membuka aplikasi instagram dan melihat post-an salah satu teman lamanya di SMA Kartigara yang baru beberapa detik lalu. Bukan teman dekat, sih, tapi Caroline pernah mengobrol sama dia, sekadar membahas tugas kelompok dan mereka saling follow.

Post-an Dania yang berupa foto bayangannya dari depan tidak terlalu menarik perhatian Caroline. Tapi, ketika membaca caption yang dibuat gadis itu, Caroline jadi mengernyit.

Ternyata emang bener, musuh paling berbahaya itu teman dekat. Haha.

Seingat Caroline Dania dan teman perempuannya yang beda kelas memang dekat. Tapi sepertinya ada masalah sekarang di antara keduanya.

Yeah, Caroline juga tidak terlalu ambil pusing. Itu, kan, urusan orang, dia gak berhak ikut campur.

Caroline kembali men-scroll beranda ig-nya. Saking asiknya dengan dunia sendiri, gadis itu sampai tidak memerhatikan sekitar.

Untungnya sebuah tarikan pelan di lengan Caroline oleh seseorang di belakangnya, membuat gadis itu termundur dan tidak jadi menabrak salah satu motor anak SMA Cogan yang terparkir asal agak ketengah jalan.

Caroline reflek mendongak, mengerjap pelan lalu menoleh ke belakang dan mendapati Felix memasang ekspresi datar.

"Lain kali kalo jalan perhatiin sekitar," ucap Felix sambil melepas pegangannya di lengan Caroline dan berjalan mendahului.

Gadis yang sekarang rambutnya dicepol asal menggunakan jedai alias jepitan badai itu segera mengikuti langkah Felix.

"Thanks."

Felix mengangguk kecil. "Ngelamun aja lo."

Caroline mengernyit samar. Selama ini, Felix tidak pernah pake lo-gue ke dia, jadi ketika mendengar laki-laki itu menggunakan itu jadi agak gimana gitu Caroline.

"Nope. I'm not daydreaming," sahut Caroline sambil menunjukkan ponselnya pada Felix. Laki-laki itu berdecak pelan. "Ngapain, hm? Lain kali kalo jalan jangan main hp."

Caroline mengangguk beberapa kali lalu menyimpan ponselnya ke saku seragam berwarna putih ke abu-abuannya.

"Sekali lagi, thanks, ya," ucap Caroline tulus dengan tidak lupa menampilkan senyum manisnya. Hal itu membuat Felix ikut tersenyum. "Santai kali, beb Caro."

SMA CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang