“Menjalani hari-hari dengan memuaskan hati orang lain sementara diri sendiri terluka, sakit bukan?”
️✍️✍️✍️
Setelah rapat selesai, Nadia dan Kennedy tidak langsung meninggalkan ruang OSIS.
Hal pertama yang mereka lakukan adalah merapikan ruangan itu. Nadia menyapu sementara Kennedy menyusun kursi-kursi. Dapat dibilang bahwa kedua orang ini benar-benar menjalankan tugas mereka dengan baik di satu bulan pertama menjabat sebagai pengurus OSIS.
"Nad, kamu yakin kegiatan rutin Star Club untuk refreshing tiap akhir bulan akan dihapus?" tanya Kennedy sambil mengelap meja.
Nadia mengangguk. "Iya. Itu, kan, masih usulan dalam rapat tadi. Pembahasan tentang itu nanti dibahas di rapat selanjutnya."
"Terus mau diganti dengan apa?"
"Kegiatan bakti sosial dengan melibatkan Sean dan teman-temannya," jawab Nadia yang membuat Kennedy sedikit bingung.
"Sean dan teman-temannya?"
"Iya, soalnya mereka udah sering bantu-bantu orang gitu. Mereka cocok buat gabung dalam kegiatan ini."
"Loh, kamu mau masukin mereka di Star Club?"
Nadia menggeleng sehingga membuat Kennedy tambah bingung. "Mereka gak bergabung. Aku hanya melibatkan mereka di kegiatan itu. Dan untuk kegiatan Bebas Belajar, ada juga perubahan yang akan aku usulkan."
"Apa lagi, Nad? Astaga! Kamu mau ubah semuanya?"
"Kalau bisa, iya."
"Nad, kamu kenapa, sih?"
"Ya, kenapa?" Nadia menatap Kennedy heran. "Aku pemimpin di sini. Aku punya hak, dong, untuk mengusulkan sesuatu bahkan untuk mengubah sesuatu jika diperlukan?"
"Kamu emang pemimpin. Tapi, kenapa kamu melibatkan perasaan dalam tanggung jawab kamu?"
"Maksudnya?"
"Kamu sengaja melakukan itu karena Arvin, 'kan?"
Nadia terdiam. Sebenarnya dia melakukan semuanya bukan sepenuhnya karena Arvin. Tapi, ini juga untuk mengatasi Star Club akan semakin dibenci oleh siswa-siswi SMA Merdeka.
"Iya. Arvin, kan, adalah siswa di sekolah ini. Aku juga lakuin ini untuk Gaby, Cinta, Kak Marsha, dan semuanya yang adalah bagian dari SMA Merdeka."
"Nad—"
"Ken, gini, ya. Aku gak akan ambil keputusan sendiri nanti. Aku hanya akan mengusulkan. Kalaupun gak diterima, ya udah. Tapi, aku pastikan usulanku ini yang terbaik untuk semuanya."
"Oke, siap, Bu Ketos." Kennedy akhirnya patuh.
"Oh, ya. Aku akan bicarakan dengan Pak Roy untuk membuka sesi konseling siswa. Dan penanggungjawabnya adalah Sean dan teman-temannya. Ini bukan di program Star Club, tapi di program OSIS. Kamu temenin aku, ya?"
"Kamu gak memikirkan alasan apa yang akan kamu berikan kepada Pak Roy? Pasti Pak Roy bingung kenapa kamu melibatkan mereka di program baru kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arvin & Nadia
Teen Fiction[SELESAI] Tentang Arvin dan kehidupannya yang hancur; tentang Nadia dan dunianya yang hilang; tentang Arvin dan Nadia yang tanpa sadar telah menjalin hubungan yang tidak seharusnya terjalin. "Kita adalah dua hati yang dipersatukan untuk menciptakan...