30 - A New Student?

81 4 0
                                    

my dear readers!! udah ada 17k yang baca cerita iniii, eer terharu sekaliii🥹🫶🏻

eer ucapin welcome to Caroline's life, enjoy yaa new my dear readers🌷🦕

tolong vote dan komen, serta share ke teman-teman kalian yaa cerita SMA Cogan ini biar makin ramai dan dikenal banyak pembacaaa🦋💙

eer ucapin terima kasih karena masih membaca cerita SMA Cogan sampai chapter 30 iniii. kita sudah di pertengahan cerita, my dear readers!!🥰🥰

so, happy reading, my dear readers💙💙

***

"In mathematics, a matrix is a rectangular array or table of numbers, symbols, or expressions, arranged in rows and columns, which is used to represent a mathematical object or a property of such an object." Guru Matematika di depan memaparkan sedikit perkenalan materi hari ini tentang Matriks. Beliau mengutip dari sumber Wikipedia, kemudian menjelaskan ulang. Biasanya pak Bisma-lah yang mengajar, tetapi karena ada pelatihan di luar kota, guru matematika kelas 12 itulah yang menggantikan Beliau mengajar di kelas 11 IPA 1 kali ini.

Caroline menyimak dengan baik. Sesekali terdengar keributan dari arah meja Felix. Gadis itu menghela napas pelan, cukup kesal karena perbincangan para laki-laki itu sangat mengganggu kefokusannya.

"Berisik banget si Felix, minta disumpal batu, tuh, Ro."

Caroline menoleh pada Lucy. Ternyata yang terganggu tidak hanya dirinya. "Iya, abis ini sekalian gue lempar dia ke tumpukan jerami."

Waktu berlalu hingga jam dinding di kelas menunjukkan pukul 10.00 a.m., kemudian disusul suara lonceng tanda waktu istirahat tiba yang menggema di setiap kelas. Guru Matematika yang kerap disapa pak Joel itu lantas segera mengakhiri sesi pembelajaran dan keluar kelas tepat waktu.

"Heran banget gue sama kelas Matematika. Harus banget ada guru pengganti? Harus banget ngajarinnya pake basing?"

Erik berkata lantang, tak lama terdengar suara tawa dari Aaron, Felix, dan Freedy.

"Curiga kata orang-orang tentang guru Matematika bakal tetep datang walau hujan badai beneran ada?!" seru Felix kemudian laki-laki itu tertawa keras setelahnya.

"Bukan curiga lagi, emang beneran itu, mah! Banjir bandang aja tetep masuk. Apalagi guru killer. Jalan buntu semisal tiba-tiba ngalangin jalannya, pasti tetep datang ke sekolah. Tau gimana lewatnya," kata Aaron yang dihadiahi tawa brutal ketiga temannya yang lain.

"Kalo jalan buntunya tembok, pasti dilompati." Freedy menambahkan. "Motornya angkut sekalian."

"Sial." Devian tak dapat menahan tawanya berada di antara keempat orang tersebut.

"Guru Matematika, guru Matematika. Jasamu sungguh berjasa," kata Aaron dengan suara dibuat ala-ala membaca puisi ketika lomba.

"Damn, apaan jasamu berjasa, gak bisa buat kata-kata lo, Ron!" sungut Freedy.

"Damn"

"WOI, ADA ANAK BARU CEWEK!!"

Seruan heboh bersamaan dengan bunyi gebrakan pintu mengalihkan perhatian seisi kelas. Terlihat seorang laki-laki asing menginformasikan hal tersebut, lalu keluar kembali dengan berlari tergesa untuk menginformasikan kelas-kelas lain.

Seisi ruangan IPA 1 lantas berbondong-bondong keluar kelas. Caroline menatap orang-orang itu dengan bingung. Ia jadi penasaran, jika diperhatikan oleh sebanyak itu sama spesies laki-laki, apakah si anak baru perempuan yang dimaksud akan biasa saja? Siapapun pasti risi!

SMA CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang